CERPEN – Keindahan sang surya terbit dari ufuk timur di Gunung Wodogoutaka secara perlahan, mungkin menjadi satu anugerah yang tak terhingga, sangat indah. Paduan warna kuning, orange, hitam dan biru yang dihasilkan oleh fenomena alam ini sungguh menjadi pemandangan menarik yang tersaji bagi mata yang melihatnya. Bukan hanya estetika tapi makna hidup terlukis dalam keindahan.
Keindahan Gunung Wodogoutaka yang berada di perbatasan suku Mee dan Moni memang sudah terkenal wilayah pengunungan. Gunung ini dianggap taman Eden bagi rakyat Bogodide, untuk masyarakat yang mendiami wilayah Gunung Wodogoutaka. Nama Wodogoutaka sendiri diambil sesuai letak geografis disana.
Perjalanan menuju Gunung Wodogoutaka, kaki kita akan disambut rawah lembah yang terbentang sepanjang kawasan gunung di Agadide Paniai, Papua Tengah. Bila kita melakukan perjalanan menuju Wodogoutaka di pagi hari, kita akan disajikan cahaya alam warna-warni yang berasal dari lembah Bogomoma yang terkena pantulan sinar matahari sangat mengagumkan. Embun pagi disini seolah berbisik saat hujan. Tiupan angin berhembus tenang saat pagi menyapa dingin.
Sambil berjalan, kita bisa melihat perkebunan di sekitar kawasan ini. Salah satunya adalah kebun yametaga (sayur paku). Lembah Bogomoma, menjadi tempat bermain yang digunakan masyarakat setempat. Arsitektur Sang Pencipta luar biasa pada perkebunan ini. Ia melukis dengan pikiran indah. Di setiap gerang jalan di jaga alam dengan bentuk burung cenderawasih yang terlihat seperti sedang menyeringai. Burung-burung itu dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang akan menggangu kawasan Gunung Wodogoutaka. Kehidupan yang misteri dengan kekayaan alam dan budaya.
Tidak hanya menjadi tempat wisata, Gunung Wodogoutaka juga menjadi tempat berburu kus-kus ritual secara adat di saat pesta suku. Salah satu ritual yang sering digelar Suku Mee setiap tahun. Dalam ritual itu, masyarakat Suku Mee menyatuh dalam satu tujuan mereka untuk para laki-laki yang mendiami gunung-gunung yang berada di kawasan Gunung Wodogoutaka dan gunung lainnya (Munika pomiai dan kuniti)
Berada di kawasan Gunung Wodogoutaka dan menyaksikan keindahan alam yang disajikan disini memang menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Embung pagi yang eksotis dan natural, sunrise yang begitu indah, berinteraksi dengan masyarakat yang hidup bersama alam. Pada akhirnya, perjalanan menelusuri Kawasan Gunung Wodogoutaka terasa begitu menyenangkan. Alam Papua indah sekaligus kaya. Kita harus mampu menjaga kekayaan ini.
“Kita bisa hidup tanpa uang tapi kita tidak bisa hidup tanpa alam dan budaya”
(Aban Bunapa. Timika, 02/02/2024)