NABIRE – Bertempat di RT 009 RW 004 kelurahan bumiwonorejo Nabire, ketua Klasis Kingmi pendeta Mordekai Oillha, S.Th mengguting pita dan secara resmi membuka Pos PI baru perpecahan dari gereja induk Bahtera wadio.
“Hari kami tanggal 7 April tahun 2022 di dalam nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang sudah memulai dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya di tempat ini saya mengguntingkan pita,” ujar ketua Klasis Mordekai saat menggunting pita.
“Puji Tuhan dalam nama Yesus Kristus anak daud, Tuhan berkata kalau Tuhan buka pintu terbuka tidak ada yang bisa tutup, Tuhan yang tutup pintu tidak ada yang bisa buka, kemudian pintu gereja Pos Pi Kingmi Amin bumiwonorejo pada hari ini saya buka, dalam nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus amin,” lanjut Klasis.
Setelah gunting pita sekaligus membuka pintu gereja Ketua Klasis Kabupaten Nabire mengajak jemaat untuk masuk ke dalam gereja “Mari masuk,” ujarnya.

Saat pengguntian pita oleh Ketua Klasis Kabupaten Nabire
Dalam sambutannya Ketua Klasis mengatakan untuk membuka gereja adalah salah satu tugasnya dan tak lupa menyampaikan selamat memulai ibadah di gedung Pos PI Amin yang baru.
“Kami sebagai pimpinan gereja, tugas kami menjaga, membangun gereja Tuhan, membangun gereja dalam Tuhan itu tugas kami sebagai pimpinan gereja. Bukan menghalangi, membubarkan, menghamburkan itu tidak. Itu sebabnya kami menyampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan. Hari ini kalau gereja ini berdiri bahwa ini rencana Tuhan bukan rencana manusia,” ungkapnya.
Dirinya bahkan tak lupa menyampaikan bahwa berdirinya Pos PI Amin menjadi dua gereja Kingmi yang ada dan dimiliki oleh suku Moni di Kabupaten Nabire.
“Jadi dengan berdirinya gereja ini berarti jemaat Nabire sudah dua jemaat yang suku Moni,” terang Ketua Klasis Kabupaten Nabire.
Mewakili jemaat Pos PI Amin sambutan disampaikan oleh Marten Tipagau dalam sambutannya beliau mengatakan kita orang Papua jangan membangun gereja di pinggir-pinggir kota, kita harus membangun gereja di tengah kota supaya orang tau ada orang Papua.
“Kami jemaat besarnya di bahtera wadio yang ada di posisi klasis wanggar. Tidak bisa ka di Wonorejo ini kita bangun gereja, kenapa harus di pinggir-pinggir kita orang Papua, kita nonton orang lain ka, masa kita nonton orang lain, jika kita bilang saya orang Papua juga ada berarti di tengah-tengah orang pendatang ini ko buat rumah yang bagus ko buat gereja bahwa saya juga ada disini dari pada kita semakin terpinggirkan,” ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa kesempatan dirinya menjadi DPR akan bangun gereja sebab Ia yakin bahwa perkembangan gereja Pos PI Amin ada di tangan jemaat dan generasi jemaat yang saat ini ada.
“Yang penting saya DPR saya bangun gereja, tapi saya tau gereja ini ada ditangan mereka yang tadi berdiri dan generasi ini,” jelasnya.
Diakhir Ia bahkan mengaku bahwa banyak pihak yang mengkaitkan gereja dan politik sehingga Ia menasehati bahwa jika berbicara Tuhan jangan kaitkan dengan politik.
“Setelah kami disini ada banyak yang berbicara wah ini besok calon DPR, besok calon Bupati dia begini jadi bangun gereja. Soal nafas hidup ini soal berbicara gereja soal makan sehari-hari soal rumah istri dan anak-anak tidak bisa kita hanya promosikan atau diperdagangkan hanya politik saja tidak. Berbicara Tuhan lurus berbicara Tuhan supaya Tuhan yang berperan, berbicara politik ya berbicara politik ya ada rananya sendiri, berbicara ekonomi ya ekonomi kalau kita campur-campur ya susah Tuhan menilai bukan di kulitnya tapi Tuhan menilai hatinya orang,” tutupnya.
(Admin)