JAYAPURA – Dalam rangka mencegah konflik antarElit Politik Papua dan Jakarta, Tokoh Pemuda Papua, Alexander Gobai menuliskan Kajian Berjudul “ Analisis Pengaruh Partai Demokrat Papua Tahun 2022-2027” betujuan untuk segera mengambil langkah solusi demi menjaga kebersamaan dan kekeluargaa yang terbangun baik di dalam Partai Politik tetapi juga di dalam kekeluargaan.
Buku kajian itu pernah diserahkan kepada kepada pengurus Partai Demokrat Papua, Pusat dan Kader-kader demokrat laiinya dengan harapan untuk kembali merefleksikan kebersamaan di dalam kepartaian Demokrat dan kekeluargaa pada umumnya.
“Saya pernah tulis buku kajian tentang Analisis PengaruhPartai Demokrat di Papua dan sudah pernah diberikan kepada beberapa kader-kader demokrat Papua untuk kembali paham akan kesuksesan Demokrat di dalam kubu partai dan kekeluargaan,” Kata Gobai kepada Awak Media, Minggu, 24 Juni 2022.
Menurut Gobai, di dalam Kajian itu menjelaskan, Profil Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak, Kerja-kerja Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak, Visi dan Misi Demokrat Papua dan Pengaruh Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak, Dampak Demokrat Papua terhadap Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak.
Lanjut Gobai, sesungguhnya buku Kajian itu telah membuktikan akan penjelasan kondisi dan realiata yang terjadi saat-saat ini. Persoalan RHP dibesar-besarkan, tanpa ada fakta yang jelas. Justru media yang dibeasrkan-besarkan.
“Buku itu sudah membuktikan akan ada persoalan yang akan dialami dari salah satu Kandidat, baik Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak. Padahal sesunggunya, kedua belah pihak adalah anak koteka yang memiliki kemampuan dalam mengani persoalan tanah Papua yang sangat kompleks,” Kata Gobai.
Kita berharap, masalah RHP tidak boleh dibesar-besarkan lagi. Karena RHP adalah pemimpin ingin membangun tanah Papua sama seperti Tokoh Politi lainnya. Mari kita menjaga kebersamaan dan kekeluargaan yang sudah terbangun lama di tanah Papua.
“Orang lain tidak akan membangun tanah Papua. Kecuali, orang Asli papua yang dapat membangun tanah Papua, karena dia tahu awal, proses dan penyelesaian tanah Papua,” Harapnya.
Dan Gobai berharap, media-media yang sedang membesarkan persoalan RHP adalah media yang tidak tidak bertanggungjawab. Hanya mengambil dari satu Narasumber. Unsur Pemberitaan sudah melanggar. Minimal dari dua sumber agar pemberitaan kredibel.
“Mari kita sama-sama menjaga nama baik antarsatu sama lain. Kita Kader GIDI, Kader Anak Koteka, Kita Papua,” Tutup Gobai
(Admin)