INTAN JAYA – Tanggal 15 Februari 2023 Pemerintah Kabupaten Intan Jaya bersama DPRD diketahui telah mengirim sebanyak 14 siswa ke Bogor.

Dari Intan Jaya awalannya diberangkatkan sebanyak 10 siswa namun ada penambahan lagi 4 orang jadi jumlah keseluruhan siswa yang dimasukkan ke Yayasan Alirena sebanyak 14 orang agar melanjutkan pendidikan khususnya tingkat SD dan SMP.

Alasan pengiriman 14 siswa tersebut diketahui karena daerah Kabupaten Intan Jaya yang rawan konflik dan menjadi sebuah terobosan yang luar biasa dari PJ Bupati Intan Jaya Apolos Bagau, S.T.

Selain rawan konflik sejak 2019 hingga 2023. Kabupaten Intan Jaya juga mengalami kemunduran khususnya di bidang pendidikan akibat konflik yang berkepanjangan selama ini. Hal itu tentu menyebabkan usia dini hingga umur produktif anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak jadi terhambat.

Mengingat hal tersebut akan menghambat proses anak dalam mendapatkan pendidikan layak. Pj Bupati, Dinas Pendidikan, Bappeda, Asisten 1 bersama DPRD Kabupaten Intan Jaya telah berinisiatif baik untuk mengirim anak usia dini agar mendapatkan pendidikan yang lebih layak diluar Papua.

Hal itu tentu untuk mewujudkan UU 31 ayat 1 yang berbunyi, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Bahkan pasal 2 mewajibkan pemerintah untuk membiayai pendidikan dasar.

Dalam pengiriman siswa sebanyak 14 orang tersebut ke yayasan Alirena diketahui pemerintah telah menganggarkan anggaran sebesar Rp. 4.386.390.256,00 ( empat miliar tiga ratus delapan puluh enam juta dua ratus lima puluh enam ribu rupiah) yang bersumber dari dana Otsus tahun anggaran 2023.

Anggaran pengiriman hanya 14 siswa ke Yayasan Alirena tersebut hampir sama dengan bantuan pendidikan untuk mahasiswa Intan Jaya se Indonesia yang juga mendapatkan 4 miliar rupiah.

Belum diketahui pasti anggaran sebesar 4 miliar lebih tersebut digunakan untuk membiayai apa saja, sebab rilis yang pernah dibuat Majalah Kribo tidak dijelaskan secara rinci terkait anggaran yang digunakan serta nama-nama siswa yang dikirim seakan-akan itu menjadi sebuah rahasia Pemda.

Hanya mengirim 14 siswa dengan nominal Rp. 4.386.390.256,00 ( empat miliar tiga ratus delapan puluh enam juta dua ratus lima puluh enam ribu rupiah) merupakan hal yang tidak wajar.

Mahasiswa asal Kabupaten Intan Jaya yang ada di se Indonesia itu sebanyak 700-an mahasiswa hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp. 4 miliar rupiah itu sudah terhitung biaya pemondokan, bantuan mahasiswa dan jurusan langka.

Semoga anggaran Rp. 4.386.390.256,00 dari dana Otsus tersebut benar-benar disalurkan seutuhnya ke Yayasan Alirena dan tidak terkesan dimanfaatkan oleh oknum. Dan semoga dalam pengiriman siswa ke Yayasan Alirena di Bogor tersebut tidak merugikan anggaran negara.

Indeks Pembagunan Manusia (IPM) di Provinsi Papua tahun 2022 mencapai 61,39. Jika dibandingkan dengan Provinsi diluar Papua, jauh dari kata cukup, dibawah rata-rata untuk membangun Papua, padahal Papua diberikan perhatian khusus dari Negara (Otsus), mestinya IPM kita lebih tinggi dari Provinsi lain diluar Papua.

Pendidikan menjadi hal yang penting untuk membangun bangsa, kompetensi dalam hal apapun dasarnya adalah pendidikan yang baik, ditambah lagi setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang sama sesuai hukum yang disebutkan diatas.

Sehingga perlu adanya tingkat kejujuran yang baik dan transparansi dari aktor-aktor daerah di Papua untuk memajukan Papua dalam hal apapun, lebih khususnya di bidang pendidikan, efektifitas pada pembagian dana juga menjadi salah satu hal penting dalam membagun Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua untuk kemajuan orang Papua dan bangsa.

(Admin)

Share this Link

Comments are closed.