MK – Sutradara Rebecca Hall buat film judulnya ”Passing” ceritanya Dia ambil dari buku novel berjudul sama dengan judul film itu, ditulis Nella Larsen (1929) novelis perempuan kulit hitam di Amerika. Ceritanya tentang dua perempuan kulit hitam yang hidup di tengah kehidupan era segregasi atau pemisahan tahun 1920-an di Amerika, bukan hanya mereka dua saja tapi semua orang kulit hitam di Amerika di tahun 1920-an, mengalami hidup yang sama. Film passing memperlihat kisah dua perempuan ras campuran berpisah selamah 12 tahun dan ketemu kembali di Manhattan New York dengan penampilan menyamar seperti perempuan kulit putih.

Irene Westover, perempuan hitam berkulit agak terang, Dia menyamar di kota New York hanya untuk mau belanja alat game milik Dia punya anak, hari itu kota disana panas jadi Irene istrahat di restauran milik Hotel Drayton, Dia masuk sembunyi mata dari satpam hotel, Dia duduk, pas di restauran, Clare Kendry kaget lihat Irene sudah duduk, Clare lihat Irene lama, lama Clare senyum lebar, Irene bigung karena perempuan putih melihat dengan senyum, padahal Clare juga perempuan hitam dibalik makeup, ternyata Clare masih ingat wajah Irene karena kulitnya tidak berubah banyak, kalau Clare berubah banyak, seperti perempuan bule jadi Irene bigung, mencari. Clare mengubah kulitnya seperti wanita bule hanya untuk menipu laki-laki bule namanya Jhon Bellew, suaminya.

Irene kenal Clare dari cara ketawa, tidak berubah semenjak mereka bersama dulu, canda dipublik mereka dua tetap berhati-hati, menjaga tampaknya seperti perempuan berkulit putih New York. Clare ajak Irene ke rumah bertemu suaminya, suami yang tidak suka dengan orang kulit hitam. Sampai dirumah, Clare Dia gegas mengganti baju. Masuk kamar dan keluar, Dia makeup depan cermin. Semua untuk Jhon, suaminya.

“Aku ingin anak laki-laki tapi aku tak ingin ambil resiko, aku cemas karena Margelry berkulit gelap,” Cerita Clare sambil Ia pake baju dan menyebut nama anaknya, takut anak berikut berkulit hitam dan ketahuan kalau Clare adalah perempuan hitam depan Jhon.

“Anak-anakku berkulit gelap,” Balas Irene dengan bangga.

“Apakah Suamimu, Dia,” Tanya Clare dengan kaget.

“Tak mirip kulit putih, jika itu maksudmu,” Balas Irene dengan merasa aneh.

“Kukira,” Balas Clare sambil ketawa menutupi mulutnya.

Clare selalu tampil sebagai perempuan kulit putih di keluarga putih di Amerika kota New York, suaminya Jhon, Dia manajer Hotel Drayton, hotel tempat Clare dan Irene bertemu pertama. Jhon percaya kalau Clare adalah perempuan berkulit putih, kepercayaan sudah belasan tahun.

“Anakku tampil sebagai kulit putih, kau tak berpikir untuk mencobanya?” Kata Clare dengan bangga kepada Irene.

“Apa?,” Balas Irene dengan sedikit kaget.

“Mencoba untuk tampil putih,” Jawab Clare sambil santai merapikan kuku depan cermin kaca.

“Tidak untuk apa, aku sudah punya yang ku inginkan,” Jelas Irene dengan bangga.

Irene ingin pergi dari rumah Clare tapi Clare tahan, Dia pesan makan, menahan untuk berkenalan dengan Jhon yang sebentar lagi datang. Jhon datang setelah beberapa menit. Depan Irene, suaminya Jhon menghina orang kulit hitam, suaminya berpikir Irene seperti istrinya Clare, berkulit putih, Irene terganggu dengan kata-kata rasis Jhon. Clare berpisah dengan keluarga kulit putih diusia 18 tahun dan menikah dengan Jhon, Clare hidup dengan orang-orang kulit putih selama bertahun-tahun, Dia tahan Irene hanya karena rindu keluarganya. Clare ingin sekali hidup kembali dengan keluarga kulit hitam seperti dulu, tapi Dia tidak mampu pergi.

Harem, kota dimana Irene, suami Brian dan kedua anaknya (Ted dan Junior) tinggal bahagia disana; kota orang-orang berkulit hitam bersama kehidupan diskriminasi, rasis oleh kulit putih, seperti cerita kejadian mayat kulit hitam digantung kulit putih dari bibir suami Irene kepada kedua anaknya di rumah.

“Ada yang digantung di little rock, kau dengar?,” Tanya Brian bapaknya sambil memegang koran dikursi kepada kedua anaknya yang sedang membaca disamping Ibunya Irene.

“Jangan sekarang,” Balas Irene ibunya dengan bahasa tubuh kepada Brian, tidak bersuara.

“Apa yang terjadi?,” Tanya Anaknya kepada bapaknya setelah berhenti membaca.

“Pria hitam dituduh menyerang dua wanita kulit putih,” Jelas bapaknya, ibunya tidak tega membiarkan anaknya mendengarkan kasus-kasus keras besar dari bapaknya.

“Kenapa, bapak?,” Tanya anaknya.

“Karena mereka benci kita,” Balas Bapaknya memandang anaknya.

“Brian, kataku jangan sekarang,” Ucap Irene dengan tegas kepada suaminya, coba hentikan penjelasanya.

Clare menggirim surat lima kali ke Irene untuk bertemu tapi Irene tidak membalas, Irene terganggu dengan Jhon, suami Clare yang tidak suka orang kulit hitam. Melalui surat Clare Dia tulis kalau Dia sudah terganggu dengan kehidupan orang-orang kulit putih. Clare ingin hidup kembali ke lingkungan kulit hitam sebagai aslinya walaupun Dia sudah menjaga menjadi putih. Sudah tidak sabar dengan surat, Clare datang ke rumah Irene di Harem, baru Dia cerita semua yang selamah ini Dia simpan, Dia tidak bebas dan tidak bahagia di New York bersama Jhon. Clare lihat pembantu ada potong ubi baru Dia tanya dengan heran cara memasak, baru pembantu Irene Dia bilang, sederhana saja, tidak repot, Clare bilang, itu rasa yang paling sempurna didunia.

Clare tanya Irene, pembantu begitu dapat dimana, Irene bilang, semua orang butuh bantuan, itu biasa. Clare berpikiran budak seperti orang kulit putih di tahun 1920. Brian suami Irene, Irene dan Clare mereka pergi ke pesta dancer sekaligus Irene bertemu Hugh; pria gemuk penulis novel yang disukai Irene. Clare lama bersama keluarga Irene di Harem, kota terpopuler budaya Afrika yang Awalnya berupa desa Belanda yang resmi terbentuk tahun 1658. Irene dan suaminya Brian berdebat tentang cerita bapaknya kepada kedua anaknya tentang rasisme dan diskriminasi pada negro di Amerika. Ibunya Irene melarang kedua anaknya mendengar cerita kekecaman tapi anak pertamanya melawan dan berkata, aku sudah besar bukan anak kecil lagi, aku harus tau, kata anaknya di dapur sementara gegas makan.

“Andai kau berhenti membahas kejadian gantung itu dengan mereka?,” Kata Irene kepada suaminya saat kedua anak laki-lakinya pergi ke kamar setelah makan.

“Kenapa?.” Balas Brian sante.

“Mereka akan belajar tentang hal-hal yang mengerikan saat mereka lebih besar,” Balas Irene menatap suaminya.

“Saat ini mereka lebih aman, kau salah besar,” Jawab Brian dengan santai.

“Mereka akan bertumbuh di negara ini, mereka harus tau,” Jelas Brian kepada Irene.

“Aku ingin mereka bahagia,” Jelas mohon Irene.

“Kita harus menutup mereka dari kata-kata penghinaan dan kekerasaan,” Jelas Brian kepada Irene istrinya.

“Jangan dengan ras dan kebencian,” Balas Irene menatap suaminya Brian sedih.

“Ini rumahku, mereka harus tau semua,” Jelas Brian.

“Tidak, mereka tidak harus tau,” Balas bentak Irene.

“Saya heran kau sebodoh itu sayang,” Jelas suaminya Brian. Irene menanggis depan suaminya.

Mereka ingin pergi dari Harem tapi sudah terlambat, Irene menuduh suaminya punya hubungan lain dengan teman SMA Clare; beberapa kali Dia ketemu mereka dua bercerita dekat dan berbisik-bisik. Pesta teh di rumah Brian; Irene membawah teko batu isi teh dan jalan keliling menuangkannya kepada tamu dalam cangkir teh, Dia ketemu Brian dan Clare sedang berbicara serius, duduk dekat, Irene langsung kaget dan kehilangan fokus, teko batu yang Dia bawah tiba-tiba jatuh ke lantai, semua orang kaget karena pecah, suara keras.

Pesta teh sudah berlalu. Irene dan temannya kulit hitam tiba-tiba ketemu dengan Jhon di kota, suami teman Clare. Irene dan temannya pergi lewat tanpa kata walaupun Jhon menegur dan salam kasi tanggan, Irene merasa bersalah dengan Jhon karena Clare lama di Harem bersama keluarga besar orang-orang hitam. Irene pikiran sampai malam gelisah, tidak tidur. Jhon mencari istrinya Clare dari New York ke Harem. Malam pesta di gedung lante lima, Brian dan Irene menikmati minum dan rokok masing-masing, Brian dan Clare duduk bersama lagi, tenggelam dalam diskusi yang serius, Irene melihatnya tidak nyaman, Dia pergi berdiri di jendela, tarik rokok depan jendela setelah membuka jendela, Irene berpikir beberapa hal.

Suara tegas terdengar di pintu masuk pesta, ada yang saling menawar untuk masuk ruanggan, tidak lama kemudian Clare sudah berdiri dan mendekat ke Irene, Dia kenal suara di pintu, suara suaminya Jhon akan menemukan Dia. Jhon sudah masuk dengan paksa.

“Kau tak bisa mengaturku, kalian semua,” Tegas Jhon kepada beberapa pria hitam dekat pintu. Clare sudah melihat Jhon, Dia bergeser ke Irene dekat jendela, Jhon melihat Clare.

“Sebaiknya kau pergi,” Balas salah satu pria hitam sambil menahan gerakan Jhon. Seorang wanita hitam menahan langkah Jhon mendekati Clare.

“Kau pembohong!!!,” Kata Jhon dengan emosi tinggi, nada keras sambil jarinya menunjuk Clare.

“Hati-hati. Kau satu-satunya kulit putih disini,” Kata wanita hitam yang menahan langkah Jhon.

“Pembohon menjijikan!!,”Kata tegas Jhon dengan emosi, matanya menatap Clare, istrinya yang sudah menipu Jhon selamah bertahun-tahun menjadi wanita kulit putih. Jhon merasah dipermainkan Clare selamah belasan tahun. Ditipu.

Clare tidak berkata apapun, hanya memandang Jhon dengan bercucur air mata dipipinya. Clare lari dari Jhon hanya karena rindu kehidupan komunitas hitam di Harem sebagai keluarga, lama Ia merinduhkan, bebas dan bahagia seperti Irene bersama keluarganya di Harem, Dia iri dengan kehidupan Irene. Irene iri juga dengan Clare dengan keramahan Clare dengan orang lain, muda bergaul. Saat Jhon menerobos perempuan hitam untuk mencoba menggenggam Clare dengan emosi, Clare undur kebelakang dengan cepat; rupanya jendela sudah terbuka lebar, Clare terjung dari ketinggian kebawah, dari lante lima. Clare tewas diatas batu dan es. Irene menanggis dalam pelukan suaminya Brian depan mayat Clare. Clare adalah teman Irene sejak kecil; berpisah semenjak meranjak usia remaja hingga bertemu kembali di usia dewasa tapi tidak lama, Clare meninggal, mereka dua berubah hanya karena titik kehidupan sosial yang berbedah.

Secara umum, film ‘Passing’ patut untuk diikuti; sebuah film yang bisa membawa penonton untuk lebih peka akan fenomena sosial yang ada di masyarakat kulit hitam di era Harlem Renaisans. Bagi para penonton yang ingin mengetahui kelanjutan kisah dari Clare dan Irene atau ingin merasakan bagaimana rasanya menonton film Holywood modern yang dikemas secara ‘jadul’, film ‘Passing’ bisa Anda tonton melalui layanan streaming Netflix.

(Mr.Nomen)

Share this Link

Comments are closed.