Saat ini Media Sosial (Medsos) merupakan primadona baru bagi para politikus (calon kepala daerah) yang akan bertarung di pilkada dalam berkampanye era kini. Berkampanye menggunakan Medsos memiliki kelebihan menjangkau masyarakat yang lebih luas dan masif.
Namun penggunaan media sosial menjadi wadah berkampanye juga dapat menimbulkan ujaran kebencian, hoax dan politisasi SARA dalam berkampanye. Di media sosial juga menjadi sumber kerawanan yang rentan terjadi pada pelaksanaan pilkada. Oleh sebab itu, untuk mencegah kerawanan kampanye di media sosial penting dilakukan sebagai upaya pencegahan agar tidak menimbulkan konflik.
Dalam 4 Minggu terakhir ini, Saya telah memantau platform media sosial Facebook, dan telah ditemukan banyak sekali akun akun bodong alias akun tidak jelas bahkan yang jelas kepemilikan mengunakan platform ini untuk berkampanye untuk calon kepala daerah Fakfak yang mereka dukung.
Akan tetapi dari data yang saya punya Mereka yang berkampanye dimedsos khusus pada pilkada Fakfak persentase bermuatan ujaran kebencian memiliki 10%, isu Hoaks 6% dan SARA 10%. Tiga isu ini saya prediksikan akan terus meningkatkan mulai dari tanggal 1 Oktober – 10 November.
Jika tiga isu kerawanan tersebut (Hoaks, SARA dan Ujaran Kebencian) tidak segera diminimalisir, dikhawatirkan akan memicu terjadinya kekerasan dan konflik antar masyarakat di Fakfak nantinya.
Saran saya seharusnya segera di buatkan tim gabungan yang terdiri dari Penyelenggara Pemilu, Diskominfo, Polres Fakfak dan Komunitas Masyarakat yang selalu siap melawan Penggunaan SARA, Hoax dan Ujaran Kebencian di Medsos.
Kolaborasi itu juga harus membentuk Bank Data atau Pusat Informasi yang berisi informasi terpercaya (Info pilkada). Selain itu, dilakukan juga patroli pengawasan siber secara intensif untuk mencegah potensi maupun embrio politisasi SARA, Hoax dan Ujaran Kebencian di Media Sosial.
Menurut saya dengan adanya kolaborasi itu, edukasi kepada pemilih dan masyarakat secara masif dan intensif dengan bersama-sama mengkampanyekan BAHAYA penggunaan SARA, Hoax dan Ujaran Kebencian di Media Sosial akan mempunyai hasil yang positif.
Salam “Edukasi”
Oleh: Ronald Josef Letsoin (jurnalis & pemerhati media sosial)