PAPUA – Sekertaris Dinas kesehatan Kabupaten Intan Jaya Agus Bagau memberikan klarifikasi tudingan dirinya dalang dibalik protes seluruh staf Dinkes yang berujung pada laporan polisi oleh kepala dinas Labuhan Hutabarat.
Menurutnya kantor dinas kesehatan ada di Intan Jaya jadi wajar jika dirinya tidak masuk kantor begitupun dengan kepala dinas Labuhan Hutabarat.
“Soal saya tidak masuk kantor sebenarnya kita punya kantor itu di Sugapa bukan di Nabire. Selama ini di Nabire itu sekretariat Covid saja untuk melakukan rapid tes, untuk pemeriksaan antigen dan sekarang melakukan penyuntikan vaksin. Kantor kita di Intan Jaya kalau bicara tidak pernah masuk kantor tidak hanya saya pak Labuhan juga tidak pernah masuk kantor karena kita sama-sama tinggal di Nabire,” ujarnya kemarin Sabtu (3/4/2021).
Tak lupa Ia menanggapi pernyataan Labuhan Hutabarat yang mengganggapnya melakukan tindakan kriminal, selain itu ia menilai Labuhan mencemarkan nama baiknya sehingga bisa saja Ia lakukan laporan balik.
“Kriminal itu seorang pencuri, pembunuh, perampok atau teroris yang tingkah lakunya bertentangan dengan bertentangan dengan kemanusiaan. Dari kata ini saja saya bisa juga katakan Labuhan Hutabarat salah besar, saya seorang sekretaris Dinas yang Labuan pimpin dan saya bisa balikkan kata Labuhan Hutabarat dikategorikan seorang pemimpin kriminal di Dinas kesehatan Kabupaten Intan Jaya saya bisa buktikan,” tanggapinya.
Lanjutnya “Saya sedikit sensitif dengan kata-kata kriminal terhadap diri saya, karena saya tidak melakukan perbuatan melawan hukum, tidak ada dasar mengatakan mengatakan saya melakukan perbuatan kriminal. Bisa saya tuntut balik kepada Labuan Hutabarat walaupun Labuan adalah sarjana hukum, tetapi demi pembenaran nama baik saya bisa tuntut saja tuntut balik.
Bagau juga menjelaskan bahwa persoalan tersebut bukan masalah besar melainkan persoalan internal dinas yang bisa diselesaikan. Dirinya hadir untuk mengakomodir keinginan staf yang kecewa terhadap Labuhan Hutabarat.
“Khusus soal demo staf yang menimpah dirinya itu soal biasa. Jadi jangan melebar kemana-mana ini masalah internal Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya. Gesekan antara kepala dinas dan staf itu perlu digaris bawahi bahwa saya hadir untuk mengakomodir keinginan staf yang merasa kecewa atas kepemimpinan selama 1 tahun Labuhan yang bicara lain main lain,” jelasnya.
Selain menghindar Labuhan juga dinilai selalu politisir program dari kepala bidang dinas kesehatan.
“Dalam sebuah organisasi sekertaris punya kewajiban memberikan masukan kepada atasan, karena Labuhan Hutabarat ini memang perlu mendapat banyak masukan dari putra daerah yang sekaligus sebagai sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang bekerja sejak 1994 sampai saat ini. Tidak hanya saya tetapi beberapa kepala bidang yang lebih senior dari Labuhan dan juga sebagai anak daerah Intan Jaya memberikan masukan dalam hal program rutin kesehatan tapi Labuhan selalu politisi dan selalu menghindar sampai rapat internal saja tidak pernah dilakukan,” tambahnya.
Setelah sebelumnya dalam berita radar pagi dengan judul “Kadinkes Kab. Intan Jaya Terkait Demo Staf Tuntut Dirinya Mundur,” Labuhan Hutabarat mengaku jika dirinya di tekan sekertaris Dinkes sejak awal dan Agus Bagau menjelaskan bahwa tidak pernah menekan kepala dinas namun pernah marah dan pegang kerak bajunya karena tanpa sepengetahuan dirinya paraf dilakukan.
“Jadi tidak ada penekanan PLT kepala dinas kesehatan Kabupaten Intan Jaya. Jelasnya saya tidak pernah menekan tetapi memberikan masukan sebagai tugas sekertaris dinas Kesehatan, mengkoordinasi penyusunan rencana program, peraturan administrasi dan anggaran dinas serta penataan organisasi, pengelolaan baranga atau aset milik dinas kesehatan,” Terang Bagau.
Diakhir dirinya menekankan bahwa Nabire bukan kantor Kabupaten Intan Jaya, hanya posko Covid-19.
“Saya sebagai sekertaris tidak pernah dihubungi untuk pertemuan-pertemuan penting. Ingat bahwa Nabire bukan kantor tapi posko Covid-19 karena kantor di Sugapa,” tutupnya.
(Admin/DZ)