Fakfak, majalahkribo.com –Kegiatan Wewowo Masjid Maaghi sebagai bentuk solidaritas pembangunan Masjid Nur Islam Werpigan berlangsung hangat dan penuh kebersamaan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Fakfak, Rabu, 10 Desember 2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, tokoh adat, dan perwakilan lintas agama di Kabupaten Fakfak.
Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 hingga 17.00 WIT dan berjalan dengan tertib serta penuh semangat gotong royong. Ketua Dewan Adat Mbaham Matta Kabupaten Fakfak, Abnel Hegemur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi.
“Terima kasih kepada semua yang telah hadir dan mendukung kegiatan ini. Dukungan ini merupakan wujud toleransi antarumat beragama serta bentuk menjunjung tinggi adat dan istiadat yang kita pegang bersama di Kabupaten Fakfak. Ini juga menjadi bagian dari pemulihan negeri Mbaham Matta,” ujar Abnel Hegemur.
Pada kegiatan tersebut, masyarakat memberikan dukungan nyata berupa 335 sak semen dan dana sebesar Rp120.080.000 untuk membantu percepatan pembangunan Masjid Nur Islam Werpigan. Seluruh bantuan diserahkan secara terbuka dan diterima dengan penuh syukur oleh panitia pembangunan masjid.
Usai kegiatan utama, dilakukan penyerahan simbolis hasil penggalangan dana (Masjid Maaghi) kepada pengurus masjid, yang diterima langsung oleh Imam Masjid Nur Islam Werpigan. Prosesi ini disaksikan oleh Pemerintah Kampung Werpigan, tokoh adat, Lembaga Masyarakat Adat (LMA), Dewan Adat Mbaham Matta, Petuanan Atiai, serta seluruh peserta yang hadir.
Kegiatan yang digelar oleh Dewan Adat Mbaham Matta bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Adat, Petuanan Atiai, serta Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) ini menjadi simbol kuatnya persatuan, toleransi, serta nilai gotong royong yang terus hidup di masyarakat Fakfak.
“Wewowo” merupakan tradisi musyawarah adat dalam masyarakat Fakfak, Papua Barat Daya. Secara harfiah berarti berkumpul atau bermusyawarah. Tradisi ini digunakan untuk membahas berbagai urusan bersama, seperti pembangunan, keamanan, kegiatan sosial, hingga keagamaan.
Dalam konteks Masjid Maaghi (atau Masigit Maghi), Wewowo menjadi forum musyawarah antara masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama untuk merencanakan kegiatan keagamaan dan pembangunan masjid, termasuk penggalangan dana, pemeliharaan, dan agenda keagamaan.
Tradisi ini mencerminkan nilai budaya “Satu Tungku Tiga Batu”, simbol persatuan dan harmonisasi antarkomponen masyarakat Fakfak yang majemuk.