Intan Jaya, majalahkribo.com — Insiden penembakan yang menewaskan tiga warga sipil di sekitar Kampung Galunggama, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, pada Rabu dini hari (18/6/2025), menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Gereja Katolik.
Pastor Yanuarius Yance Wadogouby Yogi, Pr., selaku Pastor Dekan Moni Puncak Jaya (Mopunja) Keuskupan Timika, menegaskan bahwa ketiga korban adalah warga sipil murni yang merupakan umat Katolik dari Stasi Galunggama. Ketiga korban tersebut yakni Alfons Kobogau (20), Isak Kobogau (43), dan Yohanes Tipagau (40).

Pastor Dekan Dekenat Moni Puncak Jaya, P. Yanuarius Yance Wadogouby Yogi, Pr bersama tim saat menyampaikan keterangan pers. (Tangkapan layar video)
Pernyataan itu disampaikan Pastor Yance dalam sebuah video berdurasi 7 menit 41 detik yang diterima pada Minggu (22/6/2025). Dalam video tersebut, Pastor Yance menjelaskan bahwa dirinya bersama tim pastoral dan tim penanganan konflik yang ditunjuk langsung oleh Bupati Intan Jaya telah mengunjungi lokasi kejadian dan melihat langsung kondisi masyarakat.
“Saya bersama tim pastoral dan tim dari pemerintah kabupaten telah turun ke Galunggama. Kami melihat langsung bahwa ketiga korban yang tewas adalah benar-benar masyarakat sipil. Mereka adalah umat dan keluarga kami sendiri,” ujar Pastor Yance.
Menurutnya, akibat kejadian tersebut, banyak warga di sekitar lokasi telah mengungsi ke kompleks Gereja Katolik Galunggama untuk mencari perlindungan. “Kami menyaksikan sendiri masyarakat berada dalam ketakutan. Mereka mengungsi dan meninggalkan rumah karena tidak merasa aman,” tambahnya.
Pastor Yance mengutuk keras tindakan kekerasan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil. Ia juga mengajak seluruh pihak, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, dan pemerintah daerah, untuk bersatu menolak kekerasan.
“Kami semua mengutuk keras siapapun yang mengorbankan nyawa manusia, apalagi jika korbannya adalah warga sipil yang tidak bersalah. Ini tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” tegasnya.
Pastor Yance juga meminta masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang tidak disertai bukti. Menurutnya, penyebaran hoaks hanya akan memperkeruh situasi keamanan yang sudah genting di Intan Jaya.
“Saya minta semua pihak menahan diri. Jangan menambah situasi menjadi lebih parah. Mari kita jaga kedamaian dan mencari solusi bersama demi masa depan yang lebih baik,” imbuhnya.
Kronologi Insiden
Informasi dari warga menyebutkan bahwa pada Rabu dini hari, 18 Juni 2025 sekitar pukul 02.30 WIT, satuan militer non-organik diduga memasuki wilayah Kampung Gamagae, Bulapa, dan Yoparu di Distrik Sugapa. Aparat tersebut dilaporkan masuk melalui tiga jalur berbeda, yakni dari arah sungai Waeabu, Mimiabu, dan Bulabu menuju Yoparu dan Gamagae.
Sekitar pukul 04.15 hingga 07.30 WIT, terdengar rentetan tembakan dari arah Kampung Bulapa. Warga yang berada di Kampung Bulapa langsung melarikan diri ke hutan, sementara masyarakat dari Kampung Yoparu mengungsi ke halaman Gereja Katolik Galunggama untuk mencari perlindungan.
Dalam laporan yang diterima media, ketiga korban ditemukan tewas di halaman rumah mereka di Kampung Mimitapa, tak jauh dari lokasi kejadian.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI terkait insiden ini.
Pastor Yance dan tokoh-tokoh lokal lainnya berharap tragedi serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Ia menegaskan bahwa Intan Jaya adalah rumah bersama yang harus dijaga dengan damai.
“Cukup sudah. Jangan ada korban berikutnya. Mari hentikan penembakan terhadap warga sipil dan kembalikan rasa aman kepada masyarakat,” pungkasnya