MK – Berikut pernyataan Ketua DPRD Kabupaten Deiyai, Petrus Badokapa yang di terima media ini.
Atas penembakan terhadap masyarakat di Aula DPRD Kabupaten Deiyai. Laporan awal peristiwa penembakan terhadap masyarakat di Aula DPRD Kabupaten Deiyai oleh Orang tak kenal (OTK).
Fakta-Fakta
Pada tanggal 26 Juni 2022 sekitar pukul 21.30 WIT di Aula Kantor DPRD Kabupaten Deiyai, Jalan Poros Tigidoo, distrik Tigi, telah terjadi penembakan yang dilakukan oleh 3 OTK dengan menggunakan 1 pucuk senjata laras panjang dari pintu masuk Aula kantor DPRD terhadap masyarakat non-OAP yang sedang bermain bulu tangkis di dalam Aula kantor DPRD Deiyai.
Dan mengakibatkan 1 orang korban (nama enal dan identitas masih didalami) meninggal dunia saat dibawa ke RSUD Madi Kabupaten Paniai, Laporan lengkap dan perkembangan dilaporkan selanjutnya.
Ketua DPRD Kabupaten Deiyai Petrus Badokapa langsung menanggapi insiden tersebut
“Tentang Peristiwa di atas, saya, Petrus Badokapa sebagai Ketua DPRD Kabupaten Deiyai mau sampaikan bahwa; pertama, sebagai sesama manusia, kami atas nama Lembaga DPRD, keluarga maupun pribadi turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas tewasnya 1 warga atas nama Enal. Semoga Tuhan Allah memberi penghiburan kepada keluarga yang telah ditinggalkan,” ujarnya, Senin (27/06/2022).
Dia juga mengutuk keras penembakan yang telah terjadi itu. Dirinya juga heran kenapa bisa terjadi penembakan di tengah-tengah perkantoran yang berdekatan antara kantor keamanan dan pemerintah.
“Kami Lembaga DPRD Kabupaten Deiyai mengutuk keras kepada siapapun yang menjadi pelaku penembakan. Kami Lembaga DPRD kabupaten Deiyai juga sangat menyayangkan terjadi penembakan tersebut. Kejadian seperti ini sangat tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia. Kami sangat heran dengan kejadian ini. Karena, terjadi di depan Kodim Kabupaten Deiyai dan area perkantoran Pemda kabupaten Deiyai. Bahkan, ada Polres Deiyai (yang sementara ditempati di kantor BAPPEDA Deiyai). Dan juga, Pos Brimob juga masih dalam satu kompleks,” terangnya.
Petrus Badokapa mempertanyakan keberadaan OPM-TPNPB sebab ia menilai selama ini di Kabupaten Deiyai tidak adanya organisasi seperti itu “Hal ini tentu buat semua pihak bertanya-tanya. Karena, selama ini, tidak pernah OPM atau TPNPB lakukan penembakan di seluruh wilayah kabupaten Deiyai, terutama di area perkantoran, Tigidoo, Deiyai,” tanyanya.
Tentang kejadian tersebut Petrus Badokapa mengaku bahwa baru pertama kali terjadi selama ini daerah tersebut menurutnya merupakan kabupaten teraman di Papua.
“Kejadian penembakan ini merupakan sejarah baru yang terjadi di kabupaten Deiyai. Selama ini, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi. Kami Lembaga DPRD Kabupaten Deiyai menilai ada orang-orang tertentu sedang berupaya ciptakan kondisi Deiyai untuk tidak aman. Karena, sejak hadirnya kabupaten Deiyai hingga saat ini Deiyai merupakan salah satu kabupaten teraman di Papua. Buktinya, selama ini tidak pernah terjadi kejadian aneh yang merugikan banyak pihak. Semua pihak sudah kerjasama menjaga Kamtibmas kabupaten Deiyai, baik itu saudara-saudari pedagang yang berasal dari luar Papua maupun orang asli Deiyai,” kata Petrus.
“Dari informasi yang beredar di atas, terjadi di dalam Aula Gedung DPRD. Terkait hal ini, kami menduga ada pihak yang sedang bekerja untuk merusak lembaga DPRD Deiyai. Maka itu, untuk ke depan, setelah kami lembaga DPRD tidak akan pernah izinkan kegiatan selain dari Dinas. Jika ada pihak yang ingin gunakan Gedung Aula DPRD Deiyai, harus meminta izin dengan surat resmi. Dari informasi tersebut dikatakan satu pucuk laras Panjang. Hal ini merupakan hal baru yang terjadi di Deiyai. Karena, selama ini masyarakat kabupaten Deiyai tidak pernah lakukan perampasan senjata dalam bentuk apapun dari aparat keamanan yang bertugas di seluruh wilayah kabupaten Deiyai,” lanjutnya.
Ketua DPRD Deiyai juga meminta agar yang menyelenggarakan permainan bulu tangkis untuk mempertanggungjawabkan penembakan yang sudah terjadi.
“Kepada penyelanggara permainan bulu tangkis di Aula DPRD Kabupaten Deiyai segera bertanggungjawab dengan kejadian yang telah terjadi. Karena, jika tidak ada pertandingan yang dilakukan, sangatlah tidak mungkin terjadi kejadian seperti ini,” mintanya.
Dengan tegas Petrus Badokapa menolak penambahan pasukan akibat penembakan yang telah terjadi. Dan menolak segala macam konflik di daerahnya.
“Kami Lembaga DPRD Deiyai menolak dengan tegas penambahan pasukan keamanan dalam satuan apapun hanya karena dengan kejadian ini,” tegasnya.
“Kami Lembaga DPRD Deiyai juga menolak segala cara yang sedang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam rangka menciptakan keadaan Deiyai ini sebagai daerah konflik,” tambahnya.
Petrus juga menolak apapun tuduhan yang dikeluarkan oleh siapapun sebelum mengungkapkan pelaku penembakan.
“Kami DPRD Deiyai menolak dengan tegas segala tuduhan yang salah kepada masyarakat Deiyai sebelum ada pengungkapan pelaku dengan sebutan KKB, dan lain-lain,” ungkapnya.
Petrus juga meminta masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak muda terprovokasi dengan isu murahan dan meminta pihak berwenang untuk segerah mengungkapkan pelaku dan memberikan hukuman sesuai perbuatannya.
“Di Deiyai tidak ada KKB, maka itu kepada seluruh Masyarakat kabupaten Deiyai untuk tidak terprovokasi dengan semua isu yang tidak benar. Dan, jalankan pekerjaan sehari-hari kita seperti biasa. Kami lembaga DPRD, Pemda Deiyai, pihak keamanan, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat akan duduk bersama untuk membicarakan masalah ini. Kepada aparat keamanan segera ungkap pelaku dan memberikan hukuman sesuai undang-undang yang berlaku,” terangnya.
Diakhir Petrus Badokapa juga meminta pihak Kepolisian tidak berlebihan dalam memberitakan terkait penembakan di Deiyai sebelum duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kepada Kepolisian untuk tidak memberitakan secara berlebihan di media untuk kasus ini sebelum kita duduk bersama untuk membicarakan hal ini. Demikian pernyataan resmi saya, Ketua DPRD kabupaten Deiyai, Petrus Badokapa,” tutup Petrus Badokapa.
(Admin)