Maybrat, majalahkribo.com – Bupati Kabupaten Maybrat, Karel Murafer,  membuka seminar sehari bertema “Sang Jago Tuhan di Pedalaman Papua: Sejarah Misi Katolik” yang berlangsung di Kampung Konja, Distrik Aifat Utara, Kabupaten Maybrat, Sabtu (9/8/2025).

Kegiatan yang dihadiri ratusan umat ini menghadirkan empat narasumber, yakni Mgr. Dr. Bernadurus Bovit Wos Baru, OSA, Prof. Dr. Nico Diester OFM, Samuel Asse Bless, S.S., M.Si., dan Dr. Bernanda Meterai.

Seminar ini mendapat respon positif warga karena membahas perjalanan penting sejarah Injil di wilayah mereka, yang akan dituangkan dalam sebuah buku.

Selain sebagai ajang diskusi sejarah, kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian menyongsong peresmian Gereja Katolik Stasi St. Yohanes Rasul Konja yang direncanakan pada 27 Desember 2025 mendatang.

Dalam sambutannya, Bupati Karel Murafer menyebut seminar ini sebagai momen penting untuk meluruskan dan mendokumentasikan perjalanan misi Katolik di wilayah Ases, Yarat, dan Patcafe.

“Sejarah ini harus dicatat dengan baik agar generasi sekarang dan mendatang memahami perjuangan para misionaris yang telah hadir dan berkarya di tanah ini,” ujarnya.

Bupati juga mengajak umat mensyukuri peristiwa berharga tersebut, menghayatinya, dan menjadikannya sebagai perayaan tahunan.

“Kita perlu merayakan hari besar ini setiap tahun agar semangat para misionaris tetap hidup di tengah umat,” kata Karel.

Lebih lanjut, Bupati menegaskan bahwa perjalanan misi Katolik ini perlu terus dihayati hingga puncaknya pada peresmian Gereja Katolik Stasi St. Yohanes Rasul Konja pada 27 Desember 2025 nanti.

“Saya berharap pada bulan Desember nanti, saat gereja ini diresmikan, umat hadir dengan sukacita dan penuh persaudaraan,” ungkapnya.

Bupati Karel Murafer juga mengingatkan umat di Yamko Raya agar selalu hidup rukun dan damai, serta memberikan dukungan doa untuk jalannya pemerintahan lima tahun ke depan.

“Doa dan dukungan umat sangat berarti bagi kami agar dapat menjalankan tugas pemerintahan ini dengan baik demi kemajuan Maybrat,” pungkas Bupati Karel.

Sementara itu, peneliti sekaligus penulis buku, Samuel Asse Bless, menjelaskan bahwa karya yang ia hasilkan dari seminar ini bertujuan mencatat secara lengkap jejak perjuangan para misionaris Katolik di wilayah Kepala Burung, termasuk Kabupaten Maybrat.

“Buku ini akan menjadi catatan sejarah penting agar generasi mendatang mengetahui dan menghargai karya besar para misionaris yang telah melayani di tanah ini,” ujarnya.

Menurutnya, kisah tentang jejak misionaris dan sejarah misi Katolik di wilayah Kepala Burung juga pernah dibukukan di Jayapura oleh Kelompok Dapur Harapan, dan Ia pun pernah diundang menjadi pembicara dalam acara yang digelar sebelum bukunya resmi diterbitkan.

“Pengalaman itu membuat saya terdorong untuk melanjutkan penulisan khusus wilayah Ases, Yarat, dan Patcafe di Kabupaten Maybrat kepala burung,” tambahnya.

Menurutnya, fokus pada tiga wilayah ini dipilih karena masih banyak kisah perjuangan para misionaris yang belum terdokumentasikan secara tertulis.

“Banyak cerita yang hanya hidup dari tuturan para tetua. Karena itu, kami menggali kembali informasi langsung dari mereka untuk memperkaya dan membobotkan isi buku,” jelasnya.

Samuel menekankan bahwa seminar ini bukan sekadar persiapan menuju peresmian Gereja Katolik Stasi St. Yohanes Rasul Konja pada Desember mendatang, tetapi juga menjadi momentum penting dalam pengumpulan data sejarah lokal masuknya misi katolik.

Acara kemudian ditutup dengan peluncuran buku berjudul “Sang Jago Tuhan di Tanah Papua”, yang disambut antusias oleh seluruh peserta seminar.

Pewarta : Charles Fatie 

Share this Link

Comments are closed.