Manado, majalahkribo.com – Sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Fakfak yang tengah menempuh studi di Manado dan Tondano, Sulawesi Utara, melayangkan lima tuntutan kepada Pemerintah Kabupaten Fakfak melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora). Mereka menilai program Beasiswa Seribu Mahasiswa tak berjalan sebagaimana dijanjikan.
Tuntutan itu disampaikan secara resmi pada Senin, 3 November 2025, oleh Sekretaris II Ikatan Mahasiswa Fakfak Sulut, Maria Rahayaan, mewakili ketua organisasi. “Kami menyampaikan respon dan tuntutan ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap keterlambatan pencairan beasiswa,” ujar Maria, Senin petang.
Keterlambatan penyaluran dana, kata dia, membuat banyak mahasiswa terdesak. Beberapa kampus telah melewati batas pembayaran SPP, sementara sebagian mahasiswa mengaku terpaksa berutang untuk menutupi kebutuhan dasar kuliah.
Mahasiswa Fakfak di Sulut merumuskan lima tuntutan utama kepada Disdikpora Fakfak:
1. Penetapan dan publikasi jadwal pencairan yang jelas dan konsisten sejak awal periode, serta komitmen untuk mematuhinya.
2. Keterbukaan informasi tentang penyebab setiap keterlambatan, baik karena kendala administrasi, regulasi, maupun masalah teknis.
3. Pernyataan sikap resmi pemerintah daerah atas kegagalan memenuhi janji pencairan, disertai permintaan maaf terbuka kepada mahasiswa.
4. Penetapan tanggal pencairan final yang tidak bisa ditawar lagi, disertai konsekuensi tegas jika kembali dilanggar.
5. Evaluasi internal Disdikpora, termasuk identifikasi pihak atau unit kerja yang bertanggung jawab atas keterlambatan dan pemberian sanksi yang proporsional.
“Kami tidak menolak kebijakan pemerintah, tapi kami menuntut kejelasan dan tanggung jawab moral,” kata Maria.
Mahasiswa berharap pemerintah daerah menunjukkan itikad baik dan transparansi, agar polemik ini tak mencoreng nama baik Fakfak di mata perguruan tinggi dan masyarakat luas.
Sebelumnya, tuntutan serupa juga muncul dari mahasiswa Fakfak di Yogyakarta dan Manokwari, yang menyuarakan keresahan atas belum cairnya dana beasiswa hingga memasuki akhir tahun akademik.
Dari informasi yang dihimpun majalhkribo.com, mahasiswa Fakfak di 11 kota studi di seluruh Indonesia masih menunggu kepastian pencairan. Beberapa di antaranya memilih diam dan menanti keputusan resmi, sementara sebagian lainnya mulai menyuarakan kekecewaan secara terbuka.
Editor; Ronaldo Josef Letsoin