INTAN JAYA – Bertempat di sekretariat kantor Covid-19 Intan Jaya di kota baru Nabire, seluruh staf yang sebelumnya mengamuk dan menyeret keluarkan kepala Dinasnya dari kantor perwakilan tersebut mengaku aksi mereka tersebut bertujuan agar kepala Dinas segerah diganti, dan permintaan mereka terlihat jelas di spanduk yang dipasang.
Bahkan mereka berteriak bersamaan meminta kepala Dinas Kesehatan Labuhan Hutabarat segera di copot dari jabatannya.
“Kami minta kepala dinas segerah diganti,” teriak seluruh staf yang berkumpul di halaman kantor perwakilan C-19 di Nabire kepada awak media, kemarin (29/3/2021)
Mewakili seluruh kepala Bidang Yuvenia Migau Kepala Bidang Ibu dan Anak mengatakan, seluruh kegiatan yang seharusnya menjadi bagian para kepala bidang di Dinas Kesehatan juga turut diambil alih kepala dinas bahkan program Nasional seperti stanting pun dibiarkan begitu saja.
“Beliau menganggap stanting itu program lokal, sehingga ini salah satu yang beliau tidak pedulikan. Kalau pekerjaan fisik silahkan beliau jalankan itu kebijakan tetapi namanya program itu harus bidang yang harus menangani tetapi semua program maupun fisik beliau ambil alih kami (semua Kabid) nonton saja. Secara pribadi juga saya sudah sampaikan, bapak kami mau lihat bapak punya kepemimpinan 1 tahun ini karena banyak hal yang menjadi kejanggalan dalam pelayanan. Kami juga sudah buat merangkul semua dalam 14 poin kami tidak bisa uraikan semua,” ungkapnya.
Ibu Yuvenia juga mengaku diperlakukan seperti boneka sehingga meminta agar kepala dinas diganti.
“Terus terang saya sebagai kepala Bidang ibu dan anak, saya dengan teman-teman diperlukan seperti boneka. Dengan demikian Kepala Dinas Labuhan Hutabarat tidak di Intan Jaya tolong segerah diganti, sesuai dengan yang ditunjukkan Bupati,” Mintanya.
Yohan Rumar Kabid Promkes juga menerangkan bahwa mereka juga mampu memberdayakan anak-anak putra daerah.
“Anak-anak kita yang ada di Intan Jaya butuh dibina dan diajar, kalau orang lain bisa berdayakan mereka punya anak, kenapa kita tidak bisa,” terangnya.
Dirinya juga menilai kepala dinas Labuhan Hutabarat tidak memiliki jenjang karir yang jelas sehingga meminta segerah dievaluasi.
“Maka itu ini menjadi dasar, saya pribadi meminta pak Labuhan Hutabarat harus segerah di evaluasi, karena orang dengan tidak punya jenjang karir bagimana mana bisa memimpin SKPD yang besar. Dengan latar belakang karir yang tidak jelas mana bisa mengontrol dinas yang sah seperti ini,” mintanya.
Mewakili seluruh kepala seksi Yehezkiel Zagani kepala mengaku, baru pertama lihat kepada dinas rangkap bendahara dan dianggap keliru.
“Saya baru tahu di birokrasi ini, kepala dinas bisa bertindak dirangkap sebagai bendahara saya baru ketemu. Saya pernah jadi camat dan saya tahu DPA dan tugas-tugas seperti apa yang layak diatur oleh PA dan tidak layak tapi kekeliruan terjadi,” terangnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa dinas kesehatan membutuhkan pemimpin baru yang bisa merangkul.semua di dinas kesehatan Intan Jaya.
“Yang kami butuh sekarang ini untuk Dinas Kesehatan Intan Jaya adalah bukan manusia yang pintar, bukan manusia yang kuat tetapi kami butuh manusia yang bijaksana. Cobalah manajemen keuangan itu diatur saya juga malu, saya pernah pegang DPA kok, setelah saya balik ke Dinas Kesehatan ini ado model apa yang dilakukan, jangan politisir oleh sekelompok orang untuk menyengsarakan rakyat jangan,” ujarnya.
Dirinya menegaskan bahwa pejabat bermain politik namun tujuannya hanya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Pejabat Negara main politik juga itu untuk kepentingan rakyat, kembalinya untuk rakyat, demi kesejahteraan rakyat jadi jangan beradu domba,” tegas Zagani.
Disampingnya Ana Bagau mengaku, dinas kesehatan Intan Jaya sudah berantakan akibat pemimpin mereka yang tidak bekerja layaknya seorang pemimpin.
“Kami keluarga Dinas kesehatan kami lagi berantakan, bagaimana kepala keluarga kami tidak memimpin kami secara baik, tidak meragukan, sehingga saya tidak terima beliau ini jadi pemain kami di Intan Jaya sebagai Kepala Dinas Kesehatan. Sebagai anak daerah saya benar-benar tidak terima,” akuinya.
Pregius Bagubau kepala Puskesmas Homeyo mewakili seluruh Kapus Intan Jaya mengatakan sakit hati karena tidak bisa memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat.
“Saya Kepala puskesmas Homeyo mewakili atas nama kepala puskesmas seluruh Intan Jaya, tulang punggung Dinas kesehatan ada pada puskesmas, saat pemimpin dilantik sampai saat ini tidak ada realisasi, tidak ada pelayanan puskesmas dari Mbiandoga sampai Agisiga, saya sebagai putra daerah merasakan sakit hati, saya butuh itu untuk menyelamatkan nyawa yang ada di puskesmas,” ungkap Pregius.
Kata Pregius kepala dinas tidak merangkul dan tidak menjalani tugasnya dengan baik dan puskesmas dirugikan sebab pelayanan masyarakat pun tidak berjalan normal.
“Kalau pemimpin bijak di Dinas kesehatan merangkul semua, bisa melihat, memantau dan turun mengtrol kami puskesmas. Saya sebagai anak daerah dari Agisiga-Mbiangoga saya mampu melayani Dokter bisa bantu saya untuk melayani, 6 puskesmas tidak diperhatikan oleh dinas kami dirugikan, kami puskesmas punya peranan penting memberikan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Pregius juga tidak bedah jauh dengan teman-temannya meminta kepala Dinas segerah diganti agar pelayanan Puskesmas kembali normal.
“Kepada pemerintah daerah kepala dinas tolong diganti agar masyarakat merasakan palayanan saya terimakasih,” minta Pregius
Disampingnya dokter Mirza mengaku saat ini dokter sama sekali tidak dihargai bahkan jarang dilibatkan padahal dalam kegiatan harus ada dokter.
“Untuk dokter di Intan Jaya nyatanya kami kurang dihargai sama sekali. Karena dikegiatan apapun jarang sekali kami dilibatkan, padahal dalam porsinya itu harus ada dokter disitu. Jadi yang saya lihat dimana dia yang dekat dia jadi solusi. Kami yang di Intan Jaya ada berapa dokter saja sekarang tapi macam kami tidak ada begitu,” akuinya.
Diakhir seluruh staf teriak meminta Kepada dinas baru “Kepala Dinas segerah diganti,’ teriak seluruh staf untuk kedua kalinya.
(Admin/DZ)