Oleh : Nomen Douw
CERPEN – Pria berdarah Inggris berhasil menikahi tuan putri Kerajaan Hitam yang memerintah satu Pulau besar di abab-18. Tuan putri bernama Papuana, keturunan Suku terbesar dari 200 Suku di Pulau Hitam. Kehidupan sebelum perang dunia pertama dimulai tahun 1914. Kerajaan Pulau Hitam, pulau terbesar dunia dengan kehidupan suku yang bersatu menjadi satu dibawah perintah raja bertangan besi dari suku berpenduduk mayoritas.
Masing-masing suku memiliki bahasa yang berbedah. Letak pulau diatas mentari pagi datang lalu menyeberang di ujuk barat. Pulau Hitam yang kaya raya. Belum ada perang untuk sistem kapitalisme Negara. Dozi berjalan dari Negeri paling jauh, menyeberangi lautan yang dalam untuk, bertemu gadis hitam manis, berbody tinggi, hitam cantik, Papuana. Bapaknya raja memimpin kerajaan Pulau Hitam, raja yang kuat di zaman itu wilayah pasific. Bukit-bukit Pulau Hitam memiliki emas dan kekayaan lain yang penting. Kerajaan pemilik rempa-rempa berharga mahal.
Dozi anak seorang penjelaja dan navigator kapal terkenal dunia, James Cook asal Inggris. Dozi punya pengetahuan sebelumnya tentang Pulau Hitam dari catatan bapaknya, Dozi paham bahwa Pulau hitam punya banyak rempa-rempa yang mahal dan dikuasai dibawah seorang raja bertangan besi. Putrinya bernama Papuana, anak satu-satunya dari seorang raja kuat yang sudah memerintah kerajaan Pulau Hitam selamah 20 tahun lebih.
Dua bulan lebih Dozi dan awak kapal diatas lautan bebas dari Inggris hingga di tepi Pulau Hitam. Kapal Dozi ditemukan prajurit kerajaan penjaga pesisir laut Pulau Hitam. Dozi dan tiga anak buah kapal ditangkap dan dibawah dihadapan raja. Dozi cukup mengenal Pulau Hitam melalui beberapa bacaan referensi di perpustakaan kuno Inggris untuk kerajaan Pulau Hitam dan kebudayaan hidup suku-suku. Dozi di kurung seperti ayam dalam kurungan selama dua bulan dan tiga anak buah kapal dihukum hingga meninggal. Dozi tetap hidup sehat karena Dozi diberi makan. Pulau Hitam banyak makanan, daging laut, danau dan hutan, selain kekayaan batu dan kayu.
Papuana menyukai mata Dozi pada tatapan pertama ketika Dozi berdiri lemah depan bapaknya raja, diadili. Papuana diam-diam membuang senyum tipis kepada Dozi. Selama dua bulan Dozi di penjara, Papuana diam-diam berkomunikasi dengan Dozi, kadang Papuana membawah makanan buat Dozi di ruang penjara. Papuana punya cara dengan tentara penjaga pintu penjara. Dua bulan berlalu Dozi dalam penjara.
Satu minggu pertama masuk bulan ketiga minggu pertama. Senin malam yang sepih, penjaga pintu penjara berdiri jauh dari Dozi atas perintah tuan putri. Seperti beberapa kali Papuana membawah makan dan minum untuk Dozi. Pertemuannya rahasia dari bapaknya raja. Jika ketahuan, Dozi bisa dibunuh dengan hukum panah hingga tidak bernyawa. Kali ini Dozi punya rencana lain, menahan Papuana di ruang penjara cukup lama.
“sayang Papuana, ayo lepaskan pakeanmu, saya mencintaimu,” bisik Dozi setelah mencium bibir Papuana hingga lemas, Papua berbaring dalam pelukan dan sentuan Dozi.
“tidak Dozi, saya tidak mau, saya tidak sayang kamu Dozi, yang saya cinta hanya Papuanus, saya cinta sama Dia,” kata Papuana kepada Dozi menolak rayuan sentuan fisik Dozi. Papuanus, pria lokal yang lama hidup dengan Papuana sejak kecil di Pulau Hitam. Dijodohkan kedua orang tua.
“ayo sayang,” ucap Dozi memaksa Papuana melakukan hubungan sex. Dozi terus merampas beberapa bagian tubuh Papuana, tapi Papuana menolak keras. Papuana hanya sebatas menyukai Dozi, tidak mencintai, cinta Papuana hanya Papuanus, mereka hidup bersama sejak kecil hingga dijodohkan orang tua.
“tidak Dozi, tubuhku milik Papuanus,” kata Papuana dengan gerak menolak. Dozi terus memaksa, dan akhirnya Papuana terbawah lemah. Terjadi sesuatu hal yang baru bagi Papuana.
“cari dan temukan sekarang!,” perintah keras raja setelah mendengar tuan putrinya hilang dari istanah.
Raja memerintahkan prajurit cari ditengah malam di seluruh istana kerajaan. Seorang prajurit penjaga penjara menemui tuan putri bersama Dozi sedang terbaring dalam keadaan badang kosong di penjara. Bapaknya sampai di gedung penjara dengan cepat menemui Dozi dan Papuana putrinya. Raja Pulau Hitam marah melihat keadaan anaknya ditiduri Dozi.
“heyyy!!.. anak muda putih Inggris, ternyata kau datang dari negeri yang jauh hanya untuk putriku rupanya,” suara tegas kepada Dozi sambil raja pegang sebagian leher Dozi menggangkat ke udarah dengan wajah marah.
“maaf tuan raja, saya tidak tau apa yang terjadi,” memohon maaf Dozi kepada tuan raja, wajahnya memerah dengan ketakutan akan dibunuh.
“kamu melakukan dosa yang mengguntungkan masa depan kamu anak muda. Seharusnya putriku milik Papuanus, pewaris Pulau Hitam yang kami punya ini,” dengan marah tuan raja kepada Dozi dalam genggaman keras tuan raja.
“maaf tuan raja, saya tidak tau,” memohon maaf Dozi dengan ketakutan. wajah Dozi ketakutan, berpakean coklat tebal celana kulit, bersepatu kulit tebal.
“ikat anak muda ini. Putriku Papuana ikut aku,” perintah raja kepada prajurit sambil melempar Dozi diatas lantai batu berwarna emas.
Bapaknya raja membentak Papuana. Ia menjelaskan kalau satu harta paling mahal yang akan dicari dunia kedepan telah hilang dan telah dimiliki Dozi hanya dalam satu malam.
“anak-ku, kamu milik Papuanus, seratus persen pemilik Pulau Hitam ini. Tapi kamu telah melakukan sesuatu kesalahan besar. Kematian masa depan untuk kerajaan Pulau Hitam ini sudah selesai,” tegas bapaknya kepada tuan putri. Raja menyesal kekayaan kerajaan sudah diambil Dozi, raja yang gagah dengan busana budaya mondar mandir gelisa dalam ruang istana yang dipenuhi perihasan emas dan makanan diatas meja, dijaga ketat beberapa pasukan kuat disekitar ruangan. Papuana berlutut diam dilantai sambil menangis menyesal minta ampunan kepada bapaknya.
“bapakku, saya minta maaf, ini semua karena rayuan dan sentuhan Dozi, saya terlena dan jatuh,” memohon maaf Papuana kepada bapaknya sambil nangis, air mata mengalir diatas dipipi hitam manis.
“Dozi paham tentang Negeri ini dari bapaknya James Cook, saya tau bapaknya, anak muda itu tau bagaimana Ia harus memiliki Pulau Hitam ini. Mereka sudah memiliki roh kerajaan Pulau Hitam ini,” terang bapaknya kepada Papuana sambil memandang posisi berlutut Papuana dengan wajah marah campur sedih.
“bapak!!, anak minta maaf,” balas singkat Papuana sambil nangis menyesal.
Dozi di penjara di ruang yang agak buruk karena dosanya. Dihukum. Dalam satu minggu, Dozi terlihat buruk kondisi fisik, namun karena Papuana membawah makan selamah satu minggu dengan cara berdiam dari bapaknya, Dozi baik-baik. Bapak dari Papuanus mendengar kabar tentang Papuana telah ditiduri Dozi seorang anak muda dari Inggris. Anak muda Papuanus yang di jodohkan oleh seorang raja adalah anak dari seorang anak adat keturunan pewaris kebudayaan manusia di Pulau Hitam. Bapa Papuanus membatalkan tunangan anaknya dengan anak raja Papuana. Marah kepada raja Pulau Hitam. Bapak Papuanus memutuskan komunikasih dengan kerajaan Pulau Hitam. Menjauh diatas bukit dengan seluruh kekayaan adatnya. Ia mengirim surat resmi untuk berbagi kekuasaan. Hubungan mereka hancur karena Papuana dan Dozi.
Membaca surat, raja Pulau Hitam sangat marah kepada Dozi. Malam di istanah, sambil makan bersama keluarga, raja membentak meja dan pergi dari ruang makan dengan cepat.
“siksa Dozi sekarang juga, tapi jangan sampi Ia meninggal,” perintah tegas raja dengan marah kepada prajurit, tapi Raja tau rasah cinta anaknya kepada Dozi.
Kehidupan Pulau Hitam tidak seperti biasa, ramai dan pesta makan sering terjadi dalam dua kali dalam sebulan, bahkan lebih. Enam bulan berlalu dengan kondisi tidak kondusif dalam istanah kerajaan, sepih dan kakuh. Hari jumat malam. Papuana dan bapaknya tidak seperti dulu dengan marah, sudah seperti biasa layak keluarga yang bahagia bersama ibu Papuana dari suku asli Pulau Hitam. Istrinya makan dengan suasana tidak seperti biasa, ada sesuatu yang Ia harus sampaikan kepada suaminya raja tentang keadaan Papuana. Dua hari yang lalu Papuana cerita kepada mamanya.
“bapak saya ingin beritahu sesuatu, tapi jangan marah kepada Papuana anakmu,” jelas istrinya harap Papuana baik-baik. Bunyi senduk dan piring batu. Keluarga raja sedang makan.
“anakmu Papuana hamil dari Dozi,” jelas istrinya kepada suaminya raja sambil makan.
“kurang ajar!!, Papuana kamu pergi dari sini,” jelas kaget bapaknya dan berhenti makan tiba-tiba, mengusir Papuana, putrinya dari ruang makan.
Papuana berlari keluar dari istana dengan nangis, Ia berlari ke Dozi dalam penjara. Sampai di ruang penjara, Papuana memeluk Dozi.
“sayang, saya hamil, bapak-ku usir Saya dari istanah,” ucap Papuana dalam pelukan Dozi, menjelaskan kejadian di istanah sambil nanggis.
Bapak Papuana dengan prajurit sampai di penjara, bapaknya melihat Dozi dan Papuana berpelukan erat. Raja Pulau Hitam marah.
“keluarkan mereka sama-sama dari Pulau Hitam ini, mereka dua ini sudah nodai hubungan kita dengan alam. Prajurit siapkan kapal!!!,” perintah raja dengan tegas. Ia mengusir Dozi dan Papuana dari Pulau Hitam. Kapal telah siap di bibir pantai barat. Dozi dan Papuana akan berlayar sendiri ke Negeri British, diusir dari Pulau Hitam, Pulau di timur dibawah matahari terbit. Suara tanggis air mata mamanya tidak didengar suaminya, raja tetap mengusir Papuana dan Dozi dari Pulau Hitam. Mamanya melepas Papuana dengan pelukan kasih sayang dalam tangis air mata di bibir Pantai Pulau Hitam. Disaksikan ratusan prajurit Pulau Hitam. Papuana berjanji akan kembali untuk mama. Mamanya hanya bisa mendoakan Papuana akan dimana pun.
“Dozi, kita akan bagaimana?,” tanya Papuana dengan khawatir diatas kapal, berlayar ditenggah laut Samudra Pacific Selatan menuju Samudra Atlantik Utara menuju Inggris.
“sayang, bapakku penjelaja dan navigator terkemuka, kita akan sampai di Negeri-ku British dan hidup bahagia disana,” balas Dozi sambil ia gegas keluarkan gulungan peta kecil dari dalam sepatu yang disimpan rapi dengan rahasia.
Dozi dan Papuana berlayar menuju British dari Pulau Hitam. Dozi dan Papuana berlayar dengan cinta melawan tantangan, ombak, haus, lapar dan bosan diatas kapal, hampir dua bulan lamanya diatas kapal menuju Negeri Inggris; tanah kelahiran Dozi, Negeri yang akan membuat Papuana akan rindu negeri diufuk timur, Pulau Hitam, tanah yang kaya akan alam dan kehidupan alami yang membanggakan. Selama dua bulan dalam perjalanan, Dozi dan Papuana bertahan dengan makanan yang diam-diam mama Papuana naikkan dalam kapal oleh salah satu prajurit. Dozi dan Papuana kaget, tapi Papuana percaya itu cara mamanya.
Sampai di pesisir British selatan, Dozi dan Papuana yang sudah tidak berdaya, warga Inggris di pantai selatan berdatanggan untuk memberikan bantuan. Kabarnya sampai di telingga ratu, Dozi dan Papuana dijemput oleh prajurit raja Edward VIII dibawah ke istanah kerajaan. Dozi bercerita tentang perjuangan di Pulau Hitam hingga perjuangan pulang bersama Papuana, wanita hitam manis dari Negeri hitam. Dozi diberikan penghargaan maha agung dari raja Inggris.
Dozi punya banyak catatan untuk Pulau Hitam. Selama tiga tahun Dozi dan Papuana hidup di Inggris, mereka dua memiliki dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Setelah lima belas tahun lebih di Inggris, Dozi memutuskan untuk kembali ke Pulau Hitam. Dozi akan pergi dengan pasukan perang dibawah bantuan raja Edward VIII.
“Izin ratu, tolong fasilitasi saya kembali ke Pulau Hitam dengan pasukan perang, kita rampok rempah-rempah di Pulau Hitam, disana banyak kekayaan yang saya ketemu,” jelas Dozi kepada ratu memohon bantuan.
“tidak, cukup kamu sudah bawa Papuana ke Negeri kami,” balas raja menolak permintaan Dozi.
“ok maaf ratu, saya akan pergi dengan meminta bantuan kepada Negeri Kincir anggin, Belanda,” balas Dozi meninggalkan istanah kerajaan Inggris.
Keesoknya Dozi berangkat ke Belanda untuk meminta bantuan kepada VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Dozi nekat, Ia harus merebut kekayaan di Pulau Hitam. Negosiasi Dozi berhasil, Dozi disambut positif dan akan berlayar ke Pulau Hitam dengan beberapa Arkeolog dan Misionaris di sponsor oleh VOC. Rencana Dozi dengan cara rampok agresif dibatalkan oleh beberapa ahli di Belanda. Mereka akan rampok kekayaan di Pulau Hitam dengan cara yang etis dan bermoral melalui kerja misionaris. Ide VOC.
Waktu telah berjalan lama, Dozi dan beberapa kelompok Belanda VOC dengan dengan kelompok elite dari Amerika Serikat mulai merampok Pulau Hitam dengan cara moral dan hukum. Nasib manusia lokal di Pulau Hitam tidak menentu, banyak penduduk lokal mati karena penyakit baru, ada juga karena ditembak dengan perintah jenderal berteori fasis yang dikembangkan oleh filsuf asal Jerman, Alfed Rosenberg (1895-1946)
Militer gabung Inggris, Belanda dan Amerika yang di sponsor VOC menjadi alat ampu merampas hasil bumi Pulau Hitam. Rindu Papuana belum usai di Inggris, ia terus terganggu dengan janji kepada mamanya akan pulang, Papuana tidak tau akan nasib bapaknya dan mamanya. Tapi Papuana percaya Ia akan kembali ke Pulau Hitam, senyum dirumah asal dengan semua keluarga besar dan sahabat. Papuana percaya walaupun kekayaanya sudah mulai di rampok. Papuana rinduh Pulau Hitam. Sudah lama, bertahun-tahun.
“Dozi maafkan saya, ini demi Negeri saya, orang-orang saya, kamu pergi tidak bertanya saya, mereka adalah saya, demi mereka saya lakukan,” bunyi surat kecil diatas meja di rumah Inggris. Dozi membaca hingga terjatuh diatas lantai, nanggis sedih.
(Fiksi)