CERPEN – Di kota. Banyak orang ingin viral sesuai kebutuhan. Terlihat moralitas membungkus nilai-nilai amoral. Estetika hilang makna. Kemanusiaan menjadi harus populer dan mahal. Harus belanja dengan uang. Manusia 50 tahun hidup berdasarkan kekuatan uang.
Dihormati karena memiliki banyak uang dengan beberapa sumber dana. Lebih banyak dana desa. Kadang dengan menjual tanah. Apapun bisa dicapai dengan mudah selagi saldo terisi atau tebal. Di kota.
Dua tahun di kota setelah masa muda habis di kampung. Manusia 50 tahun ketika mengenal dana desa. Ia menjabat kepala kampung dua periode. Dari yang mencintai kampung menjadi cinta kota. Menyukai dunia kota semenjak dana desa masuk ke rekening. Dunia malam di kota. Walaupun lahir dan besar dalam nilai agama dan budaya di kampung. Tapi, perlahan berubah setelah dana desa mengetuk pintu rumah di kampung.
Satu bulan kejenuhan hadir dalam rumah di kota. Keinginan kampung diperkenalkan dengan budaya uang dari program pemberdayaan masyarakat desa. Sudah 10 tahun. Kampung menjadi bank uang. Kota menjadi market terbesar untuk menghambur uang. Apapun dibelanjakan di kota hingga saldo tipis dan ludes habis.
Pilihan menghabiskan uang di kota. Ingin melihat. Menikmati keindahan yang ada dimana-mana untuk belanja. Sesuatu yang ditunggu datang suatu waktu. Ketika saldo tebal. Dana desa masuk. Pikiran membawanya pada bentuk-bentuk yang mulus dan keras. Pikiran kecil yang dibungkus selamah saldo tipis menjadi kenyataan di kota. Muncul banyak pilihan dalam pikiran.
Berhenti hanya saat saldo tipis. Menjadi pelayan yang baik dalam lingkungan sosial. Tidak ketika saldo tebal. Nilai agama dan budaya bergesar. Pelayan yang baik berubah 100 derajat. Pembenaran muncul dari akal yang dangkal ketika ruang kota berubah karena uang. Hanya karena keinginan yang dibantu dana desa.
Dua hari setelah bertemu Jek. Manusia 50 tahun menghadiri acara pernikahan anak sahabatnya di aula kampus di kota. Acara pernikaan menjadi market yang bagus bagi mereka yang mencari keindahan yang dalam dengan uang. Ada yang ingin dipertontonkan dan ada ingin menonton. Kota telah membuat banyak orang menjadi minsed metropolitan. Kehidupan menjadi material hiperbolis dari biasa.
Kota memiliki banyak makna bagi manusia yang mencintai kota. Manusia 50 tahun ketika saldo tebal. Ia menunggu di kamar hotel 010. Lantai 6. Dua malam menunggu balasan Jek. Jek, pria genit yang sedang berusaha menjadi wanita sejati dari pengakuan manusia kota. Mereka bertemu di acara pernikahan.
“Itu siapa ade”
“Teman kaka”
“Ade Kenal?”
“Kenal baik kaka”
“Bagaimana?”
“Oke kaka tidakpapa bisa. Dua hari begitu baru sa info kaka lagi”
Malam minggu datang di kota seperti biasa. Tidak hujan. Bulan terang diatas kota. Erik menghubunggi Pavil untuk bertemu. Ingin jalan bersama berbagi romantis dalam pelukan cinta seperti biasa di malam minggu. Seperti pasangan lain di kota. Ajak seorang pria kurus tinggi pemilik motor KLX yang siap menikahi Pavil dengan pikiran sederhana.
Erik sedang menunggu tanggal wisuda di kampus kota. Erik janji kepada Pavil, mereka harus pulang ke kampung bersama. Hidup berkeluarga seperti kebanyakan orang. Menikmati apa adanya dengan pekerjaan apapun dengan cinta. Hubungan Erik dan Pavil sudah berjalan tiga tahun. Eric percaya cinta mereka sangat kuat. Saling cinta.
“Naik apa kesini?”
“Naik ojek”
“Jek tidak antar?”
“Tidak boleh. Cukup Dia komunikasi dengan kaka saja”
“O..begitu”
“Io kaka”
“Kaka mandi dulu”
Bunyi air kerang jatuh diatas kepala botak licin. Perut melambung dada. Tangan gemuk mengurus sabun kemana-mana. Seluruh bagian tubuh. Roket yang hampir tenggelam dari bukit perut hampir berdiri. Pavil yang indah. Setelah janji. Manusia 50 tahun dan Jek.
Bunyi TV. Cahaya remang-remang dari lampuh tidur. Pavil punya pengalaman lain; memahami untuk apa Ia datang bertemu dengan manusia 50 tahun di kamar hotel. Jek sudah atur. Apa yang mesti dilakukan sesuai keinginan.
Bentuk yang wajah bulat. Tinggi berisi. Montok gemuk. Rambut hitam panjang, berombak dan sedikit pirang orange. Kulit coklat terang dalam cahaya lampu remang-remang ia berbaring seperti di pantai. Telanjang berbaring indah. Kepala diatas dada bulu. Tubuh manusia 50 tahun bergetar. Getaran yang tidak perna dirasahkan sebelumnya. Semua naik di ujung kepala dengan waktu yang tidak lama.
Berujung cerita. Pavil mengklik tombol biru bertulisan transfer di layar handphone manusia 50 tahun. Akan memulai setelah berhasil. Pelukan telah rapat. Ditemani dingin dan suara Tv yang berganti adegan. Tangan perlahan berlari memutar kemana-mana. Sekitaran tubuh Pavil. Kontak telah dimulai. Memasuki perjalanan yang singkat di taman yang indah. Terdengar suara manusia bertemu dalam komunikasih tubuh diantara suara tv. Suara tersendak-sendak seperti dua orang berkelahi tapi pelan.
“Kaka tumpah luar”
“Io, kaka tau”
“Ia kaka”
Waktu begitu cepat. Pericikan diatas alam yang indah. Sebagian tetes pertama sampai diwajah bulat, kena rambut pirang. Kembali hanya ruang dingin dan suara tv. Jauh dari apapun yang terlihat. Pavil menutup mata selamah terjadi. Membuang sinar mata dari manusia 50 tahun. Kenikmatan yang sama dalam gelap. Kecuali hanya sebatas klik transfer. Pavil jauh dari kenikmatan yang sebenarnya.
Pavil masuk kamar mandi. Keluar berdandan seperti nampak datang. Berpamitan pada manusia 50 tahun, sedang berbaring lemah. Janji akan bertemu lagi tapi lewat Jek. Paket makan malam sudah di loby hotel. Ojek online wanita sudah sampai membawa menu makan B2 kecap untuk manusia 50 tahun. Makan malam.
“Ade kenapa bisa kerja menjadi ojek online”
“Namanya cari hidup to kaka”
“Kerja sudah berapa lama?”
“Sudah mau 1 tahun ini kaka”
“Hasilnya bagaimana?”
“Terbantu untuk hidup. Bisa makan, dan beli bahan kecantikan”
“Luar biasa ade. Sukses ade”
“Makasih kaka. Ade jalan dulu”
“Hati-hati”
Tiga puluh menit bercerita depan loby hotel. Sonya. Sosok wanita yang cantiknya sama seperti Pavil. Ia mencari berkat dengan pekerjaan pria. Menjadi ojek online. Suatu hal yang baru bagi manusia 50 tahun. Erik bertemu Sonya sedang bercerita dengan manusia 50 tahun. Sonya tau Erik pacar dengan Pavil. Mereka saling kenal karena satu gereja. Sering bersama dalam kegiatan rohani.
“Erik ko tunggu siapa?”
“Tunggu mace Pavil Dia”
“Dia buat apa dalam?”
“Katanya alumi dong ada reuni”
“Io, kah”
“Io”
Pavil keluar dari kedai milik hotel setelah melihat Erik. Setelah menunggu pacarnya Erik menjemput. Pavil bertemu Sonya sedang bercerita dengan manusia 50 tahun. Pavil menyapa Sonya. Tapi manusia 50 tahun tidak. Seperti Pavil tidak mengenal manusia 50 tahun. Seakan tadi tidak terjadi apapa. Manusia 50 tahun ingat kata Jek,”senyum hanya di ruang acce, tv dan lampuh-lampuh tidur yang menyala, diluar dari itu, orang asing”
Kota hampir sunyi. Jauh dari malam. Manusia 50 tahun sudah makan paket malam. B2. Sonya, teman Pavil bercerita. Ia bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya. Hari minggu Sonya berdandan seperti wanita model untuk menikmati waktu lajang dari kedai ke kedai. Menikmati kopi dan buku bacaan. Kadang sekedar hanya untuk story untuk kebahagiaan pada diri sendiri. Menikmati hasil kerja kerasnya sendiri.
Pavil teman baik Sonya. Pavil presenter di acara-acara besar. Cerdas dan kenal banyak orang. Pavil punya pacar yang setia. Sonya belum. Sonya memiliki tabungan yang terus naik dari hasil ojek online. Harapannya ingin memiliki kedai kopi yang santai dan memiliki pacar barista yang paham kopi. Sama-sama ingin membangun dari nol. Mewarnai hidup dari sederhana hingga mencoba yang lebih baik.
Pavil ingin menjadi wanita berkarir yang dikenal banyak orang. Memiliki rumah yang besar dan mewah. Punya kendaraan elit dan ingin memiliki kekasih yang dikenal banyak orang_punya kekayaan yang cukup. Pavil tidak mencintai Erik. Hanya sebatas menyukai. Padahal apapun Pavil minta, Erik selalu ada untuk Pavil. Erik mencintai Pavil. Berharap suatu ketika Pavil ikut keinginan Erik. Pergi ke kampung dari kota. Memulai hidup yang penuh dengan sederhana hingga selamanya menjadi kekek dan nenek.
Tapi mereka tidak perna bersama. Manusia 50 tahun sering bertemu Pavil di hotel. Sering bersama, Pavil jatuh cinta dengan manusia 50 tahun. Mereka menikah. Erik menikah dengan Sonya. Pavil menikah dengan manusia 50 tahun. Cinta berawal dari kebiasaan yang bersentuhan. Bukan hanya soal manusia tapi juga pekerjaan apapun. Harapan dan gaya hidup membuat kita benar-benar menikmati hidup dengan orang yang cocok sesuai apa yang kita pikirkan sehari lamanya.
Nomen Douw, Bukit Abepura, November 2023, Papua