Maybrat, majalahkribo.com – Pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Dinas Perhubungan resmi meluncurkan program inovasi PATUH MAYA (Penataan Angkutan Terintegrasi Untuk Hasil Pendapatan Asli Daerah atau PAD di Kabupaten Maybrat) sebagai terobosan strategis dalam menata sistem transportasi daerah.
Program ini diinisiasi oleh Simson George Naa, S.T, salah satu pejabat struktural sekaligus Reformer dalam Pelatihan Kepemimpinan, yang menggagas PATUH MAYA untuk menjawab persoalan transportasi di Maybrat yang selama ini belum tertib, minim legalitas, serta belum memberikan kontribusi optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Foto Penandatanganan Dukungan Dari Kapolsek Ayamaru.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Maybrat menegaskan bahwa program PATUH MAYA menjadi langkah maju dalam mewujudkan transportasi yang teratur dan berdaya guna.
“Dengan adanya PATUH MAYA, seluruh moda transportasi di Maybrat akan memiliki legalitas yang jelas. Ini bukan hanya tentang keteraturan lalu lintas, tetapi juga tentang peningkatan PAD dan pelayanan publik yang lebih baik,” ujarnya.
Program PATUH MAYA meliputi beberapa langkah penting, antara lain:
1. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan transportasi.
2. Pendataan dan identifikasi seluruh moda angkutan umum di Kabupaten Maybrat.
3. Pemetaan trayek angkutan dan rencana pembangunan terminal Tipe C serta Tipe B.
4. Sosialisasi kepada pelaku usaha transportasi mengenai pentingnya legalitas dan keteraturan.
5. Penerbitan Peraturan Bupati sebagai dasar hukum pelaksanaan PATUH MAYA.
Simson George Naa, S.T menjelaskan bahwa kehadiran PATUH MAYA tidak hanya untuk menata transportasi hari ini, tetapi juga untuk masa depan.
“Program ini dirancang agar berkelanjutan. Ke depan, transportasi di Maybrat akan semakin modern, berbasis digital, dan terintegrasi dengan tata ruang wilayah serta moda transportasi lain. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan kemandirian fiskal daerah sekaligus memberikan kenyamanan bagi masyarakat,” terangnya.
Foto Bersama Dukungan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maybrat.
Melalui PATUH MAYA, Pemerintah Kabupaten Maybrat berharap transportasi dapat menjadi salah satu pilar pembangunan daerah. Selain memperlancar mobilitas masyarakat dan distribusi barang, program ini juga diharapkan mendorong investasi, membuka peluang ekonomi baru, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Maybrat.
Berikut Adalah Logo Branding “PATUH MAYA” Beserta Penjelasan.
Makna Logo :
PATUH MAYA adalah singkatan dari Penataan Perizinan Trayek Angkutan
untuk Maybrat yang Aman dan Tertib. Nama ini ditampilkan dengan warna merah tegas yang melambangkan semangat, keberanian, dan urgensi perubahan dalam sektor transportasi di Kabupaten Maybrat.
2. Elemen Visual dan Maknanya
a. Gambar Truk
• Gambar truk besar berwarna biru tua menunjukkan bahwa program ini berfokus pada penataan sistem angkutan barang dan penumpang.
• Truk juga mencerminkan profesionalisme, kekuatan, dan keteraturan
logistik, yang ingin dicapai dalam sistem transportasi daerah.
b. Dua Tangan Berjabat
• Terbentuk dari dua warna (biru tua dan toska), tangan berjabat adalah simbol dari:
o Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku transportasi.
o Komitmen terhadap integritas dan pelayanan publik yang transparan.
o Kesetaraan dan kepercayaan, bahwa semua pihak saling mendukung demi transportasi yang lebih tertib.
c. Lingkaran yang Membentuk Setengah Lingkaran
• Membingkai tangan dan bagian belakang truk, mencerminkan perlindungan dan keberlanjutan sistem.
• Bisa diartikan sebagai lingkaran pembangunan daerah yang holistik dan terintegrasi.
3. Warna
• Biru tua: Stabilitas, kepercayaan, dan tata kelola yang profesional.
• Toska: Inovasi, pelayanan ramah, dan semangat pembaruan.
• Merah (teks): Aksi nyata, keberanian mengambil langkah perubahan, serta
semangat melayani publik.
4. Makna Keseluruhan Logo
Logo ini menggambarkan semangat transformasi sektor angkutan di
Kabupaten Maybrat melalui pendekatan yang:
• Terpadu (antara kebijakan dan praktik),
• Aman dan tertib (penataan trayek dan perizinan yang terkontrol),
• Berbasis kolaborasi (pemerintah–masyarakat–pengusaha),
• dan Mendorong efisiensi dan kontribusi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Pewarta: Charles Fatie