Oleh: Nomen Douw

CERPEN – Tidak masalah harus begini. Sa (aku) berbangga dan kamu mungkin tidak, sa berpikir itu hak setiap manusia. Setiap jalan adalah kehidupan itu sendiri, harus terjadi dari waktu ke waktu, seperti kehidupan makhluk hidup pada umumnya, tidak terkecuali hanya manusia. Hanya satu tahun terakhir tapi waktu telah menghentikan sukses, seakan kegembiraan berhenti disini. Sa paham, tahun belum berhenti. Optimistis akan bersama, datang kepada kota ini memandang wajah gembira dengan seragam toga.

”Nak, maaf mama harus cerita,” bisik pada anakknya yang berbaring tidur diatas tempat tidur mini, balita berumur satu minggu, harap anaknya menjadi bapaknya, merespon setiap kata yang keluar dari bibir tebal bermoncong bebek.

Hari yang berganti telah membawa sa menunggu dengan berat sekaligus lapang hati. Dia hadir menjadi sa punya hidup dirumah setengga tembok, di bawah bukit hijau berpohon lebat, berlari depan rumah menjadi manusia kecil hingga dewasa.

“Ko tau? sa akan bahagia. Terserah ko ingin menjadi apapun. “Sa aman,” balas wanita yang menggandung kepada cintanya yang murung genggam jahat, sebelum balita kecilnya berbaring nyata disampingnya.

“Apapun ceritanya, ko akan bersama sa. Lebih baik kita mati bersama,” pikiranya disetiap sunyi menunggu waktu, bergulat dengan suasan yang terjadi, ali-ali melindungi anakknya sekuat tenaga untuk hadir. “Akan menjadi hati yang paling dalam, sa adalah seorang mama seperti semua mama diseluruh dunia yang mencintai anak,” pikir mamanya sebelum dua bulan.

Orang-orang dekat ikut berbangga, sa punya keluarga menghormati kehadiran manusia baru diantara keluarga besar kami. Tidak pusing nasib dunia ini untuk Dia akan seperti apa, kasih sayang yang telah bertumbuh jauh lebih kuat dan besar. Setiap orang mungkin saja seperti sa, tapi semua cerita ada dibalik tembok-tembok senyum dan tidak masalah, itu sebuah kehidupan. Sa punya kata yang kuat dari sahabat yang baik, kebahagiaan yang membuat sa kuat sampai hari ini; menyambut karunia spesial.

Kota ini seakan bersuara, memaksa sa harus meraih kebanggaan, seperti kalimat orang tua sebelum pergi ke kota yang jauh disana, kota jauh itu mempertemukan sa dengan Dia; memulai senyum dan membentuk buah special dari desakan rahasia. Awal menjadi baik, diantara dua senyum. Setiap hari sa merenung tentang kebanggan orang tua di kota kecil yang bersejarah bagi sa; kota yang telah berubah-ubah julukan, kota emas, kota singkong, kota coklat, kota jeruk dan kota sampah, besok mungkin kota pusat konflik.

Tahun 1996 lahir di kota yang sudah banyak lebel diatas; dari balita, anak-anak, remaja dan sekarang sudah menjadi wanita dewasa. Begitu cepat waktu membentuk menjadi wanita yang siap bergulat dengan banyak rasa dengan situasi yang tidak cukup hanya kata dalam bahasa budaya, tidak cukup. Zaman ikut sa besar hingga dewasa seperti orang tua kita. Sa berharap Dia kuat di zamannya.

Kemarin sa kuat melawan hasrat kematian yang pada akhirnya akan membuat sa menjadi wanita yang tidak menghormati berkat Tuhan. Akhirnya sa mampu, tidak menyia-nyiakan tujuan kehadiran seorang manusia dengan jiwa yang besar untuk keluarga dan bangsa. Dia memenangkan dirinya menjadi prajurit Tuhan, lebih dari itu, Tuhan punya waktu dengan dia.

Senyum telah sampai; balita munggil berbaring di samping dengan senyum premature, tanda dia baik-baik dalam pelukan. Kamu akan memiliki mama yang hebat, seperti sa mama di kamar sebelah. Sa punya satu pilihan untuk kamu disini, selalu yang terbaik hari ini, besok, lusa dan nanti menjadikan kamu manusia yang dewasa memimpin keluarga dan bangsa. Setiap senyum tidak selalu menyenangkan, kamu akan punya ketidakpastian hidup, tapi diantara itu kamu punya kebahagiaan sempurna. Mama ada setiap angin yang kamu hirup dari tanah ini.

Seperti perjuang ini, kamu ada di dalam pelukkan cinta yang tidak akan perna berkurang. Hanya sa punya cinta. Lebih dari itu kamu punya kasih sayang yang Tuhan punya. Kota ini memberikan kisah yang banyak, cerita masa anak-anak, remaja hingga dewasa, Nak! kamu akan disana bersama cerita itu, mengulang jejak mama. Semoga pilihan hidup yang berproses menjadikan semua baik-baik saja, ada bening senyum dalam keluarga, suku dan bangsa. Mama punya banyak Doa, kamu adalah Doa baru, pertama dalam 2022, setiap saat dan sepanjang waktu. Mama dan tanah ini selalu berpijak kemana pun kamu pergi. Mama tidak berubah. Seperti hari ini, ada di samping.

“Nak, dengar mama mau Doa,” bisik mamanya pelan setelah banyak cerita pada diri sendiri di ruang kamar gelap tanpa kata yang keras. Kepada anaknya yang baru lahir tiga minggu yang lalu. Balita itu tutup mata, tidur lelap, mimpi masa depan yang cerah untuk mamanya dan bangsa ini.

Share this Link

Comments are closed.