Anda mungkin sudah sering mendengar nama Fakfak, sebuah kabupaten yang berada di Papua Barat. Ibukota kabupaten ini berada di distrik Fakfak dan wilayahnya berbatasan dengan Teluk Bintuni, Laut Arafura, Laut Seram, Teluk Berau, dan Kabupaten Kaimana. Selama ini Fakfak dikenal dengan sebutan Kota Pala karena memang merupakan daerah penghasil rempah-rempah terbaik, terutama pala, di tanah Papua.
Pada zaman dahulu, daerah Fakfak juga dikenal dengan sebutan Kapaur dan pernah jadi kota pelabuhan penting. Pernah dijajah Belanda pada tahun 1898, sejumlah bangunan bergaya kolonial masih bertahan dan dapat ditemukan di Fakfak hingga saat ini.
Meski tak sepopuler daerah lain di Papua untuk tujuan wisata, nyatanya Fakfak memiliki beberapa tempat-tempat menarik untuk dikunjungi.
Situs Purbakala Tapurarang
Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi di Fakfak adalah Situs Purbakala Tapurarang di Distrik Kokas. Di tempat ini, pengunjung bisa menemukan keberadaan dinding-dinding batu di tebing dan gua pinggir laut berhiaskan cap tangan berwarna merah.
Cap tangan merah di dinding itu berwarna serupa darah manusia sehingga masyarakat setempat seringkali menyebut tempat ini sebagai lukisan cap tangan darah. Cap tangan yang ada di Tapurarang mirip dengan lukisan dinding di daerah lain seperti Sangkulirang Kalimantan Timur atau di Gua Leangleang, Sulawesi Selatan.
Di Tapurarang sendiri sebenarnya yang menjadi objek lukisan tak hanya cap tangan, tapi ada juga telapak kaki, cicak, lumba-lumba, hingga bumerang. Konon lukisan dinding tersebut sudah ada sejak zaman Megalitikum dan menjadi simbol kepercayaan masyarakat setempat. Meski sudah lama, bentuk dan warna lukisan masih tetap pekat.
Di sekitar situs purbakala, pengunjung juga bisa melihat pemandangan berupa tulang dan tengkorak. Pada zaman purbakala, jasad orang yang meninggal memang tidak dikubur tetapi hanya ditaruh di tebing batu atau pohon.
Masih di Distrik Kokas, terdapat sebuah masjid tua bersejarah yang merupakan peninggalan sejarah Islam di Papua. Namanya adalah Masjid Tua Patimburak, salah satu pusat agama Islam di Fakfak. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa kawasan masjid inilah yang menjadi awal mua peradaban Papua dan dimulai dengan masuknya agama Islam. Meski saat itu masyarakat pedalaman masih menganut animisme, penduduk di pesisir Fakfak sudah mulai beragama Islam.
Masjid Tua Patimburak juga memiliki sejarah yang panjang. Masjid ini merupakan saksi bisu perang melawan penjajah dan penyebaran agama Islam. Menurut catatan sejarah, rumah ibadah yang aslinya bernama Masjid Al Yasin ini dibangun oleh Pamempek Kuda, Raja Wertuar pertama, dan selesai pada 1870. Dikatakan masjid ini pernah diterjang bom tentara Jepang dan bekas ledakannya masih terlihat pada lubang di pilar masjid.
Air Terjun Ubadari
l
Salah satu objek wisata alam di Fakfak ialah Air Terjun Ubadari yang dikenal masyarakat sebagai air terjunnya para bidadari. Air terjun ini terletak di Kampung Ubadari, Distrik Karmomongga. Pemandangan di air terjun ini sungguh memesona, air terjun mengalir menuruni batu cadas yang berbentuk seperti anak tangga berundak.
Suasananya pun cenderung tenang dan ditumbuhi pepohonan pala. Pengunjung bisa menikmati pemandangan air terjun dari gazebo di bawah pohon pala atau bisa juga berendam dan berenang di kolam bawah air terjun. Untuk bermain air di air terjun ini cenderung aman karena sungainya tidak dalam dan aliran airnya cukup tenang.