Masjid An-Nur Merapiz/dok.ist

Agama Islam di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, banyak dipengaruhi budaya luar.

Hal itu terlihat dari sejumlah peninggalan bangunan yang sampai kini masih ada.

Dalam penelitian yang dilakukan Bau Mene dari Balai Arkeologi Jayapura, salah satunya ialah bangunan peninggalan Masjid An-Nur Merapi yang terletak di Kampung Danaweria.

“Pengaruh budaya luar pada tinggalan arkeologi yang ditemukan dapat disaksikan pada bangunan Masjid Merapi. Atap berbentuk tumpang tiga. Diperkirakan, bentuk atap mendapat pengaruh dari masjid di Pulau Jawa seperti Masjid Menara Kudus, masjid Demak, dan masjid Jepara,” kata Bau Mene.

Proses masuknya agama Islam di wilayah Kabupaten Fakfak berasal dari Ternate dan Tidore berdasarkan letak geografis. Ternate dan Tidore memegang peranan penting dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam di sekitar wilayah kawasan Kepala Burung, dan Semenanjung Onin. Bau Mene melanjutkan, Masjid Merapi dibangun Raja Fatagar.

Awalnya Raja Fatagar membangun surau tidak jauh dari lokasi masjid yang sekarang. Bekas lokasi dibangun surau terletak di Jalan Warap Made sekitar 200 meter dari masjid yang ada sekarang.

“Pada lokasi ini tidak ditemukan bekas atau sisa-sisa bangunan karena bangunan surau terbuat dari kayu yang bahannya mudah rusak.

Alasan dibangun masjid di tempat yang baru karena orang-orang yang akan melakukan shalat berjamaah semakin banyak sehingga surau tidak bisa lagi menampung jamaah,” bebernya.

Pada bagian timur masjid terdapat makam keluarga Raja Fatagar. Kompleks makam berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 7,92 meter dan lebar 4,94 meter. Kompleks makam dikelilingi pagar besi.

Nisan yang digunakan terbuat dari kayu dengan tulisan huruf Arab.Bangunan utama masjid berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang 10 meter dan lebar 10 meter, pintu masuk berjumlah lima buah, tiga terdapat pada bagian depan, satu di samping kiri, dan satu di samping kanan.

Pada bagian depan di atas jendela terdapat ventilasi udara berbentuk segi empat bersusun dengan bentuk segitiga. Ventilasi tersebut terdapat pada bagian depan tiga buah dengan ukuran yang besar.

“Pada bangunan Masjid Merapi dapat dikatakan bahwa konstruksi bangunan masjid tersebut mendapat pengaruh budaya luar.

Hal ini tampak pada bagian atap yang berbentuk atap tumpang tiga. Ciri-ciri masjid dengan konstruksi atap tumpang tiga dapat ditemukan pada bangunan-bangunan masjid yang pada di Jawa, yaitu pada Masjid Menara Kudus, masjid Demak, masjid Jepara, yang mana ciri-ciri bentuk atap tersebut diduga kuat berasal dari pengaruh Hindu,” jelas dia.

Share this Link

Comments are closed.