NABIRE – Ketua tim penerjemah Alkitab bahasa Pendeta Doktor Henok Bagau, M.Th kepada media ini menceritakan proses perjalanan mereka sejak 2008 hingga saat ini.
“Proyek ini kami mulai dari tahun 2008, target kami dari awal itu tahun 2018 itu sudah berakhir tetapi dengan berbagai tantangan dan hambatan yang kami hadapi terutama kekurangan biaya sehingga sekarang sampai tahun 2022 dan targetnya selesai tahun 2028 itu sudah finis,” ujarnya, Minggu (12/7/2022).
Lanjutnya dengan menambahkan sedikit sejarah penerjemahan Alkitab bahasa Moni “Jadi proyek penerjemahan ini bukan baru kami kerja tetapi yang pertama dikerjakan oleh keluarga Bill Cuts itu orang tuanya Jhon Cuts yang bertugas di Hitadipa. Mereka memulai proyek penerjemahan Alkitab dalam bahasa Moni ini mulai sejak tahun 1962 sampai 1987 itu sudah dicetak Alkitab Perjanjian Baru dalam penerjemahan yang utuh dari Matius sampai Wahyu tetapi Perjanjian Lama dari Kejadian sampai Maleakhi itu mereka kerja 45% sedangkan 55% itu belum dikerjakan karena Visa pelayanan keluarga Bill Cuts di tanah Moni dan di Indonesia sudah berakhir sehingga mereka sudah berangkat ke Amerika dan dalam jangka waktu 1987-2008 itu belum kita memulai tetapi pada 2008 kami memulai proyek ini dan kami tidak hanya kerja sendiri tetapi kami direkomendasikan oleh 10 daerah.
Henok juga tak lupa menjelaskan proses terbentuknya tim penerjemah Alkitab bahasa Moni yang direkomendasikan oleh gereja 10 wilayah di Intan Jaya.
“Mereka sudah tandatangan berikan rekomendasi kepada kami tim. Timnya terdiri dari kami 6 orang saya sendiri Henok Bagau sebagai ketua, pendeta Petrus Holombau sudah almarhum, pendeta Yeremia Zanambani sudah almarhum juga, pendeta Hosea Selegani, pendeta Linus Joani dan Ibu Lewina Tipagau kami aktif kerja sampai dengan tahun ini,” jelasnya.
Dari pekerjaan yang mereka telah lalui di tahun 2022-2023 target mereka iyalah menyelesaikan 3 kitab.
“Jadi tahun ini yang menjadi sasaran proyek kami tahun 2022-2023 adalah kami akan kerja kitab Yehezkiel, Yeremia dan Kitab Penghotbah. Dalam hal itu yang kami datang ke Nabire, karena sebagian besar suku Moni ada disini juga pemerintah Intan Jaya yang sudah pindah disini karena berbagai masalah di daerah. Itu sebabnya kami datang memohon dukungan doa, dana untuk mendukung proyek penerjemahan ini. Dalam presentasi proyek penerjemahan ini tidak hanya untuk 1 denominasi gereja tetapi untuk umum karena Alkitab merupakan kebutuhan dasar orang Kristen, itu sebabnya kami sudah mengundang 3 denominasi gereja di Intan Jaya untuk meminta dukungan doa dan dana dari jemaat Tuhan,” ungkap Henok.
Dari hasil presentasi yang dibawakannya diketahui peserta yang hadir memberikan 3 keputusan untuk menunjang proses pekerjaan penerjemahan Alkitab bahasa Moni.
“Sebagai reaksi dari presentasi ini ada 3 hal yang menjadi keputusan dari peserta yang hadir pertama harus buat janji iman, kedua jemaat akan adakan kotak persembahan untuk penerjemahan Alkitab dan ketiga anggota dewan akan mendukung dengan proposal dari tim penerjema,” terangnya.
Dirinya juga percaya bahwa pemerintah daerah akan mendukung tim penerjemah Alkitab bahasa Moni yang sedang dikerjakan saat ini.
“Harapan kami baik jemaat, kaum profesional dan Pemerintah mereka pasti mendukung kami secara 100%,” harapnya.
Disamping itu Wakil Ketua DPRD Kabupaten Intan Jaya Marten Tipagau, S.Sos yang diketahui selama ini bekerja sendiri untuk mencetak Alkitab bahasa Moni dan disuplai ke daerah Intan Jaya juga sedikit menceritakan tentang penyerahan file Alkitab kepada dirinya oleh orang misionaris.
“Tahun 2015 misionaris Alkitab yang ada bahasa Moni ini sebagaimana tadi sudah dijelaskan bahwa dari Bill Cuts serahkan ke Nona Lois setelah dia mau pulang filenya serahkan ke saya. Apa yang mereka kerja tahun 90-an sampai dengan tahun 2015 mereka pulang sampai dengan hari ini saya masukkan dan sudah cetak yang sudah ada itu sekitar 28 ribu Alkitab yang sudah keluar dan sudah suplai ke daerah-daerah yang ada di Intan Jaya. Dan Alkitab ini juga bukan untuk 1 suku saja atau 1 denominasi, siapapun bisa pakai entah dari denominasi Katholik, Kimi dan Advent juga,” terangnya.
“Terus suku lain yang mau tau bahasa Moni bisa belajar saya senang juga setelah 8 tahun saya suplai Alkitab ini, pak Henok Bagau dan teman-temannya Tim kerja ini mereka selesai pasti mereka menjadi 1 kekuatan yang besar untuk suku Moni. Sehingga untuk sementara dari misionaris sampai dengan hari ini, besok dimana tim ini selesai disitu tugas saya selama ini saya suplai Alkitab,” tambah Marten.
Marten juga mengakui bahwa Alkitab bahasa Moni yang dicetaknya masih kurang karena belum disempurnakan dan mengatakan juga bahwa Alkitab bahasa Moni juga sudah diaplikasikan sehingga bagi masyarakat umum untuk bisa mendownload aplikasinya dan bisa digunakan di handphone pribadi.
“Dan untuk suku Moni ini Alkitab sudah digabungkan tetapi masih kurang karena pasal-pasal yang kurang tim kerja yang tadi sudah diwawancarai mereka akan kerja, setelah Alkitab ini utuh baru disitu Alkitab dalam bahasa Moni akan sempurna. Saya merasa senang karena 1 hal juga Alkitab bahasa Moni sudah diaplikasikan jadi digital dan bisa dibuka di hp bukan hanya suku Moni saja tetapi saya kerja suku Dani, Nduga, Damal, Mee dan suku Anam yang ada di kepala burung Sorong saya sudah aplikasikan jutaan orang yang buka di hp dan menggunakan berarti itu kebanggaan kami,” ujarnya.
“Saya juga senang dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada di depan kami ini dan harapan saya tim kerja yang ada di depan kami ini kalau kita tidak topang Alkitab Moni yang sempurna kami akan tidak ketemu lagi. Maka harapan saya sebagai DPR silahkan tim ini buat proposal. Dan kita minta mereka yang kerja ini umur panjang kesehatan yang baik dan bisa kita sama-sama bisa mendatangkan uang agar cara bagimana mereka kerja Alkitab ini dengan cepat,” lanjutnya lagi.
Ia juga menyampaikan pesan agar tim penerjemah Alkitab bahasa Moni untuk terus bekerja hingga selesai dan dirinya bersama lembaga DPRD akan mendorong ke pemerintah agar ada perhatian pemerintah daerah Kabupaten Intan Jaya.
“Pesan untuk tim walaupun berbagai masalah dari tahun 2008 sampai dengan hari ini 2022 banyak orang yang Tuhan panggil dari tim itu tapi mereka fokus. Semangat yang Tuhan berikan pada bapak ibu hari ini kita susah tapi 100 tahun kedepan, Gereja dan generasi akan cerita bahwa pekerjaan besar yang orang tua kami kerja itu ini. Maka dengan semangat yang ada kerja untuk Tuhan, kerja untuk suku Moni kerja untuk Tuhan dan kami siap topang,” pesan Marten.
Mewakili kaum Intelektual Melinus Kobogau yang juga berada di tempat mengatakan mendukung setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh tim penerjemah Alkitab bahasa Moni.
“Ini pertama kali dipresentasikan penerjemahan Alkitab bahasa Moni ditempat ini, sehingga kami salut dan bangga dari semua kaum profesional, intelektual dan parah tokoh yang hadir disini. Saya selaku intelektual dan juga anggota DPR sangat mendukung apa yang sedang dikerjakan oleh tim penerjemah Alkitab bahasa Moni yang sudah lama bekerja walaupun banyak tantangan yang dihadapi tetapi masih eksis sampai saat ini,” ungkapnya.
Ia juga tak lupa menyampaikan terimakasih kepada Marten Tipagau yang telah berinisiatif sendiri untuk mencetak Alkitab bahasa Moni dan telah menyalurkan kepada masyarakat Intan Jaya.
“Saya juga ucapkan terimakasih kepada wakil ketua I DPRD Intan Jaya yang mau mendorong dan mendukung pelayanan dengan kerjasama dengan LAI dan mencetak Alkitab bahasa Moni dan sudah di distribusikan ke daerah, ini merupakan langkah awal yang baik,” terangnya.
Diakhir Melinus berharap adanya dukungan dana kepada tim penerjemah Alkitab bahasa Moni dari Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya.
“Kita semua juga mendukung tim penerjemah Alkitab yang bekerja keras selama ini. Kami juga berharap Pemerintah Daerah bisa melihat persoalan ini agar Alkitab bahasa Moni bisa disempurnakan,” tutupnya.
(Admin)