Share

FAKFAKmajalahkribo.com  — Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP., mengajak masyarakat menghapus stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2025 yang dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ma’ruf Amin, Senin (1/12/2025). Ia menegaskan bahwa stigma masih menjadi hambatan terbesar dalam upaya penanganan HIV di daerah.

“HIV bukan aib atau hukuman. Ini penyakit yang dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat. Yang mereka butuhkan adalah dukungan, bukan penilaian,” ujar Samaun.

Menurut data yang disampaikan Bupati, Papua Barat mencatat 5.893 kasus HIV sejak 2013 hingga April 2025. Di Fakfak sendiri, hingga November 2025 tercatat 747 kasus atau sekitar 0,79 persen dari total penduduk 94.895 jiwa. Angka tersebut dinilai cukup tinggi untuk wilayah dengan jumlah penduduk yang relatif kecil.

Samaun mengajak masyarakat tidak ragu melakukan pemeriksaan HIV sebagai langkah deteksi dini.

“Semakin cepat seseorang mengetahui status kesehatannya, semakin besar peluang mendapatkan pengobatan yang efektif. Keberanian memeriksa diri adalah bentuk cinta kepada diri sendiri dan keluarga,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa fasilitas kesehatan harus memberikan layanan yang ramah dan inklusif.

“Masyarakat harus merasa aman dan diterima ketika datang ke fasilitas kesehatan,” katanya.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan empat seruan utama, meningkatkan kesadaran, menjaga keberlanjutan layanan, menghapus stigma, dan membangun kepedulian. Ia berharap peringatan Hari AIDS Sedunia menjadi titik awal perubahan menuju masyarakat Fakfak yang lebih terbuka dan berdaya.

Pada momentum peringatan tersebut, Samaun Dahlan dinobatkan sebagai Duta HIV/AIDS Kabupaten Fakfak. Menyandang status baru, ia langsung menyiapkan rencana kerja penanggulangan HIV/AIDS untuk tahun 2026.

“Kenaikan kasus yang cukup signifikan, terutama pada anak, remaja, dan orang dewasa, menuntut langkah lebih terstruktur,” ujarnya.

Sebagai duta, Samaun menyusun program sosialisasi masif yang akan menyasar sekolah, instansi pemerintah, perkantoran swasta, hingga tempat hiburan. Pemerintah daerah juga berencana mengalokasikan anggaran khusus agar sosialisasi dapat berlangsung rutin dan terukur.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor, baik tenaga kesehatan, lembaga pendidikan, komunitas, serta tokoh adat dan agama, akan diperkuat untuk memperluas jangkauan edukasi sekaligus menekan stigma yang masih berkembang.

“Rencana aksi secara penuh akan dijalankan pada 2026. Ini komitmen saya sebagai duta sekaligus kepala daerah,” katanya.

Di tempat yang sama, Persatuan Istri Pegawai Bank Papua (Perisba) Cabang Fakfak turut ambil bagian dalam peringatan Hari AIDS Sedunia. Ketua Perisba Fakfak, Ny. Diah Ayu Hidayat Saununu, menyatakan partisipasi mereka merupakan bentuk dukungan terhadap peningkatan pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS.

“Kami hadir untuk memberikan dukungan moral sekaligus menunjukkan bahwa edukasi tentang HIV/AIDS adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Menurut Diah Ayu, kegiatan edukatif dan kampanye kesehatan sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penularan HIV serta mengurangi stigma terhadap penyintas. Perisba, lanjutnya, akan terus mendukung program-program serupa di masa mendatang.

 

Red

About Author

Comments are closed.