Fakfak — Pasar Rakyat Thumburuni yang terletak di jantung Kota Fakfak telah berdiri megah dengan wajah baru yang modern dan representatif. Namun, hingga awal Juli 2025 ini, pasar yang digadang-gadang menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat Fakfak itu belum juga diresmikan.

“Pasarnya sudah jadi, sudah bagus begitu, tapi kenapa belum dibuka? Kami ini mau jualan kenapa tidak jelas?” tanya LA, seorang pedagang yang dulunya berjualan di sekitar kawasan pasar lama.

Keluhan serupa juga disampaikan Mama Monica, pedagang sayur asal Teluk. “Dorang (pemerintah) bilang peresmian bulan Mei, trus bilang lagi Juni. Sekarang sudah bulan Juli, beta tunggu kapan bisa masuk?” katanya dengan nada kecewa.

Pasar Thumburuni sebenarnya dijadwalkan rampung sejak Maret 2025, menyusul penyelesaian proyek oleh penyedia kedua setelah sebelumnya kontrak penyedia pertama diputus oleh pemerintah. Target awal peresmian sempat ditetapkan pada Mei 2025, namun kembali molor ke Juni. Kini, memasuki Juli, pasar tersebut belum juga dibuka secara resmi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Fakfak, Mohjak Rengen, memberikan penjelasan.

“Awalnya dijadwalkan Mei, tapi Bupati saat itu harus ke Manokwari untuk tanda tangan berita acara penyerahan proyek. Setelah itu, beliau lanjut ke Jakarta untuk urusan dengan kementerian,” jelas Mohjak beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan bahwa saat ini proses peresmian tinggal menunggu penyelesaian administrasi dan teknis.

“Sudah hampir selesai semua, tinggal pembenahan teknis ringan dan penyerahan secara resmi ke kami di Disperindag,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Fakfak Samaun Dahlan telah memastikan bahwa pasar akan segera diresmikan.

“Kami sudah menyurati Kementerian PUPR untuk minta waktu peresmian. Semua tahapan utama sudah kami lalui. Tinggal penyempurnaan administrasi dan teknis saja,” kata Bupati kepada wartawan, akhir Mei lalu.

Pemerintah juga telah menyusun skema pengelolaan pasar yang dituangkan dalam Peraturan Bupati, termasuk sistem zonasi dagangan dan penempatan pedagang lama, terutama mereka yang terdampak kebakaran tahun 2019.

“Kami prioritaskan pedagang lama dan OAP. Penempatan tetap pakai nomor porsi sebelumnya agar tidak menimbulkan polemik baru,” tegas Mohjak.

Namun demikian, di lapangan, banyak pedagang berharap agar proses administrasi dan teknis tersebut tidak lagi memakan waktu terlalu lama.

“Kalau bisa, jangan tunggu lama-lama. Kita ini hidup dari jualan. Kalau pasar baru tidak juga buka, kita jualan di mana?” ucap Mama Rina, pedagang makanan ringan, sambil menunjuk lapak seadanya di pinggir jalan.

Kini, masyarakat Fakfak masih menanti janji peresmian yang sudah berulang kali ditunda. Satu hal yang pasti, harapan mereka sederhana: pasar segera dibuka, dan ekonomi bisa kembali berputar.

Editor: Ronaldo J Letsoin

 

 

Share this Link

Comments are closed.