INTERNASIONAL – Berbagai media di seluruh dunia ramai dengan berita kudeta atau menurunkan presiden resmi dengan cara ancaman oleh Ibrahim Traore, seorang anak muda berpangkat kapten militer Burkina Faso, pada tanggal 30 September 2022. Ibrahim Traore berhasil menggulingkan Presiden resmi Paul Henri Sandaogo Damiba yang menurut Ibrahim Traore, pemimpin boneka barat di wilayah Afrika, khususnya di Negara Burkina Faso.
“Seorang budak yang tidak bisa melakukan pemberontakannya sendiri tidak pantas untuk dikasihani,” kata Ibrahim Traore setelah berhasil menggulingkan presiden yang terpilih pada 24 Januari 2022.
Ibrahim Traore menjadi presiden muda yang berani melawan tekanan barat yang sudah lama bersarang di wilayah Afrika dan Negara Burkina Faso. Pengaruh Ibrahim Traore mempengaruhi Negara-Negara Afrika anti barat seperti Mali, Niger, Guinea yang masih dibawa penjajahan barat dengan berkat dukungan pemimpin daerah. Ibrahim Traore seakan dibangkitkan melalui quotes Thomas Sankara (1949–1987), tokoh revolusioner yang dicintai rakyat Burkina Faso.
”Sementara kaum revolusioner sebagai individu bisa dibunuh, Anda tidak bisa membunuh ide,” Kata Thomas Sankara.
Thomas Sankara di bunuh oleh ex presiden Burkina Faso, Blaise Compaore (1987-2014). Seperti kata Thomas Sankara melawan penjajahan barat ”ide tidak bisa dibunuh” Ibrahim Traore dilantik menjadi presiden pada 5 Oktober 2022 ”ide tidak dapat dibunuh,“ Ibrahim Traore sekarang akan menjadi penjamin kemerdekaan nasional, integritas teritorial dan kelangsungan negara,” dilansir media AFP.
Setelah diangkat menjadi Presiden Burkina Faso, Ibrahim Traore menghadiri KTT Rusia-Afrika yang diadakan di St. Petersburg, Rusia pada tanggal 27 dan 28 Juli. Kehadirannya menjadi salah satu sikap pemimpin muda yang berani mengubah arah politik bangsanya kedepan, seperti kapten militer Thomas Sankara melawan barat hingga tewas 1987. Sikap politik Ibrahim Traore merapat dibawa ketiak Rusia tidak hanya Negaranya sendiri, tapi ada 17 negara Afrika yang penentang tekanan barat juga hadir menyatakan sikap melawan barat.
Ibrahim Traore berpidato dengan gagah, kokoh dan percaya diri depan semua kepala Negara yang hadir, termasuk dihadiri Presiden Rusia sebagai tuan rumah forum KTT. Dalam bahasa Prancis, Ibrahim Traore menutup pidatonya dengan slogan “Tanah Air atau Kematian,” Dibawah ini isi pidato yang di translate dalam bahasa Indonesia:
Di sini kita bisa mengudarakan cucian kotor kita karena kita serasa bersama keluarga. Kami merasa seperti sebuah keluarga dalam arti bahwa Rusia adalah keluarga bagi Afrika. Itu adalah sebuah keluarga karena kami memiliki sejarah yang sama. Rusia melakukan pengorbanan yang sangat besar untuk membebaskan dunia dari Nazisme selama Perang Dunia Kedua.
Orang-orang Afrika, kakek kami, juga dideportasi secara paksa untuk membantu Eropa melepaskan diri dari Nazisme. Kita mempunyai sejarah yang sama dalam arti bahwa kita adalah bangsa-bangsa yang terlupakan di dunia, baik dalam buku-buku sejarah, dalam film-film dokumenter yang mengesampingkan peran utama yang dimainkan oleh Rusia dan Afrika dalam perjuangan melawan Nazisme.
Kita bersatu karena sekarang kita disini untuk berbicara tentang masa depan masyarakat kita, tentang apa yang akan terjadi besok di dunia bebas yang kita cita-citakan, di dunia ini tanpa campur tangan dalam urusan dalam negeri kita.
Saat ini, kita dihadapkan–selama lebih dari delapan tahun–oleh bentuk neokolonialisme dan imperialisme yang paling biadab, manifestasi paling kejam.
Perbudakan terus dikenakan pada kita. Nenek moyang kami telah mengajari kami satu hal: budak yang tidak mampu melakukan pemberontakannya sendiri tidak layak mendapatkan dukungan kami atas nasibnya… Kami tidak meminta siapa pun campur tangan untuk mempengaruhi nasib kami.
Rakyat Burkinabé telah memutuskan untuk berjuang—melawan terorisme, demi meningkatkan pembangunan kita. Dalam perjuangan ini, masyarakat kita yang gagah berani telah berjanji untuk mengangkat senjata dalam menghadapi terorisme—yang kita sebut sebagai VDP, relawan (Relawan Pertahanan Tanah Air).
Kami terkejut melihat kaum imperialis menyebut VDP ini sebagai “milisi” Ini mengecewakan, karena di Eropa, ketika rakyat mengangkat senjata untuk mempertahankan tanah airnya, mereka disebut sebagai patriot. Kakek kami dideportasi untuk menyelamatkan Eropa. Itu bukan atas persetujuan mereka, melainkan bertentangan dengan keinginan mereka. Namun sekembalinya mereka, kami ingat betul bahwa di Thiaroye, ketika mereka ingin menuntut hak-hak dasar mereka, mereka dibantai.
Permasalahannya adalah melihat para kepala negara di Afrika yang tidak memberikan apa-apa kepada masyarakat yang sedang berjuang, namun menyanyikan hal yang sama seperti kaum imperialis, menyebut kami “milisi,” dan karena itu menyebut kami sebagai orang yang tidak menghormati hak asasi manusia. Hak asasi manusia apa yang sedang kita bicarakan? Kami tersinggung dengan hal ini. Itu memalukan.
Melawan hal ini, kami sebagai kepala negara di Afrika harus berhenti bertindak seperti boneka yang menari setiap kali kaum imperialis memanfaatkan kami. Kemarin, Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa gandum akan dikirim ke Afrika. Ini menyenangkan, dan kami mengucapkan terima kasih untuk ini.
Namun, ini juga merupakan pesan kepada para kepala negara kita di Afrika, karena pada forum berikutnya, kita tidak boleh datang ke sini tanpa memastikan… swasembada pasokan pangan bagi rakyat kita. Kekuatan untuk rakyat kami. Martabat bagi rakyat kita. Kemenangan bagi rakyat kita. Tanah air atau kematian. Kami akan menang.
Pemimpin muda yang baru muncul ini membuat dua Negara adidaya berpikir keras di Afrika, Rusia dan Amerika. Ibrahim Traore didukung penuh oleh Negera Rusia dibawa komando Presiden Vladimir Putin. Ibrahim Traore menjadi tool di wilayah Afrika dibawah kekuatan besar Rusia, ada kudeta Niger, Mali dan beberapa negara Afrika lain yang anti terhadap barat seperti Amerika dan Prancis. Ibrahim Traore menjadi tool politik yang cocok bagi Rusia di Wilayah Afrika untuk menghajar keluar barat. Ada beberapa bantuan ke Afrika diberikan dengan gratis oleh Rusia, seperti gandum dan lain-lain.
Satu minggu yang lalu, presiden muda yang berani dan energik, Ibrahim Traore ini membuat keputusan yang sangat berani, Ia (Ibrahim Traore) melarang ekspor uranium ke Amerika Serikat dan Prancis. Beberapa keputusan politik membuat barat kepanasan jenggot. Pemimpin muda ini menjadi kepala Negara yang penting bagi dua Negara raksasa dengan dua ideologi besar yang berlawanan.
Tiba-tiba Ibrahim Traore menjadi pemain politik dunia yang hebat karena sikap ketegasan sebagai pemimpin muda yang berani dengan dasar memiliki sumber daya alam (SDM) yang kaya. Ibrahim Traore membawa nasib Burkina Faso di jalan blok timur dari hadapan blok barat yang sudah lama menjajah tanah rakyat Burkina Faso dan wilayah Afrika.
“Mengapa ketika tanah kami yang begitu kaya, air dan sinar matahari melimpah, kami menjadi bangsa yang kelaparan?” Kata Ibrahim Traore, Presiden Muda Burkina Faso sebagai sikap perlawanan barat di Negaranya Burkina Faso.
(Nomen Douw)