FAKFAK, majalahkribo.com – Keterlambatan penyaluran Beasiswa 1.000 Mahasiswa Pemerintah Kabupaten Fakfak menuai desakan keras dari mahasiswa penerima, khususnya mereka yang tengah menempuh studi di Manokwari, Papua Barat.
Banyak mahasiswa mengaku harus berutang bahkan menjual barang-barang kos demi membayar biaya kuliah yang sudah jatuh tempo.
Ketua Ikatan Mahasiswa Fakfak se-Manokwari, Paskalis Mezel Papuanus Hindom, mengatakan penyaluran beasiswa semestinya sudah dilakukan sejak Juni atau Juli 2025, namun hingga akhir Oktober, dana belum juga dicairkan.
“Kami sudah kumpulkan berkas sejak Mei lalu. Tapi sampai sekarang belum ada pencairan, bahkan penjelasan pun tidak ada,” ujar Paskalis kepada jurnalis majalahkribo.com via telepon seluler, Kamis (30/10/2025).
Ia menuturkan, pihak Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Fakfak belum pernah turun langsung menemui mahasiswa penerima beasiswa di Manokwari. Kondisi ini menimbulkan kebingungan dan keresahan di kalangan mahasiswa.
“Kami butuh penjelasan yang terbuka dan transparan. Jangan sampai mahasiswa hanya mendengar isu,” tambahnya.
Salah satu isu yang berkembang, kata Paskalis, adalah penurunan nominal beasiswa. Jika sebelumnya mahasiswa menerima Rp6 juta per semester, kini disebut hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta, baik untuk kategori Orang Asli Papua (OAP) maupun non-OAP.
“Kami dengar nominalnya turun, tapi tidak ada sosialisasi dari Disdikpora. Ini menimbulkan banyak spekulasi,” katanya.
Padahal, menurut dia, beasiswa ini sangat vital karena berkaitan langsung dengan pembayaran SPP dan keberlangsungan studi mahasiswa Fakfak di berbagai kota studi.
“Biasanya SPP dibayar bulan Juli atau Agustus. Karena beasiswa belum cair, banyak teman akhirnya utang, ada yang jual barang kos, bahkan ada yang terpaksa vakum kuliah,” ungkap mahasiswa Universitas Papua (UNIPA) itu.
Paskalis menuturkan, mahasiswa telah berusaha menghubungi Plt Kepala Disdikpora Fakfak, Mansur Ali, yang menyampaikan bahwa dana telah diserahkan ke bagian keuangan dan tinggal menunggu proses pencairan. Namun, hingga kini belum ada kejelasan waktu pasti.
Dari data yang dihimpun, 1.000 mahasiswa dari total 1.400 penerima yang telah diverifikasi berhak menerima beasiswa dengan total anggaran Rp4 miliar. Jumlah itu turun dari Rp6 miliar tahun lalu akibat penyesuaian anggaran nasional.
Pemerintah daerah sebelumnya memastikan, efisiensi tersebut tidak akan memengaruhi jumlah penerima, dan mekanisme penyaluran tetap dilakukan melalui transfer langsung ke rekening mahasiswa untuk menjamin transparansi.
Hingga berita ini diterbitkan, Sekretaris Disdikpora Fakfak belum dapat dimintai keterangan karena sedang berada di luar daerah. Sementara Plt Kadisdikpora Fakfak ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp hanya menjawab singkat:
“Iya baik, nanti ke kantor, temui Kasubag Perencanaan dan Pelaporan. Terima kasih.” pada Selasa lalu.
Editor; Ronaldo Josef Letsoin