Share

PAPUA TENGAH – Majelis Rakyat Papua Tengah Ketua Pokja Adat Julius Wandagau SE, menanggapi pernyataan Dansatgas Media Koops Habema menurutnya kejadian penembakan di Soanggama Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya tidak semua anggota OPM.

“Saya mau tanggapi pernyataan Dansatgas media Koops Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono bahwa peristiwa yang terjadi di Soanggama 14 orang itu adalah TPN-OPM itu tidak benar,” Ujarnya, Senin (20/10/2025).

Ia mengatakan bahwa telah menerima laporan langsung dari masyarakat kampung Soanggama bahwa yang ditembak anggota OPM hanya sebanyak 5 orang sisanya merupakan warga sipil.

“Sebenarnya informasi yang kami peroleh dari masyarakat Soanggama bahwa dari 14 orang itu 5 diantaranya yang benar merupakan anggota TPN-OPM sedangkan sisanya itu masyarakat sipil kemudian 3 orangnya belum teridentifikasi sampai sekarang,” ungkapnya.

“Setelah mereka (TNI) tembak mati kemudian mereka dimakamkan di halaman gereja,” lanjutnya.

Wandagau juga meminta agar adanya klarifikasi dari Dansatgas Habema untuk mengungkapkan kebenaran tentang para korban sebab tidak semua OPM.

“Jadi apa yang disampaikan oleh Dansatgas media Koops Habema ini tidak benar, jadi harus perlu diklarifikasi. Kemudian saya juga harap adanya keterbukaan informasi dari Komandan Satgas media Koops Habema, kalau itu betul TPN-OPM bilang itu TPN-OPM kemudian kalau masyarakat sipil sampaikan bahwa itu masyarakat sipil juga supaya publik tau,” mintanya.

“Yang berkembang di media bahwa 14 orang ini semua TPN-OPM itu tidak benar,” Lanjutnya menegaskan.

Ketua Pokja Adat MRP Papua Tengah juga meminta agar Pemerintah dan DPRD Kabupaten Intan Jaya bentuk tim investigasi independen untuk kepastian korban 14 orang yang ditembak TNI di kampung Soanggama.

“Perlu ada tim yang harus turun investigasi di Soanggama untuk memastikan 14 orang korban ini untuk memastikan apakah semua TPN-OPM ataukah masyarakat sipil juga, supaya ada keterbukaan informasi. Maka saya harap Pemerintah bersama DPR bentuk tim  untuk memastikan apakah 14 orang ini TPN-OPM atau tidak,” mintanya.

Ia pun menyayangkan sikap TNI yang langsung mengubur para korban di depan gereja tanpa diberikan kepada keluarga.

“Seharusnya setelah ditembak mati jenazah-jenazah ini diserahkan ke keluarga korban. Tapi penguburan juga oleh satuan Habema sendiri dan ini tidak dibenarkan dari sisi kemanusiaan,” terangnya.

“Ada 8 orang yang mereka (TNI) kubur di halaman gereja sisanya dekat dengan halaman gereja,” terangnya melanjutkan.

Diakhiri kata Wandagau manusia Papua bukan binatang yang terus jadi korban kekejaman TNI.

“Jadi ini bukan binatang ini manusia. Orang-orang yang tidak berdosa jadi korban,” Tutupnya.

(Admin)

Comments are closed.