Maybrat, majalahkribo.com, Umat Katolik Stasi Santa Monika Bori, Paroki Santo Yoseph Ayawasi, Kabupaten Maybrat, merayakan Misa Peringatan hari Arwah Semua Orang Beriman pada Senin, 2 November 2025. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Fransiskus Katino, PR, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Manokwari–Sorong.
Misa berlangsung dalam suasana hening dan penuh penghayatan. Umat mengikuti setiap bagian liturgi dengan khidmat, sementara nyala lilin di depan altar memantulkan cahaya lembut yang menggambarkan pengharapan kepada Kristus, Sang Terang Kehidupan.
Dalam homilinya, Pastor Frans Katino menegaskan, peringatan 2 November bukan momen kesedihan, melainkan perayaan iman dan sukacita rohani. Hari ini Gereja memperlihatkan persekutuan kasih antara umat yang masih hidup, jiwa-jiwa yang sedang disucikan dalam api penyucian, dan para kudus yang telah berbahagia di surga.
“Hari ini bukan peristiwa duka, tetapi peristiwa sukacita. Kita merayakan persekutuan Gereja, bukan hanya yang tampak di dunia, tetapi juga mereka yang sedang disucikan dan yang telah bersatu dengan Allah. Gereja sejati bukan bangunan, melainkan manusia-manusia hidup, batu-batu yang hidup, yang disusun oleh Allah sendiri,” ujarnya.
Ia mengatakan, Gereja memiliki tiga dimensi yang saling terhubung dalam kasih: Gereja yang berziarah di dunia, Gereja yang disucikan, dan Gereja yang telah berbahagia di surga. Ketiganya membentuk satu tubuh dalam Kristus yang saling menopang melalui doa dan kasih.
“Hari ini kita bersatu dengan jiwa-jiwa di api penyucian. Mereka telah meninggal dalam rahmat Tuhan dan tengah dipersiapkan untuk masuk ke surga. Doa kita menjadi tanda kasih dan jembatan pengharapan bagi mereka,” tutur Pastor Fransiskus.
Ia menegaskan, api penyucian bukan tempat hukuman, melainkan proses pemurnian dalam kasih Allah. Jiwa-jiwa yang sedang disucikan sudah pasti menuju surga, namun waktu mereka ditentukan oleh kehendak Tuhan. Doa umat di dunia menjadi bantuan rohani yang meneguhkan perjalanan mereka menuju keselamatan kekal.
“Orang-orang yang kita doakan hari ini akan menjadi pendoa bagi kita ketika kelak mereka berbahagia di surga. Inilah persekutuan kasih antara Gereja yang masih berziarah dan Gereja yang telah berbahagia,” ujarnya.
Dalam renungannya, Pastor Fransiskus mengingatkan umat agar tidak hidup hanya untuk diri sendiri. Ia menekankan pentingnya mengenang dan mendoakan saudara, sahabat, serta anggota keluarga yang telah meninggal, termasuk mereka yang mungkin sudah lama dilupakan.
“Masih banyak jiwa yang tidak lagi didoakan. Hari ini kita bersama-sama mendoakan mereka. Gereja tidak pernah melupakan siapa pun. Setiap doa yang kita ucapkan adalah bentuk cinta yang menembus batas kematian,” ungkapnya.
Tradisi umat Katolik yang mengunjungi dan membersihkan makam keluarga disebutnya sebagai wujud nyata kasih dan penghormatan. Tindakan sederhana seperti menyalakan lilin dan berdoa rosario menjadi simbol cinta yang terus hidup.
“Ketika kita datang ke makam dan berdoa, kita sedang mengatakan bahwa cinta tidak berakhir di kematian. Doa kita adalah bukti bahwa kasih Kristus mengikat kita selamanya,” tambahnya.
Pastor Fransiskus kemudian mengajak umat memperkuat iman dan pengharapan kepada Tuhan yang menjanjikan kebangkitan. Ia mengutip sabda Yesus: “Supaya semua yang telah diberikan kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
“Harapan kepada Tuhan tidak pernah mengecewakan. Siapa pun yang bertekun dalam doa dan kebaikan akan menikmati tahta surgawi bersama Kristus,” tegasnya.
Ketua Komsos Keuskupan Manokwari–Sorong ini juha mengingatkan umat untuk hidup selaras dengan kehendak Tuhan dan mewujudkan iman dalam tindakan nyata.
“Keselamatan adalah rahmat, tetapi rahmat itu menuntut tanggapan. Iman sejati tampak dalam kasih, pelayanan, dan doa yang terus mengalir bagi sesama,” ujarnya.
Setelah homili, umat bersama-sama menaikkan doa untuk arwah semua orang beriman. Nama-nama orang yang telah meninggal dibacakan satu per satu dalam suasana yang tenang dan penuh haru. Setiap doa menjadi tanda kasih yang menyatukan umat dengan mereka yang telah berpulang mendahului.
Perayaan Misa Arwah di Stasi Santa Monika Bori menjadi peristiwa iman yang sarat makna. Umat diajak untuk menyadari kembali arti hidup, kematian, dan pengharapan akan kebangkitan.
Pewarta: Charles Fatie