Maybrat,  majalahkribo.com – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya memetakan Kabupaten Maybrat sebagai daerah dengan potensi tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Kondisi ini diperparah oleh tantangan geografis, di mana 46.604 jiwa penduduk tinggal terpencar di 259 kampung pada 24 distrik.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Maybrat, Simson Jitmau, S.Sos, menjelaskan bahwa penyebaran penduduk yang tidak merata menyulitkan Damkar memberikan pelayanan maksimal, terutama dalam penanganan kebakaran dan penyelamatan.

“Kondisi kampung dengan penduduk yang terpencar-pencar ini membuat layanan pemadaman tidak optimal. Sarana prasarana kami terbatas, ditambah jumlah personel hanya 13 ASN dan honorer. Hal ini berpengaruh terhadap kecepatan respon ketika kebakaran terjadi,” ujar Simson, yang kini tengah mengikuti PKN Tingkat II LAN Makassar.

Menjawab tantangan tersebut, Simson menggagas proyek perubahan bertajuk “KAMPUNG SIAGA PENDEKAR MAYBRAT” atau Optimalisasi Peran Kampung Siaga Bencana Kebakaran Melalui Pembentukan Persatuan Relawan Pemadam Kebakaran Kabupaten Maybrat.

Menurutnya, proyek ini memiliki tiga tujuan besar. Dalam jangka pendek, terbentuknya kampung siaga bencana kebakaran dengan melibatkan relawan lokal. Untuk jangka menengah, hadirnya sistem pemadam kebakaran yang lebih terkoordinir berbasis masyarakat dan lintas sektor. Sementara dalam jangka panjang, Damkar Maybrat menargetkan peningkatan mutu pelayanan dengan waktu tanggap maksimal 15 menit sejak laporan diterima.

Selain mempercepat respon kebakaran, Simson menekankan manfaat proyek ini, antara lain membantu pencapaian standar pelayanan minimal (SPM), membangun sistem ketahanan kebakaran lingkungan, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dini, hingga memperkuat koordinasi Damkar dengan aparat kampung, TNI, dan Polri.

Proyek perubahan ini juga memiliki identitas visual atau branding. Logo Pemerintah Kabupaten Maybrat dipadukan dengan simbol Alat Pemadam Api Ringan (APAR), handy talky sebagai lambang komunikasi, dan figur relawan yang disebut Pendekar Maybrat.

“Kami ingin masyarakat menjadi garda terdepan dalam mencegah dan menangani kebakaran sejak dini. Melalui ‘Pendekar Maybrat’, koordinasi dengan aparat kampung, distrik, hingga aparat keamanan bisa lebih kuat dan terarah,” jelas Simson.

Di akhir, Simson menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pemberdayaan masyarakat demi keselamatan bersama.

“Harapan kami, Kampung Siaga Pendekar Maybrat dapat menjadi model kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan aparat keamanan. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik, meski dengan keterbatasan, demi mewujudkan Maybrat yang tangguh menghadapi bencana kebakaran,” pungkasnya.

Pewarta : Charles Fatie 

Share this Link

Comments are closed.