Maybrat, majalahkribo.com- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Maybrat menggelar kegiatan Kunjungan Kasih serta pengobatan massal gratis di Ayata, Distrik Aifat Timur Tengah, Selasa (18/11/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian menjelang HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan yang akan diperingati pada 7 Desember 2025.
Ketua DWP Kabupaten Maybrat, Juliana Lince Taa, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Maybrat atas dukungan penuh terhadap pelaksanaan program-program DWP melalui dana hibah yang dialokasikan setiap tahun.
“Pertama-tama kami dari Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Maybrat menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah—bapak bupati, bapak wakil bupati, dan bapak sekda—yang telah memberikan dana hibah sehingga setiap program kami dapat berjalan. Kegiatan di Ayata hari ini merupakan bagian dari program tahunan kami, khususnya di bidang sosial budaya. Dalam kunjungan kasih ini kami melaksanakan pembagian sembako, pemberian makanan tambahan, serta pengobatan massal,” ujarnya.
Juliana menjelaskan, pemilihan Ayata sebagai pusat kegiatan tahun ini didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman. Ia menegaskan bahwa DWP tidak hanya menjalankan program seremonial, tetapi turut mengemban peran sosial sebagai mitra pemerintah dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, selaras dengan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Maybrat periode 2025–2030.
“Kenapa kami memilih Ayata atau wilayah Aifat Timur Raya? Karena kami melihat bahwa masyarakat di sini membutuhkan sentuhan langsung—baik dari pemerintah, maupun dari organisasi sosial seperti Dharma Wanita. Kami bermitra dengan pemerintah daerah dan mendukung program-programnya, terutama dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Apa yang dilakukan hari ini adalah bagian dari komitmen itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kegiatan serupa pernah dilaksanakan di Kumurkek dan beberapa distrik lain, namun ini merupakan pertama kalinya Ayata dipilih sebagai titik pelayanan untuk peringatan HUT DWP tahun 2025.
“Kami bersyukur karena Tuhan sudah mendatangkan para dokter untuk menjawab kebutuhan masyarakat di sini. Tidak semua kampung mendapat kunjungan seperti ini, jadi ini merupakan kesempatan yang luar biasa. Kami berharap bapak ibu memanfaatkan pelayanan ini dengan baik,”ujarnya.
Juliana juga menyampaikan terima kasih secara khusus kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang telah merespons surat permohonan dan mengirimkan tim dokter spesialis dalam jumlah besar untuk melayani masyarakat.
Bupati Maybrat, Karel Murafer menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kehadiran negara bagi masyarakat yang selama ini menghadapi keterbatasan akses pelayanan dasar.
“Ini terobosan pertama dalam 16 tahun Kabupaten Maybrat berdiri. Masyarakat Ayata membutuhkan akses kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang layak. Hari ini kami hadir untuk menjawab kebutuhan itu,” tegas Bupati.
Ia menambahkan bahwa setelah beberapa kali meninjau langsung kondisi medan, ia memahami betapa sulitnya warga memperoleh layanan kesehatan.
“Saya pernah melihat ibu-ibu menggendong anaknya berkilometer jauhnya untuk mendapatkan pengobatan. Pemerintah tidak boleh membiarkan itu terjadi terus,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan 12 dokter spesialis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sorong bekerja sama dengan Rumah Sakit Pratama Maybrat.
Ketua IDI Cabang Sorong, dr. Feliks Duwit mengatakan, tim dokter hadir lengkap agar masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan yang selama ini hanya tersedia di kota.
“Biasanya mereka harus ke Sorong dengan perjalanan berjam-jam. Hari ini kami hadir untuk memastikan masyarakat mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa layanan kesehatan spesialis seharusnya tidak hanya hadir pada momen tertentu.
“Daerah ini jauh, tetapi bukan berarti masyarakatnya harus jauh dari pelayanan kesehatan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan lebih sering,” tegas dr. Feliks.
Senyum lega tampak dari wajah masyarakat Ayata Raya, mulai dari anak-anak, ibu hamil, hingga lansia yang jarang mendapat kesempatan diperiksa oleh dokter spesialis. Di tengah keterbatasan akses jalan dan fasilitas kesehatan, kegiatan ini menjadi bentuk pelayanan yang “datang menjemput” masyarakat pedalaman.
Perwarta: Charles Fatie