Share

Jayapura, majalahkribo.com – Konser Lucky Dube Band di Lapangan Karang, Papua Trade Center (PTC) Entrop, berakhir dengan insiden yang memicu perhatian publik setelah empat bendera Bintang Kejora terlihat berkibar dan teriakan “Papua Merdeka” menggema di tengah kerumunan ribuan penonton.

Konser yang merupakan bagian dari tur “One People Tour Melanesia” itu menghadirkan penampilan memukau dari band orisinal Lucky Dube featuring TK Dube. Massa tumpah ruah sejak siang hari, bahkan antrean panjang terjadi sejak pukul 14.00 WIT di bawah pengamanan ketat aparat TNI–Polri. Pemeriksaan superketat dilakukan untuk memastikan tidak ada atribut terlarang masuk ke arena konser.

Namun, meski panitia sejak awal telah mengeluarkan imbauan melarang membawa, mengenakan, atau mengibarkan atribut Bintang Kejora, simbol itu tetap muncul di tengah konser.

Sekitar pukul 20.00 WIT, ketika lagu “Reggae Strong” dibawakan, dua hingga empat bendera Bintang Kejora tampak berkibar di tengah lautan penonton. Momen itu terekam dalam berbagai foto, video, dan siaran langsung media sosial.

Teriakan “Papua!” dari panggung dibalas serentak oleh massa dengan “Merdeka!”, menciptakan suasana penuh simbol perlawanan yang sulit diabaikan.

Panitia sempat menghentikan musik dan meminta seluruh penonton untuk berhenti mengibarkan bendera tersebut. Aparat keamanan bergerak ke titik kerumunan, namun situasi tetap terkendali.

Sebelum konser dimulai, dua perempuan yang datang mengenakan pakaian bermotif Bintang Kejora dihentikan oleh kepolisian di pintu masuk. Mereka diminta melepas atau mengganti pakaian tersebut sebelum diizinkan masuk ke area konser.

Hujan lebat mengguyur lokasi sejak malam hari. Sekitar pukul 21.13 WIT, konser resmi dihentikan lebih cepat dari jadwal semula pukul 22.00 WIT. Beberapa laporan menyebutkan aparat keamanan meminta panitia menghentikan acara karena situasi di lapangan dinilai semakin sensitif.

Ribuan penonton meninggalkan area PTC dengan ekspresi bercampur antara puas dan kecewa.

Satu hal yang menimbulkan tanya, banyak warga melaporkan jaringan internet mendadak lemot di kota Jayapura bahkan nyaris tidak bisa digunakan, pada waktu yang hampir bersamaan dengan munculnya Bintang Kejora di tengah konser. Belum ada penjelasan resmi terkait hal itu.

Salah satu penyanyi tunggal yang tampil sempat melontarkan lirik bernada solidaritas yang langsung mengundang tafsir politik,

 “If the law of Papua and the humanity and everything They say you die and I will die And they say you stop to talk and sing about the rights, I will stop.”

Seorang penonton menafsirkan lirik tersebut sebagai bentuk kepatuhan kepada “hukum alam” dan realitas kehidupan orang Papua.

Konser perdana Lucky Dube Band di Papua ini sejatinya berlangsung meriah, mempersatukan musik Afrika–Melanesia dalam satu panggung penuh energi. Namun insiden pengibaran Bintang Kejora menjadikan acara ini bukan sekadar konser, melainkan momen yang sarat simbol, emosi kolektif, dan pesan politik yang menggema ke berbagai penjuru.

Bagi sebagian penonton, kejadian ini dianggap sebagai “pesan dari Papua kepada dunia.”

 

About Author

Comments are closed.