Oleh : Nomen Douw
CERPEN – Pilot Adventist Aviation sudah lama terbang diatas alam Papua, melayani di wilayah penggunungan dan lembah terpencil, pesawat milik Gereja Masehi Advent untuk kegiatan misi kemanusiaan dan kerohanian. Pilot bule kurus berkaca mata hitam cukup bersahabat dengan masyarakat Distrik Walma Kabupaten Yahukimo Papua. Pesawat kami mendarat dengan baik di lapangan pacu diatas bukit miring. Pilot disambut kata-kata lelucon oleh masyarakat Walma setelah pintu pesawat dibukakan petugas,misalnya, ”pilot tambah ganteng sekali. ”buka pintu cepat,”Jangan tutup pintu,” dan tawa-tawa lainya.
Pilot bule berpakean Adventist Aviation berwarna biru langit terbang membawa tim kesehatan Provinsi Papua mengantarkan obat dan makanan untuk ibu hamil, bayi dan balita pada 12 September 2022. Saya terselip di tim itu. Saya ingin bercerita apa yang saya rasa dan alami selama perjalanan diatas udara selama empat puluh menit lebih dan tiga puluh menit di lapangan pacu Walma. Kembali Sentani setelah hari sudah siang, hanya beberapa jam di Distrik Walma.
Bulan Juli, delapan kampung di wilayah Distrik Walma mengalami musibah longsor, 8 rumah warga dan 6 ekor babi tertimbun tanah. Masyarakat sulit mendapatkan makanan karena curah hujan yang tinggi, akses sulit menembus karena jalan tertutup tanah dan sunggai di antara lereng bukit banjir dan perkebunan hancur karena air.
”Terimakasih semua masyarakat Walma sudah sambut kami tim kesehatan dari provinsi, luar biasa kalian petugas kesehatan disini, pelayanan kalian Tuhan akan membalasnya.” (Kata Angga, ketua tim kesehatan Provinsi Papua kepada masyarakat Walma dan tim kesehatan di lapangan terbang).
Warga Walma melepas tim kesehatan dengan salam manis, melambai-lambai tangan. Masyarakat memberikan pengghargaan ayam jantang kepada tim kesehatan provinsi, simbol sebuah kehormatan, ”Jangan lihat dari fisik, ini bentuk penghargaan dari kami masyarakat Walma,” Kata seorang ibu sebelum menyerahkan ayam kepada ketua tim.
“Terimkasih masyarakat Walma, apa yang kami bantu semoga menjadi berkat kedepan. Tuhan berkati kita semua,” Balas Angga.
Pesawat meluncur dari ketinggian bukit, tidak lama, pesawat melayang naik udara, kami melepas bandar udara pacu seperti burung walet putih diantara bukit-bukit batu dan tanah pohon. Bukit-bukit tinggi bergelombang tajam, kembali melewati diatas perkampungan yang terletak diatas bukit-bukit batu dan tanah. Rumah-rumah honai dan daun seng memiliki keunikan yang indah dan kerumitan akan hidup setelah sistem hidup yang baru.
Mengudara dari landasan pacuh Doyo Sentani. Diatas udara, awan tidur diatas pundak bukit-bukit hijau berpohon setelah melayang diatas danau Sentani yang elok. Ternyata danau Sentani memang apik, seperti senyum enggo bagi kekasihnya. Bertemu bukit-bukit yang tinggi, awan seperti lautan susu enak. Berbentuk seperti danau sentani antara bukit dan lereng. Saya pikir saya terbang diatas dataran eropa. Papua tidak kalah, jauh lebih berharga dan agung, tapi tentu punya keunikan masing-masing. Diatas alam menuju Yahukimo. Daerah pertama saya menginjak tanah lapago.
Perjalanan tiga puluh menit diatas udara. Dataran Papua yang hidup dari antara langit dan tanah. Ada bukit panjang membagi awan yang tidur dan awan yang berjalan, awan seperti ternak itik putih, berjalan baris setelah bangun pagi. Bukit hijau terlihat dekat, berbaring menyimpan alam gaib. Dunia flora dan fauna bermain di surga mereka. Ada bukit yang bergelombang. Sungai nampak seperti ular putih, menghilang sepotong-potong oleh awan yang berjalan seperti rombongan hewan itik. Sunggai seperti ular dibawah kapas-kapas putih. Awan terlihat seperti bukit-bukit salju abadi puncak jaya. Kami lima manusia melayang dengan burung besi kecil, pesawat jenis pilatus kode PK-TCA.
Dusun-dusun jauh dari kota terlihat remang-remang diantara awan dan pohon-pohon hijauh. Jalan nampak dengan aspal licin, rumah berdaun seng menyala di pinggir jalan yang melingkar seperti ular. Jalan utama di samping sunggai. Rumah-rumah dan landasan pacuh diatas bukit terjal. Jalan berbelok melintang diatas bukit. Diatas kepala bukit hingga kaki bukit. Sungai melingkari bukit-bukit tinggi.
Jam tujuh lewat empat menit, masih diatas udara. Diatas awan yang seperti salju. Bukit hijau. Jalan seperti ular mati melintan lembah. Ada bukit yang seperti monster kingkong berdiri mulai nampak, seperti dalam film Kingkong. Lereng-lereng bukit yang tajam, seperti bekas besi yang di potong. Dua kampung diatas bukit di mata saya,rumah-rumah daun seng terlihat kecil seperti rumah kuburan. Sunggai di lereng sepertinya mengalir diantar batu. Bersih terlihat putih dari udara. Ada dua landasan pacu berumput diatas bukit. Ujung-ujung jurang yang mematikan. Rumah tidak terlalu banyak; kurang lebih hanya 15 rumah.
Pilot bule kurus berhasil menlanding pesawat kami diatas lapangan terbang pacu. Di distrik Walma Kabupaten Yahukimo. Bertemu wajah orang- orang asli Walma, pilot sambut dekat, Dia benar-benar melayani masyarakat. Rumah bertumpuk diatas bukit-bukit botak sedikit berpohon. Ada rumah yang masih tradional atap, dan daun seng. Gereja, Sekolah dan kantor desa beratap daun seng. Ada beberapa landasan diatas badan bukit. Kami termasuk mendarat diatas pundak bukit; mendarat harus memanjat, terbang harus turun bukit.
Orang-Orang Walma sudah berdiri di halaman rumah. Duduk pinggir lapangan terbang pacu, diatas bukit tanah dan batu. Orang- orang Walma keluar melihat setelah dengar bunyi pesawat. Pria dengan baju petugas bandara keluar kaki kosong, berjalan cepat arah kami dalam pesawat untuk membuka pintu pesawat. Diikuti oleh dua pria hitam tinggi berambut talingkar, salah satunya mengenakan gelang bintang kejora. Semua kejadian di kabupaten lain, misalnya di Mulia, Nduga, Intan Jaya muncul dalam kepala. Saya orang asing walaupun orang Papua, saya bergaya seperti anggota, topi merah dan jaket kulit preman; tiba-tiba saya jadi kawatir tapi tenang lagi.
“Pagi pak pilot.” Sapaan akrap seorang warga yang datang kepada pilot. Terlihat mereka sudah akrap.
”Ini untuk di perbaiki (sepertinya suling besi), ini untuk perpuluhan Pendeta.” Jelas seorang warga Walma yang datang kepada pilot sambil dia menyerahkan kiriman dalam bungkusan kepada pilot.
”Ok baik-baik.” Balas pilot sembari menyimpan barang dalam pesawat.
”Saya numpang ke sentani,” Sambung seorang pemuda berbaju merah muda kepada pilot bule.
“Pinang habis dan rokok habis sudah habis disana,” Balas pilot.
“Tidak bukan itu,” Balas seorang pria itu sambil membuang senyum malunya.
”Tidak apa?, itu tujuannya to,” Balas pilot dengan senyum canda kepada pria itu.
Distrik Walma jauh dari pusat kota Kabupaten yang namanya disatukan dari empat suku; suku Yali, Hubla, Kimyal dan Momuna, yang disingkat menjadi Yahukimo. Walma perbatasan dengan Distrik Sebelah Utara: Distrik Hereapini Sebelah Timur, Distrik Anggruk Sebelah Selatan, Distrik Sobaham Sebelah Barat dan Distrik Pronggoli. Walma dihidupi oleh 4.720 jiwa manusia dengan mayoritas beragama Kristen dan mata pencarian bertani dan berternak.