Jakarta –
Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia mengapresiasi sikap tegas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memecat dua komandan di lapangan akibat insiden dua prajurit TNI AU menginjak kepala warga di Papua. Farah meminta agar proses hukum terhadap 2 prajurit itu transparan dan akuntabel.
“Saya menilai sikap Panglima TNI yang memproses secara administrasi terhadap pelaku dan komandan di lapangan adalah langkah yang baik dan tegas. Namun, penting untuk mengungkap masalah ini secara transparan dan akuntabel demi terwujudnya rasa keadilan,” kata Farah, dalam keterangan tertulis, Kamis (29/7/2021).
Farah mengatakan diperlukan dialog publik pascakejadian ini antara aparat dan masyarakat di Papua. Sebab, menurutnya, insiden ini mencederai citra pemerintah yang dihadirkan melalui TNI dalam menjaga keamanan di Papua.
“Diperlukan dialog publik yang lebih dan aksi solidaritas lapangan antar otoritas dengan masyarakat Papua untuk memperbaiki dan mempertahankan hearts and minds masyarakat lokal,” ujarnya.
Farah khawatir kejadian ini dipolitisasi oleh oknum tak bertanggung jawab. Anggota DPR dari Fraksi PAN itu meminta aparat keamanan mencegah hal tersebut.
“Bahkan, ada posibilitas kemunculan aktor-aktor yang ingin mencederai integrasi nasional melalui politisasi dan berita hoaks isu ini di tengah masyarakat Papua,” ujarnya.
Oleh karena itu, Farah menilai perlu segera dilakukan investigasi agar masalah ini tidak berlarut dan meluas. Farah meminta investigasi dilakukan transparan dan akuntabel.
“Proses hukum pelaku jika terbukti bersalah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan sebagai bukti kepada masyarakat bahwa hukum berkeadilan dan tidak tebang pilih. Perlu membangun ruang komunikasi dengan masyarakat yang lebih baik dan humanis. Ketegasan yang dimiliki segenap prajurit TNI harus dijalankan secara profesional dan proporsional,” ujarnya.
Dia mewanti-wanti kejadian serupa tak terulang. Jika terjadi lagi, menurutnya, bukan tidak mungkin kepercayaan publik (public trust) terhadap TNI menurun dan semakin berjarak dengan masyarakat.
Selain itu, kata Farah, perjuangan Indonesia mempertahankan Papua di level internasional berpotensi akan terganggu. Dia juga meminta masyarakat tenang dan tidak terpancing berita hoaks.
“Dan untuk masyarakat harus tetap tenang dan bisa melihat kasus ini secara objektif. Jangan mudah terpancing atau terprovokasi, yang justru dapat memecah belah satu sama lain. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga situasi dan melakukan pengecekan kembali atas berita-berita yang tersebar untuk meminimalisir hoaks,” ujarnya.