INTAN JAYA – Seusai melaksanakan perekaman E-KTP selama 2 minggu di Distrik Agisiga Kabupaten Intan Jaya Kepala Dinas Dukcapil Alpius Nambagani, S.I.P., M.Si mengatakan daerah tersebut merupakan daerah hijau dan tidak benar jika dikategorikan daerah zona merah.
“Walaupun orang mengatakan bahwa Distrik Agisiga adalah daerah rawan dalam arti gangguan keamanan sehingga disana dianggap daerah merah, ternyata saya bersama staff turun ke Agisiga ternyata bukan daerah merah tapi justru daerah hijau,” Ungkap kepala Dinas Kemarin, Selasa (8/08/2023).
Dirinya juga menilai mungkin ada unsur kesengajaan menganggap daerah Agisiga sebagai daerah zona merah di Kabupaten Intan Jaya pada hal kenyataannya hal tersebut tidak benar.
“Apakah Distrik Agisiga dicap merah ini dengan sengaja atau tidak kami tidak tau. Tapi jelas Agisiga adalah distrik yang hijau karena masyarakat melayani kami disana dan kami pun melayani masyarakat disana, kami saling kerjasama mereka berikan dukungan yang baik,” ujarnya.
Tidak ada gangguan keamanan terhadap siapapun di Distrik Agisiga jelas Kepala Dinas yang benar adalah tidak adanya pasukan organik yang bisa bertugas disana.
“Tadi kami sampaikan bahwa Agisiga itu daerah merah dalam arti gangguan keamanan. Sebenarnya tidak ada keamanan lokal (pasukan organik) yang bisa menempati disana,” jelas kepala Dinas.
Kata kepala Dinas pendidikan, kesehatan dan keamanan organik harus dihidupkan karena di daerah tersebut bukan daerah zona merah, karena pendidikan maupun kesehatan lumpuh total.
“Tidak ada aktivitas pemerintah (Kesehatan, Pendidikan) dan aktivitas masyarakat. Tapi hanya dari orang tertentu yang menyatakan bahwa daerah itu merah sebenarnya tidak, tidak ada gangguan keamanan terhadap Gereja, masyarakat dan terhadap pemerintah,” kata Nambagani.
Diakhir Kepala Dinas Dukcapil jelaskan kendala serta meminta pemerintah berikan penerbangan subsidi serta hidupkan pemerintahan Distrik, bahkan gedung sekolah roboh sendiri akibat tidak digunakan.
“Kendala disana adalah pemerintah membuka subsidi (penerbangan) masyarakat ternyata mereka tidak dapat giliran, akhirnya disana memang sepi dalam kegiatan pemerintahan seperti bidang Pendidikan dan Kesehatan tidak ada pelayanan. Akhirnya gedung-gedung yang ada disana dia rubuh sendiri bukan karena gangguan keamanan,” Terangnya diakhir.
(Admin)