Oleh : Philemon Keiya

OPINI – Sepakbola sudah menjadi salah satu olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Perkembangan sepakbola sudah mendunia hingga pelosok-pelosok. Karena, olahraga ini selain karena dengan sangat sederhana kita mainkan, juga menjadi pilihan pertama karena bisa memberikan hal yang baik bagi tubuh; menyehatkan tubuh kita.

Sepakbola sudah dikenal sejak lama. Dulu, di kampung-kampung mainkan tanpa harus ada aturan. Jumlahnya tanpa batas. Tidak dibatasi usia. Tua, muda, Perempuan, laki-laki semua campur di atas lapangan. Bagi dua. Sebagian di sebelah. Sisanya di bagian lain. Tidak ada biaya satupun yang dikeluarkan. Tidak ada wasit. Tidak ada aturan. Tekel, saling tendang sengaja, saling tahan. Ini hal-hal yang sangat lumrah.

Dimainkan dan dinikmati secara bersama. Tak jarang, sering berakhir dengan baku pukul sampai darah-darah. Tetapi, masalah habis di situ. Besok lanjut main lagi. Dan, itulah sepakbola. Dia menjadi daya tarik tersendiri.

Dengan ada perkembangan, cara bermain bola di atas lambat laun berubah dan sepakbola sudah dimainkan secara modern. Ada aturan yang diterapkan. Ada wasit yang memimpin jalannya sebuah laga. Hingga saat ini di pelosok, Sepakbola sudah dikenal. Kalau tidak melalui media-media resmi, melalui media social ataupun melalui TV.

Di tanah Papua, Persipura Jayapura menjadi ikon orang Papua. Sebuah kebanggan tersendiri setiap anak negeri Cendrawasih. Selain Persipura, di tanah Papua ada beberapa Club sepak bola sudah melahirkan pemain-pemain sepakbola yang menjadi bintang di negara ini. Ada Persiwa Wamena, PSBS Biak, Persimer Merauke, Perseman Manokwari, Persiram Raja Ampat.

Selain tim-tim di atas, masih ada tim-tim local di tanah Papua lain yang tidak pernah absen untuk lahirkan para pemain-pemain sepakbola yang sangat berbakat. Bakat alami untuk sepak bola di tanah Papua sudah menjadi hal yang sangat biasa. Dengan memiliki stamina tubuh yang kuat.

Hari ini, perkembangan sepak bola sudah modern. Sudah banyak anak-anak muda Papua yang telah jatuhkan pilihan hidupnya pada sepak bola. Walaupun, sering diperhadapkan pada situasi sepakbola Indonesia yang tidak menentu.

Dengan modal bakat alami yang ada disertai dengan Teknik bermain yang dipoles pelatih ataupun memoles diri melalui latihan yang panjang, anak-anak muda Papua sangat tidak mudah menjadi pemain profesional. Ada banyak hal. Mulai dari nepotisme yang sudah dijadikan budaya para pemangku kepentingan sepak bola di tanah Papua.

Selain itu, kurangnya akses keluar dari tanah Papua dari pemain Sepakbola ke klub-klub sepakbola.

Timnas Indonesia akan merasa kurang jika tidak ada pemain sepakbola asal tanah Papua. Sejak dulu, Papua tidak pernah absen menyumbangkan pemain ke Timnas. Tanah Papua berlangganan menyumbang pemain-pemain bintang.

Boaz Salossa adalah legenda hidup dari tanah Papua untuk Timnas Indonesia. Dia menjadi ikon dan idola sepakbola dari negara ini. Selain itu banyak pemain asal tanah Papua yang selalu tampil memukau setiap kali Timnas Indonesia berlaga. Ini bukti bahwa tanah Papua tidak pernah kehabisan stok pemain sepak bola

Kini, hampir di tiap klub sepakbola liga 1 dan liga 2 ada anak-anak Papua. Akses informasi dibuka. Ini satu kemajuan yang luar biasa. Kemajuan yang mesti direspon positif dan disambut dengan baik oleh semua. Lalu, mesti ada langkah-langkah konkrit dan kerja-kerja nyata dari semua pihak; Pemerintah, Club sepakbola, orang tua dan pihak yang lain.

Kenapa mesti semua terlibat, kemajuan sepak bola di negeri ini ada di tangan semua pihak. Mengurus sepak bola merupakan penyelamatan dan pembukaan karier sepakbola bagi para pemain. Ini hal yang baik. Peluang sudah mulai tercipta yang harus ditangkap dan kelola bersama.

Beberapa tahun belakangan ini, Nabire, ibu kota Papua Tengah sedang menjadi daerah dengan penyelenggaraan turnamen sepakbola secara berkelanjutan. Dalam berbagai turnamen yang digelar, banyak pemain sepak bola dengan nama besar seperti Boaz Sallosa, Titus Bonai, Patrik Wanggai, Ricky Kayame, Jhon Tagi dan sejumlah pemain sepakbola lain turut berpartisipasi

Kehadiran mereka ini memberi semangat dan motivasi secara tidak langsung. Melalui turnamen-turnamen yang dilakukan ini juga telah melahirkan pemain-pemain muda yang sangat berbakat.

Akibatnya, banyak anak-anak sudah dan sedang jatuhkan pilihan untuk main bola. Sepak bola sudah maju di sini. Semakin maju dengan adanya berbagai pertandingan yang diselenggarakan beberapa waktu belakangan. Ini Stimulan yang sangat tepat untuk dunia sepak bola

Fransiskus Lison Goo dan Rivaldo Wally menjadi dua pemain yang terlahir melalui salah satu turnamen bergengsi ; Bupati Nabire Cup.

Pemerintah dan para pemerhati sepakbola di Nabire sudah mulai. Sekarang dalam kondisi seperti ini sangat penting keterlibatan langsung dari orang tua untuk terus memberi semangat dan dorongan dalam berbagai bentuk kepada anak-anak yang sudah memilih untuk sepakbola.

Saran

Pemerintah, sekolah dan orang tua bersama mengawal anak-anak ini. Biarkan mereka hidup di sana. Mereka yang sudah jatuhkan pilihan hidup untuk sepakbola. Saling bergandengan tangan untuk terus untuk kemajuan sepakbola di Papua Tengah.

Pesan

Kepada adik-adik, teruslah menjadi bintang di atas lapangan. Satukan jiwamu dengan si kulit bundar. Teruslah Latihan tanpa bosan. Jangan pernah bosan. Jika temanmu pergi main basket, dirimu harus ke lapangan sepakbola. Tetap jaga stamina. Dan, jadilah bintang sepakbola.

Penikmat Sepakbola di Nabire – Papua Tengah

Share this Link

Comments are closed.