FAKFAK, majalahkribo.com – Papua Barat memiliki potensi besar di sektor perkebunan pala, terutama di Kabupaten Fakfak yang memiliki luas lahan 18.547 hektare dengan total produksi 15.420 kwintal pada 2023. Padahal, permintaan dunia terhadap pala mencapai 20.000 ton per tahun.

Sayangnya, masyarakat lokal umumnya hanya menjual biji dan bunga pala, sementara daging buahnya banyak terbuang. Hanya sedikit kelompok usaha yang mengolah bagian tersebut, terkendala keterbatasan peralatan produksi, modal, pemasaran, dan keterampilan sumber daya manusia.

Untuk mengatasi persoalan ini, Tim Pengabdi Universitas Indonesia (UI) yang diketuai Dr. Rifelly Dewi Astuti bersama empat dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Rr. Ratih Dyah Kusumastuti, Dr. Dwi Nastiti Danarsari, Prof. Viverita, dan Prof. Dr. T. Ezni Balqiah menggelar pelatihan bagi pelaku UKM olahan pala di Fakfak pada 4–6 Agustus 2025.

“Kami berharap kegiatan yang terlaksana berkat kerja sama FEB UI dan PT Freeport Indonesia ini bermanfaat, sehingga produk olahan pala semakin laku di pasaran,” kata Dr. Rifelly, Kamis (14/8/2025).

Sebanyak 41 pemilik UKM mendapat materi kewirausahaan, pengelolaan keuangan, strategi pemasaran, pemasaran digital, hingga pembuatan kemasan yang menarik dan aman. Beberapa UKM juga menerima bantuan alat produksi.

Selain pelatihan, tim UI berdiskusi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dekranasda Fakfak untuk mendukung keberlanjutan usaha pala. Kemitraan dengan BUMN dan swasta melalui program PKBL atau CSR juga akan ditingkatkan agar UKM menjadi binaan berkelanjutan.

Share this Link

Comments are closed.