ARTIKEL – Pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an Bertus Klewang Gewab terlibat dalam gerakan perlawanan melawan Indonesia di Fak-Fak. Bertus Gewab, adalah anggota Polisi di FakFak, yang sudah berkeluarga. Istrinya seorang amberi, yang menurut masyarakat bekerjasama dengan tentara Indonesia dan melaporkan keterlibatan suaminya; sehubungan dengan kegiatannya melawan Indonesia.

Bertus kemudian ditangkap dirumahnya.sebelum ditangkap tentara pergi menggeledah rumahnya; dan mencari dokument, surat-surat dan buku serta barang-barang yang berhubungan dengan Papua. Tetapi mereka tidak menemukan barang atau dokumen yang mencurigakan. Walaupun Bertus pada waktu itu masih menyimpan sebuah bendera Papua Barat; yang disembunyikan didepan pintu masuk rumahnya; didalam karung yang dipakai sebagai gesetan kaki, supaya tentara Indonesia tidak mencurigai macam-macam.

Setelah itu Bertus ditangkap dan dibawah dengan motor Johnson ke Kokas dan seterusnya dibawah ke Kodim FakFak.

Di FakFak Bertus, diinterogasi dan mengalami penyiksaan berat. Bertus disiksa untuk mengorek data tentang jaringan perjuangan Papua Merdeka dan orang-orang yang ikut di dalamnya. Bertus ditahan di Kodim selama 1 bulan.

Pernah pada suatu hari tentara Indonesia menyiksa Bertus dengan mengikat Bertus pada sebuah pohon (di Kelapa Tiga Puncak Onim, FakFak) lalu menariknya dengan sebuah trek; menyebabkan Bertus teriak meminta pertolongan pada pagi hari. Teriakan Bertus ini didengar oleh Iba (adik lak-laki dari Josphine gewab Rumawak). Iba kemudian pergi mengintip Bertus yang disiksa; kemudian dilepas lagi lalu dibawah ke Kodim FakFak.

Mereka terus mendesak Bertus untuk mengaku. Tetapi dia membisu. Kebetulan ada keluarga yang bekerja di Kodim pada waktu itu; sehingga Bertus berkirim berita ke kampung; meminta pertimbangan dari orang tua tentang penyiksaan yang dialaminya.

Menjawab pernyataan ini orang tua di kampung menyarankan supaya Bertus menyerah; karena apabila tidak tentara akan “sapu” kampung dan banyak warga yang akan kehilangan nyawa. Bertus memutuskan untuk tidak menyerah sehingga dia ditembak di Kodim.

buku: Hidup Dan Karya Jhon Rumbiak

Studi ini berhubungan dengan dinamika dan siasat perlawanan berbagai kalangan dan unsur bangsa Papua dalam tahun 1980-an melawan ,,disquised slvery”, perbudakan terselubung terhadap Papua dalam arti secara sadar dan terencana menghancurkan martabat Papua; yang belakangan ini mengarah kepada “pemusnahan etnis”

(Sumber : Hidup Dan Karya Jhon Rumbiak/Prolog/ Studi Sejarah Papua 1980an : Perlawanan Terhadap Pemain Lama/ hal 31-33)

Share this Link

Comments are closed.