Maybrat, majalahkribo.com — Untuk pertama kalinya di tanah Papua, Sinode Gereja Pentakosta di Papua Barat (GPDPB) menyelenggarakan Sidang Klasis GPDPB Ke-1 Kabupaten Maybrat yang dipusatkan di Kampung Jitmau, Kamis (20/11/2025).
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 20 – 21 November 2025, dan dipimpin langsung oleh Plt Ketua Sinode GPDPB, Pdt. LANS. M. Waromi, S. Th . Sidang mengusung tema “Menjadi Jemaat GPDPB yang Berkarakter Kristus dan Berdampak pada Dunia” (2 Korintus 3:18) serta subtema “GPDPB Klasis Maybrat siap memberkati dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Kabupaten Maybrat yang aman, maju, sejahtera dan mandiri berlandaskan empat hukum theofani.”
Sidang Klasis Ke-1 ini dibuka secara resmi oleh Bupati Maybrat, Karel Murafer. Dalam sambutannya, Bupati Murafer menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh pemerintah terhadap penyelenggaraan sidang perdana tersebut.
“Atas nama pemerintah Kabupaten Maybrat dan keluarga, saya mengucapkan selamat melaksanakan Sidang Klasis Ke-1 GPDPB. Sidang ini harus menjadi momentum penting untuk memilih ketua klasis definitif, mengevaluasi pelayanan, serta memperkuat kepemimpinan rohani,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa gereja memegang peran penting dalam memperkuat kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Maybrat.
“Membangun Kabupaten Maybrat bukan hanya soal fisik, tetapi juga membangun mental-spiritual. Karena itu, saya mengajak seluruh jajaran gereja untuk terus menjaga kerukunan, mendukung program pembangunan, dan membina generasi muda yang berkarakter,” tegas Bupati Murafer.
Bupati juga menekankan pentingnya kemitraan strategis antara gereja dan pemerintah. “Gereja harus menjadi garam dan terang, menjadi pelopor iman, dan menjadi mitra pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat. Mari kita bersatu memberikan karya nyata demi mewujudkan Maybrat yang aman, maju, sejahtera, dan mandiri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Dolfinus Hara, dalam laporannya memaparkan hasil pengelolaan anggaran selama kegiatan berlangsung. Ia menyebutkan bahwa total dana kegiatan berjumlah Rp129 juta.
“Dari total anggaran tersebut, dana yang terpakai pada hari pertama sebesar Rp16.400.000, dan sisa saldo yang tercatat adalah Rp101 juta,” jelasnya. Ia juga menyampaikan bahwa peserta sidang terdiri dari pimpinan sinode, jajaran gembala sidang, lima jemaat GPDPB Maybrat, perwakilan Klasis Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, serta sejumlah tamu undangan dari gereja-gereja lainnya.
Dolfinus menutup laporannya dengan permohonan maaf atas segala kekurangan panitia. “Atas nama panitia, kami menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan sidang ini,” ujarnya.
Sidang Klasis Ke-1 ini diharapkan menjadi momentum bersejarah bagi gereja di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Maybrat, untuk memperkuat tata pelayanan dan meningkatkan kolaborasi strategis antara gereja dan pemerintah dalam membangun masyarakat yang beriman, berkarakter, dan berdaya saing.
Pewarta: Charles Fatie
Untuk pertama kalinya di tanah Papua, Sinode Gereja Pentakosta di Papua Barat atau GPDPB menyelenggarakan Sidang Klasis GPDPB Ke-1 Kabupaten Maybrat yang dipusatkan di Kampung Jitmau pada Kamis 20/11/2025
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni dari tanggal 20 sampai 21 November 2025, dan dipimpin langsung oleh Ketua Sinode GPDPB, Pendeta Robert R Marini. Sidang mengusung tema “Menjadi Jemaat GPDPB yang Berkarakter Kristus dan Berdampak pada Dunia” (2 Korintus 3:18) serta subtema “GPDPB Klasis Maybrat siap memberkati dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Kabupaten Maybrat yang aman, maju, sejahtera dan mandiri berlandaskan empat hukum theofani.”
Sidang Klasis Ke-1 ini dibuka secara resmi oleh Bupati Maybrat, Karel Murafer. Dalam sambutannya, Bupati Murafer menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh pemerintah terhadap penyelenggaraan sidang perdana tersebut.
“Atas nama pemerintah Kabupaten Maybrat dan keluarga, saya mengucapkan selamat melaksanakan Sidang Klasis Ke-1 GPDPB. Sidang ini harus menjadi momentum penting untuk memilih ketua klasis definitif, mengevaluasi pelayanan, serta memperkuat kepemimpinan rohani,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa gereja memegang peran penting dalam memperkuat kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Maybrat.
“Membangun Kabupaten Maybrat bukan hanya soal fisik, tetapi juga membangun mental-spiritual. Karena itu, saya mengajak seluruh jajaran gereja untuk terus menjaga kerukunan, mendukung program pembangunan, dan membina generasi muda yang berkarakter,” tegas Bupati Murafer.
Bupati juga menekankan pentingnya kemitraan strategis antara gereja dan pemerintah. “Gereja harus menjadi garam dan terang, menjadi pelopor iman, dan menjadi mitra pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat. Mari kita bersatu memberikan karya nyata demi mewujudkan Maybrat yang aman, maju, sejahtera, dan mandiri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Dolfinus Hara, dalam laporannya memaparkan hasil pengelolaan anggaran selama kegiatan berlangsung. Ia menyebutkan bahwa total dana kegiatan berjumlah Rp129 juta.
“Dari total anggaran tersebut, dana yang terpakai pada hari pertama sebesar Rp16.400.000, dan sisa saldo yang tercatat adalah Rp101 juta,” jelasnya. Ia juga menyampaikan bahwa peserta sidang terdiri dari pimpinan sinode, jajaran gembala sidang, lima jemaat GPDPB Maybrat, perwakilan Klasis Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, serta sejumlah tamu undangan dari gereja-gereja lainnya.
Dolfinus menutup laporannya dengan permohonan maaf atas segala kekurangan panitia. “Atas nama panitia, kami menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan sidang ini,” ujarnya.
Sidang Klasis Ke-1 ini diharapkan menjadi momentum bersejarah bagi gereja di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Maybrat, untuk memperkuat tata pelayanan dan meningkatkan kolaborasi strategis antara gereja dan pemerintah dalam membangun masyarakat yang beriman, berkarakter, dan berdaya saing.
Pewarta: Charles Fatie