CERPEN – Siang jam sebelas lewat lima belas, Aten mengirim bunyi berita dalam grup WhatsApp bernama; Berita Papua, ”KPK Tetapkan Gubernur Papua Lukas Enembe Tersangka Korupsi,”(CNN Indonesia). Grup whatsapp yang sedang sunyi mengkagetkan Ocan dan Siska. Orang nomor satu dalam pemerintaha Papua menjadi tersangka korupsi satu milyar rupiah.
Aten adalah pria asal Tolikara yang sudah lama bermukim di Jayapura Papua setelah Lukas Enembe terpilih menjadi gubernur Papua pada 9 April 2013. Aten kepala bagian di salah satu dinas kantor gubernur Papua. Dekat dengan rombongan Gubernur yang asalnya dari wilayah adat Lapago.
Ocan adalah pria gendut asal tanah besar Makassar, Dia lahir besar di Papua. Dia kuliah berkat beasiswa Pemerintah Papua ke Jawa hingga selesai S2 di Inggris. Dia pria yang berprestasi yang mencintai tanah tumpa darah, Papua. Masa kecil habis dialam Papua bersama lingkungan anak-anak Papua, berlari dialam hutan, bermain di sungai yang jernih hingga SMA, tidak terlepas dari lingkungan hidup teman-teman kecil Papua. Setelah kuliah diluar Negeri, Dia bekerja di Jakarta, sudah lima tahun lebih kerja.
Siska, wanita cerdas yang gagal melanjutkan S2 di luar Negeri setelah kuliah S1 di Semarang Jawa Tenggah. Sudah dua tahun tinggal di Semarang, dia bekerja menjadi konsultan hukum di wilayah kota Semarang. Siska ingin mengalami pengalaman kerja lalu kembali ke tanah Papua. Aten, Ocan dan Siska adalah teman dari kecil, rumah bersebelahan dalam satu kompleks besar di Papua, mereka tiga punya banyak cerita bersama alam Papua dan kebudayaan Papua.
Tiga tahun yang lalu, Ocan membuat grub WhatsApp ”Berita Papua” sepanjang tiga tahun, komunikasi mereka tidak pernah berhenti; Ocan ingin menjaga Papua dari jauh melalui tanggan sahabat kecil di Papua. Apa pun isu terkait dengan Papua, selalu mereka tiga berdiskusi dengan saling melengkapi data dari sumber yang resmi akuntablitas. Ocan punya banyak data terkait persoalan di Papua, selalu Ocan bagikan ke Grup untuk kedua teman, dia percaya kedua teman sejak kecil, hanya saja ada beberapa hal yang Ocan batasi, misalnya data dilarang bagi ke orang lain tanpa izin Ocan, tapi hanya beberapa data, tidak semua.
“Mako Brimob siang ini rame, masa turung memintah Jakarta berhenti kriminalisasi Gubernur Lukas Enembe,” Tulis Aten di Grup WhatsApp disertai photo dan video orasi jubir Gubernur Papua,” Ini murni permainan Jakarta untuk membersihkan tokoh Papua yang pro terhadap masyarakat Papua, gaya begini harus dihentikan,” Lanjut pendapat Aten.
Siska mengirim catatan 30 Juni 2022 di media situs online Laolao Papua dengan bunyi judul, ”Gubernur Lukas Enembe Penghianat Rakyat Papua. ”KPK luar biasa, usut tuntas para tikus-tikus berdasi di Papua, mereka inilah sebenarnya membunuh rakyat Papua, Eltinus Omaleng juga salah satu pelacur asing yang permainkan masyarakat Papua, kami mendukung bagian ini,” Komentar Siska dibawah situs laolao yang Ia bagikan.
“Tidak cukup sesimpel itu kawan melihat persolan Papua hari ini, rumit dan membutuhkan pisau yang bagus kawan. Apapun ceritanya kita punya Pemimpin di Papua suka membantu kita punya masyarakat Papua, Bapak Lukas Enembe adalah tokoh Papua yang masyarakat Papua harus bela mati-matian. Saya melihat Lukas Enembe adalah pemimpin Papua yang berhati baik melihat Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua,” Balas Aten kepada Siska.
“Persoalannya jelas kawan, sangat simpel, mereka sudah korupsi sebagian besar hak milik masyarakat Papua, itu kejahatan dan harus ditindas tegas dengan hukum yang berlaku. Setiap orang punya tokoh dan saya untuk Bapak Lukas Enembe tidak kawan. Soal Sumber Daya Manusia (SDM) pemimpin sebelumnya seperti kaka Bass dan JP Salossa juga melihat SDM dengan mata yang baik. Semua orang atau pemimpin punya kerinduhan yang baik untuk Papua, tapi tentu tidak dengan cara korupsi yang banyak,” Balas Siska kembali kepada Aten.
Diantara saling balas komentar Aten dan Siska, Ocan mengirim berita berjudul, ”Kasus Mutilasi Empat Warga Papua Diangkat di Sidang Dewan HAM PBB.”(Suara Papua tanggal senin 12/9/2022). “Coba kalian berdua ajak orang Papua lebih fokus isu yang bisa membuat global melihat Papua. Analisa saya bahwa, jangan-jangan kasus gubernur Lukas Enember hanya isu baru untuk menutupi kasus-kasus lain yang lebih serius. Saya bertemu beberapa teman dalam lembaga, mereka semua melihat Papua dari Politik, semua keputusan dari Politik, 100% politik. Saya menjadi orang yang duduk ditenggah mereka dengan air mata dalam hati, saya bukan orang Papua tapi seluruh hidup saya di Papua, Papua berikan saya kehidupan yang begitu berharga.” Tulis Ocan di sertai emoji sedih dan air mata.
Aten dan Siska diam. Ocan lanjut menulis tentang Papua. ”Saya menyaksikan dari dalam, sepertinya Papua di tanggan orang-orang kuat bertanggan besi, semua laporan jatuh diatas meja politik. Pemimpin yang pro dengan masyarakat Papua dianggap Politik mengancam Negara, Pemimpin yang memikirkan masa di Papua di lemahkan oleh operasi diam oleh Intelijen yang dipakai kepentingan. Papua jauh dari damai karena politik lebih dekat dan kental dimata Negara terhadap Papua.” Lanjut Ocan setelah membagikan berita berjudul,”Lukas Enembe: Kepala BIN dan PDIP Gunakan KPK kriminalisasi Saya (sumber berita Mambruks tanggal 15/9/2022)
“Menurut saya; ada beberapa nasib pemimpin di Negara-Negera Timur Tengah menghadapi kekuasaan yang ditolak masyarakat lokal hingga menciptakan revolusi sosial, salah satu kasus misalnya di Negara Iran; Mohammad Reza Pahlavi, dia adalah raja Iran dari 16 September 1941 hingga digulingkan dalam Revolusi Iran pada 11 Februari 1979. Merupakan raja kedua dari Dinasti Pahlavi dan Shah terakhir dari monarki Iran. Ruhollah Musavi Khomeini ia melawan kebijakan Mohammad Reza Pahlavi. Dia dipenjara selama 10 bulan karena memprotes kepatuhan Pahlavi terhadap kebijakan Israel dan Amerika pada Asyura 1963, dan kemudian dideportasi pada 1965 karena berbicara menentang penyerahan kepada penasihat militer Amerika. Dia tinggal di pengasingan selama 14 tahun, sekitar satu tahun di Turki, kemudian di Irak, dan akhirnya beberapa bulan di Prancis,” Tulis Siska di grup.
“Kalau melihat dari tensi politik yang saya ikuti semenjak gubernur Lukas Enembe di panggil KPK, masa menduduki kantor Mako Brimob, dan ada mobilisasi masa di rumah kediaman,” Terang Siska setelah mengirim video masa yang berkumpul dengan atribut perang tradisional di wilayah rumah Lukas Enembe di Koya Jayapura Papua. Dari kaca mata hukum terlihat ada isu yang ingin dihilangkan, misalnya soal mutilasi, ini pelanggaran paling berat karena di lakukan oleh aparat kepada warga sipil tanpa ada ancaman, ini bukan pembunuhan yang berencana tapi pembunuhan yang dipikirkan, jadi hukumanya penjara tiga puluh tahun lebih atau hukuman mati,” Catatan lanjut Siska di grup.
“Hari selasa 20/09/2022 kami akan demo lumpuhkan Jayapura, kami sudah melakukan konsolidasi ke seluruh rakyat Papua di kota Jayapura. Kami juga sudah melakukan mobilisasi masa dari lapago dan dimana-dimana untuk menjaga atau membela pemimpin bertangan kasih menembus perbedaan di rumahnya. Tadi kapolda Papua datang berjumpa dengan Gubernur Lukas Enembe di kediaman, hanya kapolda saja boleh masuk, ajudan dan lebih dari yang lain masyarakat larang keras masuk, saya tidak tau apa yang terjadi ketika KPK datang untuk menangkap. Soal pengalihan isu, mungkin saja di lakukan. Gerakan masyarakat adalah gerakan spontanitas karena Lukas Enembe pasti menjaga banyak elemen masyarakat Papua,” Catatan Andi setelah menyimak diskusi dan beberapa berita yang dibagikan di grup oleh Ocan dan Siska.
Ocan mengirim data rentetan pembunuhan orang Papua yang distatistis oleh media tempo dari tahun 2018-2022. Pelaku kejahatanya Polisi, Tentara, Penjaga tahanan dan Operasi militer gabungan TNI Kepolisian. Ocan mengirim juga berita berjudul, ”Tokoh Gereja di Papua minta proses hukum kasus mutilasi Mimika terbuka” (jubi, kamis 15/9/2022). Ocan punya banyak teman ngopi yang bekerja dibeberapa lembaga Negara di Jakarta, Dia punya data lisan terkait persoalan yang di takutkan oleh Negara Indonesia. Ocan sering terlibat membantu beberapa pejabat yang bermasalah di Jakarta; soal korupsi, pilkada dan urusan pemerintahan yang lain.
“Gubernur Papua Lukas Enembe adalah pro rakyat, dia bekerja apa yang diinginkan masyarakat Papua sejauh ini, jadi Negara bersama pemangku kepentingan jangan kriminalisasi pemimpin rakyat Papua. Lukas Enembe punya massa yang jelas di Papua, Negara harus berpikir baik soal ini, ” Tulis Aten; pria yang menjadi ASN Provinsi Papua selama sembilan tahun lebih, dia diangkat menjabat kepala bidang setelah dapat beasiswa kuliah S2 dari pemerintah daerah. ”Lukas Enembe itu sulit diatur pusat soal investasi tambang dan kesepakatan perusahaan, makanya oligarki melalui lembaga Negara harus singkirkan Lukas Enembe supaya bapa bagi saham bisa lancar,” Lanjut Aten, Pria ASN biasa di Tolikara yang sekarang menjadi kepala bidang di kantor gubernur.
Setelah grub whatsapp diam satu hari, Ocan ajak pertemuan visual di waktu yang di sepakati bersama. Pertemuan visual dimulai jam sembilang malam. ”Kamu dua selamat malam, ini saya ajak kamu dua diskusi tentang Papua dan korupsi lagi, saya mau tulis tapi kurang aman jadi kita zoom grub saja. Jadi bagini, saya dapat laporan dari teman-teman di Jakarta sini bahwa, banyak politik yang dipermainkan di Papua, yang pertama itu soal Politik yang mengancam kedaulatan Negara Indonesia, kedua itu soal investasi dan ketiga adalah soal perang partai dalam menguasai panggung politik di Papua, alias merah versus biru. Politik ini kalau dilihat secara global itu persis sama dengan pendekatan Inggris di Afrika, Amerika di Timur Tengah dan Amerika latin dalam beberapa hal kecil.” Jelas Ocan, pria Makassar lahir besar Papua tamatan S2 di luar Negeri kepada Aten dan Siska.
“Saya sampai hari ini heran, lembaga agama ikut membela koruptor di Papua kawan,” Jelas Siska heran.
“Mereka inikan umat agama kawan, tidak masalah soal itu.” Balas Aten kepada Siska.
“Jangan pake lembaga karena tidak semua umat suka pemimpin yang suka korupsi,” Balas Siska kembali.
“Ini politik kawan,” Singkat Andi.
“Ia saya tau kawan tapi apa pun perjuangan harus suci,” Jelas Siska.
“Hanya itu yang saya mau bilang kamu dua jadi kamu dua stop berdebat dan sekarang kamu jaga ade-ade dirumah, jelaskan kehidupan politik yang benar untuk kamu punya tanah Papua kedepan, bersatu lebih penting karena kalian itu sedikit walaupun punya tanah rumah yang besar dan kaya. Kamu dua hormat, nanti kita diskusi lagi setelah melihat perkembangan, kamu dua juga cari data yang benar dari sumber yang pasti. Ok, selamat malam kamu dua sampai jumlah dilain waktu, salam cinta semua di Papua.” Kata Ocan tutup pertemuan mereka tiga yang singkat.
Sabtu malam berlalu dan besok tanggal 19. Hari minggu. Isu terus dikembangkan, ada kelompok yang dipakai untuk membuat asap, tapi ada asap yang benar-benar terjadi tapi ada kelompok yang menikmati hidup dari isu. Malam berlanjut. Politik berlanjut hingga manusia berhenti hidup lagi.