FAKFAK – Sejak Inspektur II Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan tiba di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Kajari Fakfak Nixon Nikolaus Nilla, SH, MH. Kajari terkesan makin tertutup bagi wartawan untuk meliput.
Lebih ironisnya lagi, seorang wartawan yang hendak liput apel pencanangan zona integritas penguatan komitmen bersama menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dikantor kejaksaan Negeri Fakfak, dilarang meliput bahkan diusir oleh Kepala Kejaksaan Negeri Fakfak.
“Saya pada hari selasa kemarin meliput di Kejaksaan Negeri Fakfak, untuk bertanya terkait dengan adanya Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan yang tidak di Fakfak. Ada Info beredar di masyarakat kalo Kajari Fakfak ikut di Periksa. Nah tadi pagi ini, saya meliput Apel WBK dan WBBM tapi waktu di kantor kejaksaan, Kajari tiba-tiba teriak dengan nada keras, itu siapa? Keluar, pergi ke pos penjagaan. Usai teriak saya, ia juga teriak petugas piket dengan nada keras piket hari ini saya pecat kalian,” ungkap Ronald Josef wartawan yang diduga dilarang meliput Rabu, (22/02/23) pagi.
Ronald mengatakan, Kajari Fakfak tidak Profesional. Seharusnya Kajari dan wartawan menjadi mitra dalam melaksanakan pekerjaan. Kajari dianggap takut menghadapi wartawan.
“Seharusnya media jadi teman kerja dia. Itu informasi dikalangan masyarakat terkait dengan adanya pemeriksaan terhadap Kajari oleh tim kejaksaan agung itu panas, sebagai pilar demokrasi, kita wajib mencari alasan apa yang membuat dia di periksa dan kami bisa memberitakan. Ya UU Pers itu sudah jelas,” ujarnya.
Tambahnya, “Saat inikan banyak informasi di masyarakat ada informasi terkait dengan pemeriksaan Kasus Dugaan Korupsi Dana Hiba KPU Fakfak yang dianggap tidak koporatif saat menetapkan tersangka, maka tim dari Kejaksaan Agung tiba di Fakfak atau pun ada info liar dimasyarakat lagi katanya ada sejumah Pejabat bahkan Pengusaha yang diduga melakukan Miras di Rumah milik negara (rumah dinas Kajari)
Di akhir Ronald juga mengaku bahwa Kajari mulai tertutup terhadap wartawan sejak kasus dana hibah KPU dan para pengusaha beserta beberapa Pejabat Kabupaten Fakfak diduga mengkonsumsi Miras di rumah Negara.
“Nah, sejak kasus itu muncul, dia kajari Fakfak itu seperti tertutup dengan media,” tutupnya.
(Admin)