Warga Kabupaten Fakfak memberikan apresiasi tinggi terhadap peran jurnalis lokal yang aktif mengungkap dugaan penyalahgunaan dana Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK) oleh salah satu staf berinisial R di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Fakfak.

Sony, warga Fakfak, menilai pengawasan media sangat penting. “Media memiliki peran besar dalam mengkritisi pemerintah untuk mewujudkan tata kelola dan sistem kerja yang maksimal. Kami berharap media terus memberikan informasi yang akurat dan kritis,” ujarnya melalui akun Facebook pada Jumat 15 Agustus Malam.

Kasus ini terungkap setelah Alya Fara Khusnul, salah satu mahasiswi penerima beasiswa ADiK asal Fakfak, berani melaporkan dugaan penyalahgunaan dana tersebut kepada jurnalis lokal pada Kamis (14/8/2025). Dana yang seharusnya menjadi uang saku mahasiswa senilai sekitar Rp400 juta diduga dialihkan oleh staf berinisial R. Saat dikonfirmasi, R tidak memberikan respons.

Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Fakfak, Mansur Ali, S.Pd., M.Si., membenarkan adanya dugaan penyalahgunaan dana beasiswa yang melibatkan staf tersebut.

Peran pers dalam kasus ini menunjukkan pentingnya kritik dan pengawasan media sebagai kontrol sosial. Selain mendorong transparansi dan akuntabilitas pemerintah, peran pers juga memicu tindakan hukum terhadap dugaan kejahatan yang merugikan rakyat.

Seiring maraknya hoaks di media sosial, masyarakat diingatkan bahwa kebebasan pers harus digunakan secara tepat, berbasis fakta, dan bertanggung jawab. “Pers yang kuat, terdidik, dan berintegritas adalah pilar utama menjaga demokrasi dan memastikan pemerintah bekerja sesuai aturan,” ujar Sony.

Share this Link

Comments are closed.