Share

Fakfak, majalahkribo.com — Pemilik akun Facebook Yantho Yantho, yang sebelumnya mengunggah informasi mengenai dugaan keracunan setelah mengonsumsi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 kilogram, akhirnya menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik.

Melalui unggahan di akun Facebook pribadinya pada Kamis malam, 30 Oktober 2025, Yantho menuliskan permohonan maafnya kepada pihak kepolisian Fakfak, Perum Bulog Cabang Fakfak, Pemerintah Kabupaten Fakfak, serta masyarakat dan pengguna media sosial di Fakfak.

“Saya minta mohon maaf kepada pihak kepolisian Fakfak, kepala Bulog Fakfak, pemerintah Fakfak, dan semua pihak yang ada di Fakfak, serta masyarakat dan media sosial di Fakfak atas postingan saya di medsos,” tulisnya dalam unggahan tersebut.

Yantho mengakui bahwa semua pihak terkait telah memberikan penjelasan resmi mengenai isu tersebut, sehingga masyarakat kini telah mengetahui fakta yang sebenarnya.

“Karena semua pihak sudah menjelaskan terkait postingan itu dengan baik, dan masyarakat sudah bisa tahu dan paham. Sekali lagi saya minta maaf,” lanjutnya.

Unggahan klarifikasi itu muncul setelah sebelumnya informasi yang disebarkan Yantho di grup Facebook Info Kejadian Kota Fakfak sempat menghebohkan publik. Dalam unggahan awalnya, ia menyebut ada warga yang mengalami sakit usai mengonsumsi beras SPHP 5 kilogram.

Isu tersebut segera dibantah oleh Bulog Fakfak dan RSUD Fakfak. Kepala Bulog Fakfak, Ibrahim Wairoy, memastikan bahwa beras SPHP yang beredar di wilayah Fakfak aman dikonsumsi karena telah melalui proses pengawasan ketat dan uji laboratorium di Surabaya.

Sementara Direktur RSUD Fakfak, Farid Mahubessy, menegaskan bahwa pasien yang sempat dirawat di UGD tidak mengalami keracunan beras, melainkan gangguan pencernaan ringan akibat makanan lain yang dikonsumsi bersama.

Dengan adanya klarifikasi dari pihak terkait dan permintaan maaf dari penyebar awal, isu dugaan keracunan beras SPHP yang sempat viral di media sosial dinyatakan tidak benar alias hoaks.

Admin

About Author

Comments are closed.