Fakfak, majalahkribo.com — Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Sainte) Republik Indonesia, Prof. Brian Yuliarto, meresmikan Gedung Teaching Factory (TEFA) berbasis Project-Based Learning (PBL) terintegrasi di Politeknik Negeri Fakfak (Polinef), Papua Barat. Peresmian ini menandai komitmen kuat pemerintah dalam penguatan pendidikan vokasi dan inovasi teknologi di kawasan timur Indonesia.
Kunjungan kerja Mendikti Sainte disambut meriah di Kampus Polinef, Jl. Kadamber. Hadir dalam acara tersebut para pejabat daerah, civitas akademika, mahasiswa, serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Selain meresmikan gedung, Mendikti juga memberikan kuliah umum dan memimpin dialog terbuka bertajuk Jaring Aspirasi Diktisaintek Berdampak untuk Papua.
Dalam sambutannya, Prof. Brian Yuliarto menegaskan bahwa keberadaan kampus harus memberikan solusi nyata bagi tantangan lokal dan regional.
“Fasilitas di Polinef sangat baik. Kampus harus menjadi motor penggerak SDM kompeten, riset berdampak, dan pertumbuhan ekonomi lokal,” tegasnya.⁷
Ia mengapresiasi sinergitas antara pemerintah daerah dan civitas akademika, serta mendorong kolaborasi lintas kampus, terutama antara Polinef dan perguruan tinggi di luar Papua.
“Fakfak menjadi contoh yang inspiratif. Kampus harus mampu menyelesaikan masalah nyata di sekitarnya dan membawa perubahan nyata,” tambahnya.
Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, yang menyambut langsung kehadiran Mendikti, memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan aspirasi penting. Ia menyoroti potensi besar sektor migas di Fakfak dan perlunya menyiapkan SDM lokal yang siap bersaing.
“Kami harap Polinef membuka jurusan khusus migas. Ada investasi besar seperti pabrik pupuk senilai Rp1,1 triliun yang akan dibangun. Kami ingin anak-anak Fakfak yang bekerja di sana, bukan tenaga dari luar,” ujar Samaun.
Bupati juga mengisahkan perjuangan panjang dalam membangun kampus ini sejak dirinya masih belmi. Menjadi bupati, termasuk kisah unik pembuatan logo dan mars kampus dalam semalam kisah yang memicu gelak tawa hadirin, namun sarat makna tentang dedikasi dan perjuangan.
Direktur Polinef yang baru dilantik, Muhammad Nur, turut menyampaikan rasa syukur atas kunjungan Mendikti yang hanya berselang dua hari setelah pelantikannya.
“Ini energi positif bagi kami. Fakfak memiliki potensi gas besar, dan Polinef siap mencetak SDM unggul untuk mengelolanya,” ungkapnya.
Muhammad Nur juga menyampaikan usulan pembukaan program studi baru, antara lain D3 Pertambangan Mineral dan Agribisnis, sebagai langkah konkret untuk memperkuat kapasitas lokal dalam menyongsong geliat industri di Fakfak.
Untuk memastikan kelancaran kunjungan kerja Mendikti, Polres Fakfak mengerahkan 124 personel gabungan dari berbagai satuan. Apel pengecekan pasukan dipimpin langsung Kapolres Fakfak, AKBP Dr. Hendriyana, S.E., M.M., yang menegaskan bahwa pengamanan pejabat negara merupakan kehormatan dan tanggung jawab besar.
“Seperti semboyan Brimob, sekali tampil harus berhasil,” tegas Kapolres.
Kunjungan dan peresmian gedung TEFA menjadi simbol kuat bahwa Polinef terus bertransformasi menjadi pusat vokasi unggul di Papua Barat. Lebih dari seremoni, kunjungan ini menjadi penegas bahwa Fakfak siap menjadi rumah bagi pendidikan teknologi terapan dan pencetak SDM masa depan yang mampu mengelola kekayaan alamnya sendiri. (Ist/redaksi)