CERPEN – Ria berasal dari kampung kecil yang menempel di gunung Deiyai. Kampung Obayo. Bapa Ria guru SD di dusun, tewas saat Ria umur lima tahun, ditembak mati oleh tentara dalam operasi militer; dugaan perampokan peluru senjata api dimarkas oleh OTK (orang tidak dikenal). Ria dibesarkan oleh keluarga mama. Adik perempuan bungsu dari mamanya.

Ria semakin dewasa menjadi anak perempuan remaja yang berkarakter baik dalam keadaan yang teraumatik karena bapaknya tewas depan mata Ria di halaman rumah gubuk tua. Ria anak yang jenius. Kuat bekerja dirumah maupun disekolah saat hari kerja tiba. Ria berumur dua puluh tahun dan Ria baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengga Atas (SMA) di Moanemani. Ria menjadi wanita yang cantik secara natural.

Ria ingin lanjut kuliah diluar kota Moanemani tapi tidak punya uang. Kedua orang tua Ria sudah meninggal lama sejak masih kecil. Ria bertumbuh di keluarga yang sederhana_hidup hanya dari bertani dan beternak. Ria tidak punya pilihan lain selain menggandalkan kemampuan kerja keras untuk mencari uang kuliah. Suatu ketika Ria berangkat, pergi ke kepala sekolah SMA Moanemani untuk meminta kerja borongan. Ria cukup kenal dengan kepala sekolah.

”Pagi Pak Guru,” kata Ria dari depan pintu.

“Hei Ria bagaimana?” sambut kepala sekolah.

“Tidak Pak Guru, Sa mau minta kerja borongan?” Balas Ria memohon.

“Ria butuh uang berapa?” tanya kepala sekolah ingin membantu Ria.

“Sa mau lanjut kuliah tapi belum ada uang jadi pak guru,” jawab Ria kepada kepala sekolah dengan malu-malu.

”O, baik Ria, kalau begitu, satu tahun ini Ria bantu jaga kios dan bantu-bantu ibu dirumah sini, nanti tahun depan baru sa biaya kamu kuliah sampai selesai,” balas kepala sekolah pada Ria.

“Adoh, pak guru makasih banyak Tuhan akan berkati bapak,” balas Ria sambil memeluk pak guru.

Hari pertama Ria jaga kios dengan istrinya setelah diperkenalkan sistem penjualan. Besoknya Ria pulang ke kampung untuk memberitahu keluarga sekaligus membawah barang ke rumah pak guru. Dalam seminggu Ria hanya pulang pada hari sabtu_ ibadah minggu bersama keluarga di kampung.

Ria sudah lima bulan membantu di rumah pak guru sambil menjaga kios. Ria sudah semakin dewasa dan cantik. Banyak pria berdatangan dikios semenjak Ria jadi pelayan dagang; mereka datang membeli dengan maksud lain. Ria wanita yang murah senyum pada siapa saja. Pendapatan harian meningkat berkat kehadiran Ria.

Semenjak Ria menjaga kios. Ada pemuda dewasa yang sering datang membeli apa saja kebutuhanya dengan uang bernilai besar. Ia mengunakan mobil kaca gelap. Pemuda dewasa itu selalu tidak minta uang kembali.

“Uang kembali untuk ade saja,” kata yang selalu diucapkan oleh pemuda dewasa setelah Ria bergegas cari uang kembali.

Pada suatu ketika, pria itu datang membeli sementara Ria dan Istri Pak Guru sedang duduk di kios. Setelah pemuda itu pergi, Ria bertanya pada Istri pak guru.

“Mama itu pria siapa?” Tanya Ria penasaran.

“Itu DPR yang baru terpilih kemaring,” balas istri pak guru.

“O….io,” respon Ria.

Setiap hari pria itu datang, Ia selalu minta Ria nomor handphone (HP) tapi karena Ria tidak punya Hp sehingga Ria selalu menjawab, ”Maaf kaka tidak ada HP.” Kadang pria dewasa berumur tiga puluh lima tahun itu mengajak Ria pergi naik mobil, tapi Ria selalu menolak karena takut dan juga Ria harus jaga kios dan kerja dirumah. Ria harus kerja untuk dapat biaya kuliah tahun depan.

Hari sabru sore. Ria akan berangkat ke kampung. Jam lima sore di Moanemani_sementara Ria menunggu ojek di pinggir jalan_datanglah pria dewasa itu. Mobil kaca gelap berhenti dimuka Ria.

“Ade mau kemana? mari kaka antar,” tegur pria dewasa dari dalam mobil setelah kaca mobil turung.

“Mau ke kampung kaka,” balas Ria dengan sedikit takut dan malu.

“Mari naik,” ajak pria dewasa kepala Ria.

Dengan takut Ria naik mobil. Sementara jalan pria dewasa ajak bicara berkenalan dalam mobil. Perjalanan berbelok dari kampung Ria_pria dewasa itu mengajak Ria berputar-putar di kota hingga malam. Ria sudah panik.

“Kaka antar sa pulang dulu, sa harus ketemu keluarga,” mohon Ria pada pria dewasa.

“Oke ade, ini ada jalan ini,” respon pria dewasa.

”Ade,bagimana kita lanjut ke Enaro cari ade punya HP baru kembali kampung,” minta pria dewasa kepada Ria.

“Ado, bagimana e kaka?” balas Ria terdiam.

“Oke sudah kaka,” jawab Ria setelah beberapa menit diam.

Dingin danau Paniai menggigit semua orang yang ada disana, termasuk pria dewasa dan Ria dalam mobil berkaca gelap. Kota Enagotadi, ibu kota Paniai. Jam sembilan malam. Cari toko HP semua sudah tutup.

“Bagimana ade, kita tunggu besok pagi saja ka? sekalian beli HP baru sa antar pulang. Toko semua tutup jadi,” tanya pria dewasa.

“Sa takut kaka,” respon Ria ragu.

”Tidak papa nanti kita bermalam di sa teman rumah,” jelas pria dewasa.

“Aduhhh, io sudah kaka,” Ria setuju karena tidak ada pilihan lain.

Malam berlalu di rumah teman pria dewasa. Pagi datang dengan dingin yang merobek kulit_setelah beli HP. Pria dewasa itu antar Ria pulang ke kampung. Obayo.

Sepuluh bulan berlalu. Ria akan akhiri masa kerja di kios milik kepala sekolah dan kerja di rumah. Ria akan lanjutkan kuliah diluar daerah Moanemani. Setelah beli HP_Ria pulang kampung selalu diantar oleh pria dewasa dengan mobil kaca gelap.

Ria dan pria dewasa. Komunikasi lancar. Sering bertemu. Ria sudah suka sama pria dewasa. Pada suatu ketika hendak bersama pria dewasa, pria dewasa minta Ria menjadi calon istri. Ria terimah pria dewasa, tapi Ria harus melanjutkan kuliah. Hanya karena kuliah, Ria sudah kerja keras hampir satu tahun.

Ria dan pria dewasa sudah bersama. Ria sudah tidak bekerja di rumah guru. Pria dewasa sudah berjanji_ akan membiyayai Ria hingga wisuda. Ria percaya. Mereka sering pergi ke Nabire bersama; paling lama satu minggu lalu kembali ke kampung. Pria dewasa pergi ke rumah orang tua Ria di kampung Obayo. Proses bayar maskawin usai. Ria yang masih muda itu memperkenalkan suaminya, pria dewasa kepada guru kepala sekolah dan istrinya yang dia anggap sebagai orang tua. Setelah pulang dari rumah guru_Istri guru sms Ria.

“Ria, kenapa kamu baru kenalkan pria itu setelah kalian jadi suami istri? saya ini mama kamu, seharusnya kamu kenalkan sebelum jadi suami istri atau waktu kalian pacaran_coba beritahu mama dulu, mama kecewa sekali sama Ria,” tulis sms dari istri pak guru dengan menampilkan emozi sedih .

“Maafkan Ria mama, pria ini bagaimana mama?” tanya Ria memohon maaf.

“Ria harus tau, pria itu sudah ada dua istri,kamu yang istri ketiga,” bunyi sms balasan dari Istri kepala sekolah dengan emozi menanggis.

“Ya, Tuhan tolong, Dia tidak jujur sama sa mama, dan juga sa sudah tidur dengan Dia mama,” balas kaget Ria dengan membalas emozi menanggis.

“Itulah pilihan hidupmu Ria, dan selanjutnya kamu harus kuat, lakukan yang terbaik, mama sayang kamu Ria,” balas istri guru.

Ria tidak kuat dengan kesedihanya. Ria tidak merespon balik karena menangis setelah membuang HP. Ria merasah ditipu pria dewasa yang Dia sudah sayang. Bahkan cinta.

Ria cerita semua pada pria dewasa yang sekarang sudah menjadi suami. Dia jujur semua benar. Dan Ria sudah hamil lima bulan. Selama mereka hidup bersama, pria dewasa itu sering keluar daerah tinggalkan Ria dengan kesibukan yang Ria tidak pernah tau. Semangat Ria untuk kuliah semakin kabur karena Ria sudah hamil besar.

Ria malu sama gurunya yang dulu ingin membiayai Ria kuliah sampai wisuda. Perjuangan Ria selama berbulan-bulan di kios dan dirumah terlewati seperti angin yang berlalu. Sia-sia. Percuma. Ria sudah lebih banyak dikampung. Pria dewasa itu sering menghilang entah kemana dengan alasan perjalanan dinas dimana-mana. Dia datang pun hanya sesaat dan pergi lagi.

Waktu pria dewasa itu berada di luar daerah. Ria menelpon dan ternyata yang merespon adalah istri pertama dari pria dewasa. Ria dibentak-bentak karena kehadiran Ria membawa beban hidup dalam keluarga besar mereka. Dalam hati Ria, sangat menyesal. Merasa ditipu. Dipermainkan oleh pria dewasa. Waktu berlalu tidak jelas untuk Ria harus kuliah atau tidak.

Perhatian pria dewasa itu tidak seperti dulu lagi. Harapan Ria untuk melanjutkan kuliah menjadi pertanyaan yang membingungkan, kabur dan gelap, jadi atau tidak. Ria sangat muda. Umur dua puluh satu tahun. Umur kuliah untuk berproduktif. Guru kepala sekolah dan istrinya sudah tidak percaya Ria. Begitu pun mamade Ria yang membesarkan Ria dari kecil di kampung setelah orang tuanya tewas dibunuh dan meninggal.

(Cerpen ini perna dimuat di blog pribadi penulis. Dimuat kembali setelah direvisi. Mohon maaf jika ada persamaan nama dan tempat)

Share this Link

Comments are closed.