MK – Hari Jumat, Media sosial ramai dengan tuit kepergian wajah seorang perempuan Papua. Saya tidak tau, siapa Yakoba? Saya ketemu beberapa foto di media Sosial yang beredar, wajahnya menggenggam microphone, sedang menyenyanyi dengan rasah yang dalam; persis seperti penyanyi Afro Amerika, Afrika. Saya penasaran, siapa perempuan ini? kok, bisa meninggalkan duka bagi banyak orang.
Saya mencari informasih tentang perempuan ini di mace google dan beberapa teman,”kaka itu Dia paling suport anak-anak di gerakan, Dia punya suara juga bagus sekali. Banyak orang bilang Dia seniman,” cerita Sali setelah saya bertanya tentang Yakoba Wonsiwor. Di plafon media, banyak orang berpikir tentang Seniman Parempuan Papua; di banyak konser di Papua, Ia menghibur telinga-telinga yang sudah luka, coba menyembuhkan beberapa luka yang tidak selesai. Ibu Yakoba dan music akuistik dalam warna cultural, cinta kedamaian dan menyukai kesenian lokal dari pikiran yang cerdas.
“Jangan kita terlena dengan situasi, kita tetap baku jaga,” kata Yakoba sebelum menyanyi di salah satu acara music di Papua. Sumbernya di youtube.
Di kediaman bapak Willem Wandik, Yakoba menyanyi bersama grup musik akuistik Kaonak Papua “Sem Kapisa dia buat lagu ini Dia minta kepada Kamasan untuk asah parang ini baik-baik, saya seperti parang jadi tolong asa saya baik supaya waktu saya pulang ke kampung saya dipake untuk bekerja,” kata Yakoba menggartikan lagu Sem Kapisa dalam bahasa Indonesia yang puitis.
Setelah dapat informasi; saya berpikir, wajar banyak orang di Papua berduka hari ini. Papua kehilangan wanita power internasional. Saya tidak mengenalnya tapi dari karyanya, saya ikut berduka. Yakoba membangun banyak UKM lokal dari kecil, Ia berhasil melihat zaman yang sudah barubah dan baju, mencoba konsep melihat tantangan kedepan. Komunitas UMKM milik Almarhuma berbasis budaya, telah memiliki beberapa toko dan galeri di wilayah Papua. Beberapa produknya bahkan sudah sampai ke negara lain seperti Belanda dan negara-negara di Afrika.
“Ada teman-teman dari Belanda yang menjual produk kita disana dengan mengggunakan label kami. Ada juga yang sudah buka toko di Afrika, Amerika dan bekerjasama dengan KBRI dan KJRI untuk memberikan tempat pameran untuk kita,”ujar Yakoba Womsiwor saat berlangsung Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Wilayah Supiori, Papua mengutip kronologi.id, Sabtu, (31/7 2021).
Yakoba Wonsiwor, perempuan Papua yang saya baru kenal setelah kepergiannya membuming dimedia sosial. Saya ikut menyebutnya” Seniman Papua dan Akademisi yang bergerak keluar.” Papua kehilangan. Seperti lagu yang Ia (Yakoba Wonsiwor) nyanyikan berjudul “Tra Akan Kembali.” Saya ingin menontong Yakoba Womsiwor live tapi Ia telah bernyanyi, setiap kepergian manusia yang dipangil pencipta, tidak mungkin kembali, kini kita hanya mengenal karya dalam suaranya, saya lambat bertemu karyanya, kata dalam lagu dan jejak UMKM dan komunitas musik kultural.
Yakoba Wonsiwor mungkin mengenal sosok perempuan hebat di dunia, khususnya di Amerika, Inggris dan Afrika; seperti Joan Anita Barbara Armatrading, penyanyi-penulis lagu dan gitaris Kittitian-Inggris. Phillis, Penulis (1753-1784) Everlyn Dove, penyanyi dan bintang film (1902-1987). Olive Morris, pejuang hak-hak sipil (1952-1979) dkk.
“Terima kasih sudah tulis ini dia mahasiswa saya yang cerdas dikelas dan suka bertanya ketika ada yang dia tidak paham hatinya lembut seperti suaranya dan banyak talenta yang dimilikinya dan ketika jadi dosen dia berjuang untuk membangun banyak hal satu yang pasti dia sudah mulai pasti ada yang akan teruskan semua ide dan harapannya RIP adeku syg,” Komentar Dr. Vince Tebay, Dosen Uncen didinding facebook untuk kepergian Yakoba Wonsiwor.
Almarhuma Yakoba, perempuan Biak kelahiran 22 April 1979. Yakoba merupakan dosen tetap program studi Hubungan Internasional di fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Cendrawasi. Ia ahli dalam bidang tarik suara; pelatih Paduan Suara, Owner Papua Canzone Quaya dan wedding organizer. Ia pertama kali merintis dibukanya Program Study Hubungan Intenasional di Universitas Cenderawasih. Saya ingin menyebut Almarhuma Yakoba Wonsiwor sebagai “Tokoh perempuan yang langkah.”
Jejak-jejak ide dan harapan di media sosial yang belum selesai menjadi pelajaran untuk orang Papua, khususnya Perempuan Papua. Ia meninggalkan Semangat.
( Nomen Douw)