“Kitorang mulai terpengaruh hingga terbiasa dengan pesta joget, miras dan sex bebas, tak dapat dipungkiri inilah yang sekarang sedang berlangsung.”

Oleh: Ellias Hindom

Terasa jauh berbeda melihat dinamika yang berlangsung saat ini, generasi muda telah banyak mengalami pengaruh yang luar biasa. Kitorang semua pasti menginginkan perubahan, sebuah perkembangan akan perubahan baru. Perubahan yang diinginkan ini bukan saja diterima dari satu sisi namun di berbagai aspek kehidupan manusia tentu dapat menerima sebuah perubahan. Layaknya perubahan-perubahan ini dari segi ekonomi, sosial, politik dan budaya menjadi penting untuk menerima penyesuaian baru untuk berkembang lebih maju. Dengan demikian proses yang dapat dimulai harus dilakukan dari tingkat paling rendah yakni keluarga atau individu hingga kelompok yang dapat bergerak secara kompak berdasarkan nilai-nilai dan asas kehidupan yang baik guna menuju suatu perubahan.

Kehidupan lama telah mengalami banyak perubahan yang dilalui dari setiap proses aktivitas manusia itu sendiri. kebiasan-kebiasan yang berada dalam masyarakat secara spontan juga memiliki perbedaan dari yang lama mulai beralih pada suatu keadaan yang baru, hal ini terus berlangsung meninggalkan cara yang dahulu dilakukan. Tentu cara yang dialami masyarakat tidak saja dengan model yang sama atau mempertahankan keadaan tersebut, sebab proses-proses yang berlangsung itu datang dan juga dipengaruhi oleh satu orang ke orang lain, dari suatu aktivitas ke aktivitas lain hingga terus berlanjut. Tidak ada yang dapat berhenti atau mencapai satu puncak perubahan yang dimaksud lalu diam begitu saja, tetapi semua akan bergerak tiada henti dengan demikian segala hal yang kita lakukan dapat dilihat mulai berbeda dan mengalami perubahan. Sebab kehidupan manusia tidaklah statis yang selama ini dialami, namun semua yang terjadi bisa secara spontan dilakukan bahkan juga ada yang terstruktur itulah yang dimaksud bahwa proses yang terjadi adalah aktivitas manusia yang sifatnya dinamis.

Dalam sebuah negara tentu memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakatnya dalam setiap urusan politik, ekonomi, budaya dan agama. Negara memiliki kewajiban untuk mengurus dan mengatur masyarakatnya, perlakuan ini tidak serta merta dilakukan secara sepihak. Perkembangan sosial menjadi perhatian negara dengan memberikan pelayanan serta ruang beraktivitas untuk masyarakat sebagai pendukung untuk menciptakan perubahan. Perhatian tersebut tentu dilakukan dengan maksud baik untuk mencapai masa depan yang lebih baik pula. Jika tidak demikian maka kita akan menghadapi tantangan hingga konflik yang terus lahir. 

Kalangan muda menjadi target utama implementasi perubahan yang dilakukannya dari skala kecil hingga konsep yang lebih besar. Untuk mengukur capaian peran generasi muda dalam aktivitasnya apakah berpotensi mewujudkan perubahan ataukah tidak. Contoh kasus yang dapat diambil ini merupakan realitas terhadap generasi muda di daerah kabupaten Fakfak yang berlangsung selama ini. 

Masyarakat Fakfak jauh sebelumnya hidup dalam kondisi yang harmonis, tidak memicu konflik secara spontan, hal ini ditandai oleh toleransi beragama yang berhubungan baik, berpegang pada adat istiadat yang masih erat hingga hari ini. Hubungan antara marga, kelompok tertentu, keluarga hingga secara individu. Aktivitas sosial yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian mengalami kekompakan dalam setiap kerja-kerja yang dilihatnya besar maka perlu dilakukan gotong royong (kerja sama), hal ini terlihat jelas dalam perekonomian masyarakat Fakfak yang mayoritas memiliki dusun pala, sehingga pada saat panen buah pala juga ditandai dengan kerja sama. Pekerjaan pembangunan rumah warga itu juga dilakukan secara bersama, pesta adat hingga pesta keagamaan dilakukan dengan jiwa toleransi yang besar. Kekompakan ini menjadi sebuah tradisi orang Fakfak yang selalu dipegang, dan dalam dinamika politik yang dilakukan untuk hal apapun juga diambil bersama dalam setiap mengambil keputusan.

Uraian diatas secara singkat menggambarkan keadaan sosial masyarakat Fakfak yang berlangsung sebelum masuknya teknologi modern yang sifatnya instan diterima masyarakat luas tanpa ada pemberitahuan atau memberikan prosedur layaknya pengguna dapat memahami maksud dan tujuan dari kehadiran teknologi dan digitalisasi dalam mengikuti perkembangan dunia modern. Perjalanan hari ini mulai terdapat keadaan baru yang mulai meruntuhkan kondisi sosial masyarakat melalui generasi muda dengan adanya perkembangan teknologi dan digitalisasi yang diterimanya tanpa ada implementasi terbuka atau sosialisasi oleh pemerintah (negara). Dari pembahasan singkat ini menjadi perhatian serius di masa kini, tetapi tidak banyak yang mau menuliskannya untuk menyampaikannya pada generasi bahwa inilah yang terjadi dan telah mengalami pergeseran terhadap kebiasaan yang ditinggalkan oleh orang tua kita sebelumnya. Pesan-pesan bermakna yang harus dijaga atau digunakan disaat tertentu pun terabaikan begitu saja. Dalam keluarga atau bahkan pada marga yang dilakukan dalam aktivitas kecil hingga besar pun tidak terjadi kekompakan. Kehidupan bertoleransi maupun sifat kasih yang menjadi tabiat orang Fakfak pun mulai mengalami pengaruh yang berpotensi hidup bermasyarakat menjadi terkotak-kotakan. 

Dari semua ini yang menjadi tolok ukur dengan menghadapi situasi perkembangan modern adalah generasi muda. Sikap kita harus mampu dan terus mengasah cara berpikir guna menyikapi kencangnya arus dunia modern dengan tidak mengurangi tradisi yang bermakna tetapi bagaimana pikiran-pikiran muda itu dikolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang lebih sinergis untuk menciptakan perubahan. Perubahan sosial masyarakat Fakfak yang terjadi saat ini bagi penulis bahwa secara keseluruhan yang dimaksudkan oleh agent of change yang menjadi tolok ukur itu belum berada dalam suatu konsep bersama yang dimiliki generasi muda untuk menata sebuah perubahan atau bahkan lahirnya inisiatif jiwa membangun itu tidak ada pada kesadaran diri baik itu individu maupun kelompok.

Sangat memberikan perhatian serius dengan melihat dinamika yang tengah berlangsung, kerap kali hal ini diterima setiap kalangan muda adalah hal baru bagi mereka dengan kehendak ingin mencoba setiap kebiasaan baru atau bahkan menerima suatu keadaan tanpa mempertimbangkan dampaknya yang akan terjadi. Di Setiap hajatan kecuali duka, pasti berujung dengan pesta joget dan miras. Kedua hal ini sudah menjadi satu bagian yang sulit dipisahkan. Disamping itu peredaran sex bebas juga ikut menyesuaikan bersama dialamnya. Ketiga bagian ini kini menjadi cepat berkembang dengan adanya perkembangan teknologi dan digitalisasi. Android menjadi alat utama untuk informasi terhadap ketiga hal tadi yakni pesta joget, miras dan sex bebas. Bagian ini yang menjadi tren dikalangan muda sekarang. 

Pesta Joget ini secara garis besar yang saya ketahui sebelumnya adalah berawal dari sebuah hajat seperti pernikahan, perayaan ulang tahun dan mungkin saja akhir dari kegiatan bersama yang kemudian memutuskan untuk mengadakannya. Tetapi kini yang terjadi justru lebih dari yang disebutkan tadi seperti hajat kecil dalam kegiatan keagamaan yang dilakukan saat pemotongan rambut (muslim), permandian (nasrani) yang diadakan terhadap usia dini, anak-anak dan dewasa. Kemudian pada pesta adat seperti membayar harta dari pihak laki-laki ke pihak perempuan yang biasanya diselingi atau diakhiri dengan tarian adat, tetapi kini berujung dengan pesta joget versi kalangan muda “tenda biru (acara)”. Mirisnya lagi dengan ada kedukaan yang selang beberapa hari saja, tetapi ketika ada hajatan seperti diatas tadi itu tidak menutup kemungkinan pesta joget itu pasti dilakukan. Padahal hubungan kekeluargaan masih erat namun keadaan seperti demikian tadi tidak dapat dipungkiri. Pesta joget kini dapat disimpulkan menjadi suatu budaya baru yang dimiliki oleh generasi sekarang. Hal ini memberikan dampak negatif yang luar biasa masif terjadi pada kalangan muda. Sehingga tidak heran jika saat ini ada terjadi perbedaan cukup drastis yang tidak memberikan dampak baik terhadap pembangunan sumber daya manusia.

Miras atau minuman keras menjadi terkenal dan dikuasai oleh kalangan muda, padahal miras selalu menjadi problem utama dari sekian kekerasan yang juga menimbulkan kematian. Penggunaan miras sendiri tidak dikonsumsi berdasarkan anjuran produksi, atau dikonsumsi secara teratur namun telah menjadi kebiasaan dalam setiap aktivitas. Sering kali mengalami penolakan kehadiran minuman keras dan juga produksi minuman lokal oleh masyarakat sendiri karena telah memberikan dampak negatif yang begitu luar biasa, tetapi tidak dihiraukan oleh pihak yang berwajib bahkan jalur perdagangan miras mempunyai akses yang tidak terkontrol hingga bebas dicapai setiap pengguna. Realitas hari ini terlihat hampir sebagian besar aktivitas mulai dari pekerjaan yang melibatkan banyak orang baik itu dalam pembangunan, musim panen pala, hajat-hajat keluarga bahkan dalam kedukaan yang biasanya pada saat penghiburan itu semua selalu disemangatkan dengan minuman keras atau minuman lokal. Dahulunya dikonsumsi oleh kalangan orang tua, namun saat ini sudah tercemar dikalangan anak-anak hingga yang muda-mudi. Bukan saja laki-laki tetapi juga terhadap para perempuan, dengan demikian miras menjadi kategori umum untuk dikonsumsi dan bebas yang kemudian melahirkan banyak persoalan baru tumbuh berkembang pesat.

Hubungan seksual merupakan sesuatu hubungan antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan pada saat waktu tertentu sesuai dengan perkembangan atau tingkat kesuburan antara keduanya. Fakta yang terjadi hari ini, banyak pertumbuhan penduduk yang diproduksi secara tidak teratur. Hubungan seksual kini telah dinikmati mulai dari kalangan remaja yang makin tersebar luas bahkan tidak terkontrol antara keduanya yang tidak menyadari akan hubungan tersebut yang akan memicu dampak bagi mereka dalam masa pertumbuhannya, kemudian mempengaruhi aktivitas pendidikan dan sebagainya. Mirisnya lagi saat ini banyak kalangan pelajar dan mahasiswa yang mencari uang saku, uang buku, makan dan juga pembayaran sekolah atau tempat tinggal kosnya itu dilakukan dengan menjual harga dirinya. Temuan ini barangkali belum diketahui oleh banyak orang namun sudah menjadi aktivitas mencari uang dengan cara yang sebenarnya tidak harus dilakukan dengan berhubungan sex untuk menjawab kebutuhannya. Tidak hanya terjadi pada tempat tertentu seperti bar atau tempat sex yang kita tahu, namun hal ini sudah menjadi tempat pelarian kalangan remaja dan pemuda bukan saja menikmati nafsu seksual tetapi menjadikannya sebagai alat untuk menjawab kebutuhan. Hubungan seksual menjadi terpelihara dalam setiap aktivitas yang juga bermula atau sering terjadi dari keduanya yang telah dibahas yaitu pada pesta joget dan juga konsumsi minuman keras dan minuman lokal. Akhirnya tidak heran ketika kita melihat seorang remaja pada masa pertumbuhannya yang sebenarnya masih butuh beberapa tahun lagi tetapi kini sudah hidup berkeluarga, ada juga yang menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga (perselingkuhan). Dengan demikian hari ini kita melihat perkembangan penduduk semakin meningkat yang disebabkan terjadinya hubungan seksual yang tidak teratur atau sesuai usia tertentu dan juga membawa dampak bagi kehidupan baru mereka kedepan. 

Itulah realitas secara garis besar yang terjadi saat ini di kalangan muda pada daerah Fakfak. Sayangnya, melihat kondisi seperti ini hanya sedikit orang yang merasa prihatin. Pemerintah daerah pun tidak mampu mengatasinya dengan menyiapkan alternatif atau strategi guna menyelesaikan ketiga persoalan tersebut. 

Akar dari persoalan ini adalah perkembangan modern “teknologi dan digitalisasi” yang diterima tidak dengan pertimbangan tertentu atau penyesuaian dengan mencari tahu posisi baik dan buruk (untung dan rugi). Disisi lain yang merupakan akar persoalan ada banyak hal yang dapat menyebabkan sehingga terjadinya ketiga contoh kasus diatas, namun yang menjadi fokus disini ialah pengaruh dari perkembangan teknologi dan digitalisasi dunia modern yang secara paksa dihadirkan ditengah masyarakat tanpa memberikan pemahaman terlebih dahulu. Kalau dilihat kondisi ini diakibatkan dari hegemoni kekuasaan pemerintah (negara) Indonesia terhadap orang Papua dengan memberikan proses pembiaran yang secara tidak langsung sedang membunuh karakter kita.

Pengaruh teknologi dan digitalisasi telah memberikan dampak positif bagi pengguna yang menerimanya dengan kehendak baik, selain itu ada juga yang memanfaatkannya dengan aktivitas yang merugikan oleh karena menerimanya tidak dengan perlahan-lahan atau penyesuaian melalui sosialisasi dari pihak yang berwajib. Namun sejauh ini yang diketahui mengenai sosialisasi dari pemerintah sendiri itu tidak serta merta memberikan penjelasan terstruktur tentang penggunaan teknologi dan digitalisasi. Akhirnya mengakibatkan persoalan baru yang terus meningkat, tanpa kita sadari hari ini apakah kehadiran teknologi dan digitalisasi ini benar-benar memberikan pengaruh besar terhadap pembangunan baik itu manusia, infrastruktur dan lain sebagainya, hal inikan tidak memberikan kemajuan terhadap kita khusus orang asli Papua (OAP) tetapi malah  memberikan beban hidup dan menghadapi banyak persoalan lagi. 

Kita dipaksakan untuk mengikuti arus teknologi dan digitalisasi oleh negara sementara yang kita rasakan mengenai kehidupan kita yakni dalam perekonomian, politik, agama dan budaya justru sedang dalam kondisi yang tidak stabil tetapi semua dikemas rapi agar masyarakat tidak tahu apa yang sedang terjadi atau diperankan oleh penguasa. Melihat peran media sosial yang masif terjadi tanpa pembatasan atau pemblokiran situs yang membahayakan bagi generasi muda, banyak kreativitas baru serta menarik keinginan setiap individu untuk mencoba melakukan hal yang sama tanpa menyadari apakah hal tersebut menguntungkan dirinya atau merugikan. Semua terlihat jelas ketika kita menelusuri situasi hari ini dengan bersandar pada posisi bangsa Papua Barat yang memang telah berada dalam perbincangan hangat di mata dunia tentang penentuan nasib sendiri atau bebas dan merdeka menjadi sebuah negara. Tetapi untuk menutup proses perjuangan itu, atau menghilangkan sejarah sehingga kehadiran teknologi dan digitalisasi ini negara Indonesia berusaha mendesainnya semaksimal mungkin hanya untuk mempengaruhi orang Papua.

Negara mendesain semua ini dengan merevisi hampir seluruh undang-undang dan juga peraturan baru. Berbagai kebijakan disahkan tanpa melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada masyarakat, konsep seperti ini dibuat tanpa melibatkan keadaan yang dirasakan oleh masyarakat dan sengaja dirancang kemudian disahkan. Masyarakat tidak menyadari sesungguhnya apa yang sedang dikonsepkan oleh negara, semua hal diterimanya tanpa ada perlawanan sebab aturan hukum dan keamanan militer berlaku sebagai pagar untuk melindungi penguasa negara hingga turun pada perangkat paling bawah dan rakyat menjadi tertekan bahkan menerima semua yang datang begitu saja.

Saatnya membangun kesadaran diri baik secara individu maupun kelompok, sebab kekuatan teknologi dan digitalisasi yang berada dalam negara Indonesia telah dirancang sebagai alat untuk menguasai kita khususnya orang Papua dan juga pada umumnya guna secara global peranan kapitalisme dan imperialisme adalah kekuatan untuk merampok kekayaan dan menguasai sebuah bangsa yang kaya akan sumber daya alam.

Share this Link

Comments are closed.