Share

Maybrat, majalahkribo.com-Suasana meriah dan penuh sukacita menyelimuti perarakan Salib Indonesian Youth Day (IYD) saat dikirab dari Stasi Santo Paulus Kumurkek mengunjungi Stasi Santa Monika Bori, Paroki Santo Yoseph Ayawasi, pada Kamis (11/12/2025).

Meskipun berada di bawah terik matahari, semangat iman umat Bori tidak surut. Dengan busana tradisional dan nyanyian dansa, dilantunkan oleh umat sambil menanti kedatangan salib IYD sebagai wujud penghormatan dan syukur atas momen iman besar tersebut.

Semangat umat terlihat memuncak dibarengi suasan haru saat salib IYD yang diantar Panitia Penyambutan Salib IYD Paroki St Yoseph Ayawasi tersebut memasuki Gapura penyambutan di Kampung Bori. Salib IYD kemudian diserahkan oleh Ketua OMK Stasi Santo Paulus Kumurkek kepada Ketua Dewan Stasi Santa Monika Bori, selanjutnya kepada tiga perwakilan Orang Muda Katolik dari tiga lingkungan di hadapan seluruh umat dengan penuh sukacita.

Tidak hanya orang muda, puluhan umat di stasi setempat dari berbagai lapisan usia tampak berdiri di pinggiran badan jalan sambil berdansa mengiringi perjalanan salib menuju Gereja Katolik Stasi Santa Monika. Semangat iman umat tampak menggelora saat salib sampai di depan pintu gereja sebelum dilakukannya perayaan Ekaristi.

Dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Rekan Stasi Santo Paulus Kumurkek, RD Fransiskus Katino, Pr, suasana khusyuk terasa kuat ketika salib ditempatkan di depan altar. Pastor Fransiskus dalam homilinya memberikan pesan mendalam dan tegas kepada Orang Muda Katolik mengenai karakter dasar yang harus mereka bangun dalam pelayanan maupun kehidupan sehari-hari. Ia mengawali dengan mengingatkan bahwa OMK harus memiliki visi jauh ke depan.

“OMK itu harus visioner. Bukan hanya sibuk dengan hal yang dekat di depan mata atau hanya tunduk pada rutinitas yang sama. Orang muda itu harus punya tujuan, punya visi, dan berjalan ke sana,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya solidaritas OMK dalam kehidupan menggereja. “Solider itu hadir bagi kawan-kawan OMK lain, saling menyapa, membangun persekutuan dan berjuang bersama dalam hidup komunitas. Ini karakter yang tidak boleh dilupakan,” tegasnya.

Pastor Fransiskus lalu menggarisbawahi bahwa orang muda bukanlah pribadi pasif yang hanya menunggu perintah. “Orang muda itu kreatif dan inovatif. Jangan hanya mentalitas remote—ke kiri, ke kanan, maju mundur, hanya disuruh terus. Itu bukan orang muda. Orang muda itu harus menciptakan program-program baru yang relevan,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa OMK harus komunikatif dan mampu mengatasi konflik dalam organisasi melalui dialog. “Cara menyelesaikan setiap konflik adalah komunikasi—komunikasi yang jujur dan yang keluar dari hati,” terangnya.

Tidak kalah penting, ia juha bilang,  disiplin adalah kunci pembentukan karakter. “OMK yang tidak disiplin akan meruntuhkan dirinya sendiri. Disiplin itu dasar pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan,” ujarnya.

Karakter yang tidak boleh dilepaskan lagi, kata Pastor Fransiskus, adalah kerendahan hati serta kesiapan untuk terus belajar. Bagi Pastor Fransiskus, orang muda harus siap dikoreksi, bekerja sama dan membuka diri terhadap pengalaman baru. Ia menutup pesannya dengan mengingatkan bahwa spiritualitas yang kuat adalah fondasi perjalanan iman OMK.

“OMK itu harus menjadi teladan iman bagi yang lain. Spiritualitas itu bukan sekadar aktivitas, tetapi napas dalam hidup sehari-hari,” katanya.

Pada kesempatan itu, Pastor Fransiskus juga menyampaikan pentingnya rekoleksi tobat dalam menyambut Natal, karena persiapan batin jauh lebih utama daripada hiasan fisik.

“Seringkali orang sibuk dengan cat rumah, lampu-lampu, pakaian baru, tetapi melupakan persiapan batin. Padahal palungan yang paling utama kita hias adalah palungan diri kita sendiri,” tuturnya.

Ia mengingatkan, tema Natal tahun 2025, Kristus datang membangun harapan baru di tengah dunia yang retak, sangat relevan dengan situasi dunia saat ini. “Gereja merasakan dunia sedang tidak baik-baik saja. Karena itu Paus mengajak kita masuk dalam Tahun Yubelium sebagai tahun pengharapan. Pengharapan itu tidak mengecewakan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyambutan Salib IYD Paroki St Yoseph Ayawasi, Titus Korain, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi umat Stasi Santa Monika Bori. Menurutnya, penyambutan kali ini menunjukkan kekompakan dan semangat iman yang besar yang tidak kalahnya dengan stasi-stasi lainya.

“Kami melihat semangat umat sangat luar biasa mulai dari gapura sampai ke pintu gereja. Ini menunjukkan bahwa iman umat Bori sungguh hidup dan penuh sukacita,” ujarnya.

Ia pun memastikan panitia dan OMK Paroki Ayawasi akan terus mendampingi umat selama salib berada di Bori.

“Kami akan berada di sini selama salib IYD ada, dan terus melakukan pendampingan bersama OMK dan umat sampai salib diarak lagi menuju Stasi Santo Petrus Kochuwas dan Stasi Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus Kopa pada 13 Desember 2025. Kami berharap umat memanfaatkan kesempatan ini untuk datang berdoa dan melakukan devosi masing-masing,” tutupnya.

Kunjungan Salib IYD ini diharapkan menjadi momen pembaruan iman, memperkuat kebersamaan umat, serta menyalakan kembali semangat Orang Muda Katolik dalam menyongsong IYD 2025 dan Natal yang penuh pengharapan di Stasi Monika Bori, dan Paroki Santo Yoseph Ayawasi pada umumnya.

Pewarta: Charles Fatie

About Author

Comments are closed.