ARTIKEL – Kata teman disuatu kedai kopi di Nabire Papua Tengah, ”Papua sudah diatur sesuai kebutuhan Negara dengan tukar tambah hukum”. Saya tidak tau apa maksud teman “tukar tambah hukum”. Saya hanya tau tukar tambah pikiran versi Rocky Gerung menjelaskan orang-orang yang berdebat tidak kusir. Tapi benar kalau Papua sudah dibagi menjadi tiga Provinsi Papua yang baru, dimekar pada tahun 2022 (DOB), yakni Papua Tengah, Papua Selatan dan Papua Pengunungan.
Banyak masyarakat menolak tapi benarkah itu?. Negara memiliki banyak orang kuat secara financial dan pikiran. Papua Tengah sudah nyata. Sudah saatnya orang-orang persiapkan diri menjadi apapun. Menyambut segala macam sektor Negara di Papua, salah satunya olahraga. Olahraga menjadi unsur yang penting, misalnya dengan sepakbola. Semua hal perlu dipersiapkan agar tidak tertinggal jauh untuk mengejar profesionalitas olahraga sepakbola yang bermutu dan berkarakter baik. Kita membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk apapun perubahan yang lebih baik dan memperbaiki, lebih khusus sepakbola Papua Tengah.
Saatnya tidak lagi saling menonton seperti orang lain berkelahi karena sudah mandiri secara pribadi, banyak yang perlu disiapkan dengan kerja sama, tidak harus bekerja karena uang, tidak papa lebih banyak orang mungkin saja sedang sibuk untuk itu, tapi tidak masalah. Semua dalam proses menjadi baik dan mungkin buruk juga, kita membutuhkan keduanya. Hidup memang baik sekaligus buruk, manusia mampu dalam hal apapun cuman kadang ego menjadi sesuatu yang melambat progres.
Sejauh ini didunia lain, diluar Papua, sepakbola tidak hanya uang dan hobby, ada yang lebih dari itu. Sepakbola lahir dari hobby dalam diri pribadi seseorang, kini telah menjadi industri ekonomi yang menghidupi banyak manusia. Kita bisa lihat bagaimana Ronaldo di tanah Arab begitu penting dan liga sepakbola lain kalah penting juga untuk industri ekonomi bagi klub pemain dan negara. Itulah masa depan sepakbola anak cucu kita kedepan di Papua penting. Semua hal tergantung kita hari ini. Kita buat apa dan kita bicara apa? Apa yang kita siapkan hari ini dan mulai bekerja?
Nabire sudah menjadi Ibu kota Provinsi dari Kabupaten Kota, Provinsi Papua Tengah. Sejauh ini Nabire sudah menjadi gudang pemain. Ada figur penting sejauh ini untuk sepakbola di Nabire untuk Papua Tengah, yakni pemilik Dogiyai Star Fc, Alfred Fredy Anouw, beberapa tahun ini telah lama dengan sepakbola, bersama menjaga dengan konsisten bekerja keras menjaga generasi SDM melalui sepakbola. Sama juga dengan pelatih terbaik wilayah meepago, Gad Tekege, banyak pemain dicetak di Nabire. Mungkin ada juga yang lain, di tempat lain, sesuatu yang lain.
Sepakbola tidak sebatas olahraga. Mereka malakukan salah satu upaya menangkap generasi emas tidak pergi dengan sesuatu yang kurang baik, misalnya penyakit sosial. Banyak orang berkhotba mengeluh tentang generasi emas, sekarang untuk kedepan, tapi sebatas berkata-kata dan pergi. Figur terbaik melalui sepakbola melakukan hal yang sama dengan tugas seorang gembala yang baik untuk kemanusiaan. Bukankah itu amanah Tuhan kepada Yesus? lebih kepada orang-orang gereja; melihat umat manusia tidak sekedar hanya di halaman gereja dan mesjid saja. Harus keluar dan menangkap dengan alat yang lebih dekat dengan zaman, seperti sepakbola dan figur-figus sepakbola?
Ada juga figur lain yang penting, ada dalam kompetisi sepakbola di Nabire, lebih banyak diatur oleh seorang pria bersuara bass, Jeck Kobogau, banyak orang apresiasi dan mendukung menjadi ketua pssi Papua Tengah, tapi ada yang tidak mendukung, itulah arti kehidupan manusia yang sebenarnya. Manusia memiliki subjektif masing-masing. Lima tahun lebih menjadi roh turnamen di Nabire, teman saya sebut figur terbaik sepakbola Meepago di rana kompetisi daerah, seperti pemilik dan pendiri tim Dogiyai Star Fc yang pemainnya kumpul piala di hampir semua turnamen selama lima tahun lebih. Epi Wambrau dari Waropen untuk Negeri seribu bakau; figur penting untuk sepakbola kedepan.
Semua tentang sepakbola hari ini, berupaya keras untuk memupuk bakat-bakat lokal, menciptakan rasa memiliki orang-orang local depan seribu mata jika nanti mereka dipuncak kejayaan; menjadi juara dan banyak orang berbangga, seperti Argentina menjuarai piala dunia 2022 kemarin, banyak warga Negara Argentina menjemput dengan sukaria merayakannya dijalan utama Argentina di seluruh kota, walaupun Negara mereka sedang dalam krisis ekonomi. Itulah sepakbola, memiliki karaktek yang unik, memiliki pengaruh pada esensial hidup manusia.
Sepakbola bukan hanya soal uang, lebih kepada mencintai sesuatu yang baik untuk kedamaian pada sesuatu yang universal. Semua orang mendoakan bagi mereka yang bekerja untuk keberlanjutan banyak orang, tanpa membedahkan budaya dan politik tertentu. Rumbut hijau dalam lapangan ikut mendoakan semua hal tentang sepakbola bagi mereka. Sepakbola adalah sesuatu yang lebih dekat dengan kita untuk berkata yang baik, lebih kepada generasi emas, alat yang baik untuk masa depan generasi muda. Sepakbola bisa menjadi alat potong persoalan sosial untuk misi perdamaian seperti beberapa kisah di Eropa, Afrika dan Timur Tengah. Kembali kepada tangan seperti apa yang kita ingin gunakan untuk menilai sesuatu untuk kerjakan sepakbola. Lebih penting optimis, dan pasti bisa bersama.
Banyak orang yang memiliki finansial telah membuktikan; sepakbola adalah luas, lebih dari isu sosial. Banyak artis ternama sudah terjun ke dunia sepakbola, salah satunya Raffi Ahmad, pemilik klub sepakbola Rans Cilegon FC, Dia ikut mendukung sepakbola nasional didorong ke arah industri. Bahkan menurut Raffi sepakbola Indonesia bisa dipadukan antara olahraga dan hiburan, “Saya ingin memajukan sepakbola. Kalau sekarang di luar negeri sepakbola itu bisa menjadi entertain juga. Jadi saya ingin memajukan sport dan entertainment. Kita coba kolaborasikan sport dan entertainmentnya,” terangnya.(ded)
Sepakbola Papua belum banyak nampak bagian industri, hanya sedikit politik simbolis pada eksistensi identitas lokal sebagai bagian dari kehidupan sosial, salah satunya kehidupan sosial yang natural. Tim dan pemain melekat dengan identitas lokal sebagai eksistensi suku dan daerah. Lebih penting adalah karakter dan mental pemain. Sekolah sepakbola dan sekolah pelatih masih jauh dari harapan bersama untuk sepakbola yang lebih profesional dan melihat kepada dunia yang lebih luas.
Eksistensi politik dan industri masih belum cukup dari wajah Papua. Ini bukan salah satu bagian dari pesimis tapi perlu optimis untuk sepakbola yang lebih baik kedepan. Sepakbola telah berubah menjadi industri yang dapat menghidupi banyak orang seperti diluar Papua dan Indonesia, bukan saja sebatas hobby sebagai olahraga, tapi lebih dari olaraga, tentang eksistensi, politik dan industri. Itulah masa depan sepakbola Papua untuk generasi kita hari ini. Kita melakukan sesuatu hari ini menentukan masa depan sepakbola Papua Tengah yang lebih luas.
(Nomen Douw)